11 - Kiss

4.6K 646 63
                                    

"Jinyoung, Guanlin sakit demam kan?"

Saat ini mereka sedang berkumpul dikantin karena memang saat ini sedang berlangsung jam istirahat.

"Hm. Kenapa?"

"Aku tau obat yang manjur untuk membuatnya cepat sembuh."

Samuel langsung menatap Daehwi sambil tersenyum dan mengerti maksud Daehwi.

"Oh ya? Obat apa?"

"Bukan obat, tapi ciuman."

Uhuk!

Jinyoung langsung menyambar minumnya sambil menepuk dadanya. Kenapa juga semua orang senang sekali membahas tentang ciuman? Ya Tuhan!

"Kau tidak percaya?" kali ini Samuel yang bertanya.

"Tidak, tentu saja. Mana ada yang seperti itu?"

"Dulu, Samuel pernah sakit demam. Dan keesokan harinya, dia langsung sembuh. Kau tau apa alasannya? Karena ada kecelakaan kecil yang membuat bibir kami bertemu."

"Hm paling juga kalian melakukannya dengan sengaja kan?"

Keduanya langsung menggeleng. "Tidak. Aku serius, saat itu memang kami belum berpacaran kok."

"Serius?"

"Tentu saja. Bahkan sejak saat itu hubungan kami menjadi canggung dan akhirnya Samuel memberanikan diri mengutarakan perasaannya." jelas Daehwi, sementara Samuel menganggukkan kepalanya bersemangat untuk meyakinkan Jinyoung.

"A-Aku tidak tau."

"Itu sih kalau kau ingin Guanlin cepat sembuh. Kau tau sendiri bagaimana gilanya dia dengan sekolah."

Jinyoung terdiam, dia menjadi berfikir kalau Guanlin sakit itu karena ulahnya. Jadi, mau tidak mau Jinyoung harus mencoba kan?

Jinyoung menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya pelan, membuat kedua orang didepannya terkekeh. Pasti Jinyoung akan terus terfikir oleh kata kata mereka tadi.

"Kau kenapa, Jinyoung?"

Tiba tiba Jihoon dan Woojin datang bergabung sambil membawa nampan.

"Daehwi dan Samuel selalu saja membahas ciuman, Jihoon~ ah tidak. Kau juga." adu Jinyoung sambil mengerucutkan bibirnya. Sementara Jihoon hanya tertawa, begitupun dengan Woojin.

"Mana Guanlin?" tanya Woojin.

"Dia demam." jawab Jinyoung sambil menyumpit kembali makanannya.

"Aku tau obat yang paling manjur!" ujar Woojin bersemangat.

"Diam. Aku sudah tau apa yang akan kau bicarakan." sarkas Jinyoung.

"Memang apa salahnya? Kalian akan menikah, bahkan kalian akan melakukan hal yang lebih dari ciuman!"

Jinyoung menghentikan kunyahannya dan menatap Woojin tajam. Dia lalu mencubit pelan pinggang Woojin dan mendapat ringisan dari sang empu.

"Aaak, Jihoon~ lihat si kepala kurang bahan ini mencubitku~"

Semua orang disana langsung mengalihkan pandangannya pada Woojin dan Jihoon secara bergantian.

"Apa ini? Apa kami melupakan sesuatu yang penting?" tanya Daehwi penasaran.

"Kalian berpacaran ya?" tebak Jinyoung sambil memasang wajah menggoda pasangan itu.

"Yaa begitulah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaa begitulah. Hehe" jawab Woojin sambil menggaruk tengkuknya. Sementara Jihoon hanya menunduk malu sambil mengusap pelipisnya dengan telunjuknya.

"Ah~ jadi ini alasan kalian kemarin pulang duluan huh?!" tanya Samuel.

Keduanya mengangguk.

"Pokoknya aku tidak mau tau, kalian harus mentraktir kami. Tidak ada penolakan. Dan kau Jinyoung-"

"Apa? Kenapa aku?"

"Jangan lupa berikan obat yang kami sarankan untuk Guanlin."

"Ih Daehwiiiii!"

***

"Aku pulang."

Jinyoung melepas sepatunya lalu menyimpannya ke atas rak. Dia berjalan sambil sesekali matanya melirik ke atas, kamar Guanlin.

"Sepertinya dia tertidur, lebih baik aku memasak dulu saja."

Jinyoung menyimpan tasnya di atas sofa lalu berjalan menuju dapur. Dan mulai mempersiapkan bahan juga peralatan masaknya.

Saat Jinyoung sedang memasak, tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang tidak disadarinya.

"Kau sudah pulang?"

Jinyoung langsung melirik ke belakang dan menemukan Guanlin dengan penampilan acak acakan dan suara seraknya.

"Eum. Kenapa turun? Kau butuh sesuatu?" Jinyoung mematikan kompornya terlebih dahulu lalu menghampiri Guanlin.

"Aku haus." jawab Guanlin sambil menuangkan segelas air, lalu ia meminumnya. Tangan Jinyoung terulur untuk mengecek suhu tubuh Guanlin.

Masih panas.

"Kenapa masih panas?"

"Maaf. Tadi setelah makan aku lupa memakan obatnya."

Jinyoung menatap Guanlin dengan dahi yang mengerut. "Kenapa bisa lupa?"

"Karena aku lupa."

"Guanliiiiin~"

Guanlin terkekeh lalu tangannya mengusak rambut Jinyoung. "Iya, maaf. Aku akan memakan obatnya."

Jinyoung terdiam, ia jadi teringat dengan perkataan teman temannya tadi siang. Bahkan sekarang tanpa sadar Jinyoung mulai memperhatikan bibir Guanlin.

"Jinyoung?"

Jinyoung tersentak lalu menatap Guanlin. "U-Uh?"

"Kenapa melihatku seperti itu?"

Jinyoung terlihat gugup. Ia memainkan ujung seragamnya dan terus berfikir apakah ia harus melakukannya atau tidak. Tapi ia juga kasihan dengan Guanlin jika terus terusan berada dirumah, itu pasti membosankan.

"Em G-Guanlin-"

"Hm?"

"A-Aku rasa, aku tau obat yang manjur untukmu..."

"Oh ya apa itu?"

Dengan cepat Jinyoung menempelkan bibirnya pada bibir Guanlin. Tangannya memegang kedua bahu Guanlin, dengan kaki yang sedikit menjinjit. Keduanya sama sama terkejut, tapi Jinyoung belum melepaskan bibirnya. Karena ia rasa, jika hanya dikecup sekejap itu tidak akan memberikan reaksi apa apa. Jadi ia membiarkan beberapa detik berlalu dengan bibir mereka yang menempel.

Saat pipinya sudah mulai panas, Jinyoung melepaskan tautan itu. Tetapi Guanlin menahan pinggangnya, membuat jarak wajah mereka sangat dekat. Bahkan sampai membuat hidung mereka bersentuhan satu sama lain.

"G-Guanlin, i-itu aku-"

Guanlin memiringkan kepalanya dan semakin mendekati wajah Jinyoung hingga bibir mereka hampir bertemu, membuat nafas Jinyoung tercekat. Bahkan nafas hangat Guanlin begitu terasa pada permukaan bibirnya.

"Aku pasti akan membalasmu jika kondisiku sedang sehat, jangan mengujiku."

Setelah mengatakan itu, Guanlin memundurkan wajahnya dan mulai melepaskan tangannya dari pinggang Jinyoung. Dia tersenyum lalu mengusak kepala Jinyoung dan berlalu dari sana.

Jinyoung langsung merosot saat Guanlin sudah pergi dari sana. Dia memegang jantungnya yang berdetak terlampau cepat.

"I-Itu tadi, apa?"















































TBC

Pendek hehehe maapyak

Maaf juga kalo ada typo, atau ga nyambung dan segala macamnya maapin😁

Makasi buat yg baca, vote, apalagi sampe bom komen yang bikin gue semangat lanjutinnya:")

Vommentnya jan lupa ya sayangkuu

✔ Marry You ~pandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang