Ada yang kangen gak?:")
T+ sih kayanya ini😌 wkwk gadeng
Jinyoung memakan cookies nya sambil menonton acara kesukaannya. Dia sudah selesai membereskan rumah dan mencuci. Guanlin sudah pergi semenjak pagi karena ia ada kelas.
Ngomong ngomong, Guanlin sudah masuk universitas ternama di Seoul sambil bekerja magang di perusahaan kakeknya. Sementara Jinyoung, dia sudah meminta izin untuk tidak melanjutkan ke universitas terlebih dahulu. Dia sudah sepakat dengan Guanlin karena takutnya disaat ia memasuki universitas, dia bisa saja hamil. Dan itu akan cukup merepotkan.
Jinyoung terlalu larut dalam tontonannya sampai tidak sadar ada seseorang yang sudah memasuki rumahnya.
Cup
"Hai, sayang."
Jinyoung refleks terkejut saat ada yang mengecup pipinya dan hampir menumpahkan cookies yang berada pada genggamannya.
"Kenapa kau terkejut begitu? Melamun?" tanya Guanlin sambil merapihkan rambut Jinyoung dari samping.
"O-Oh kau sudah pulang?"
"Eum. Kau tidak sadar saat aku membuka pintu tadi?"
"Maaf.."
Guanlin terkekeh lalu mengecup pelipis Jinyoung.
"Kenapa meminta maaf, eh?"
Jinyoung menggeleng lalu menutup cookies nya dan ia simpan di atas meja. Ia langsung memeluk suaminya dan membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya. Guanlin tentu saja dengan senang hati membalas pelukan istrinya sambil mengusap usap kepalanya.
"Guan.."
"Ya, sayang?"
"Setelah ini kau pergi ke kantor?"
"Ya, satu jam lagi aku akan pergi ke kantor. Kenapa hm?"
Guanlin melepaskan pelukannya dan menangkup wajah mungil Jinyoung yang sedang mengerucutkan bibirnya dan menggoyangkannya pelan.
"Aiyuyuyu~ lucunya"
"Bisakah kau tidak pergi hari ini?"
Guanlin mengernyitkan dahinya. "Kenapa?"
Jinyoung meraih jemari Guanlin yang berada pada pipinya dan melingkarkannya pada pinggangnya. Sementara tangannya langsung melingkar pada leher Guanlin dan menariknya mendekat.
Guanlin sempat bingung sampai ia mengikuti kemauan Jinyoung.
"Aku ingin bersamamu hari ini. Boleh ya~?"
Guanlin mengusap punggung Jinyoung lalu menarik tubuhnya untuk duduk diatas pangkuannya. Membuat Jinyoung semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku akan pulang cepat."
Jinyoung menegakkan tubuhnya membuat pelukan itu terlepas sambil merengut sebal.
"Aku memintamu untuk tidak pergi, kenapa malah mengatakan kau akan pulang cepat?"
Guanlin langsung bingung dengan sikap Jinyoung. Tidak biasanya Jinyoung merajuk seperti ini.
Biasanya jika Guanlin pulang, Jinyoung akan segera menghampirinya dan membawakan tasnya. Tak lupa sebuah kecupan mendarat pada bibirnya. Guanlin memaklumi kalau tadi mungkin Jinyoung sedang fokus menonton maka dari itu Jinyoung tidak sadar. Mungkin?
"Kau kenapa hm? Tidak biasanya kau seperti ini. Kau juga belum memberikan kecupan selamat datang padaku?"
Jinyoung kembali melingkarkan tangannya pada leher Guanlin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Sudah kubilang aku hanya ingin bersamamu hari ini Guanliiiiiin" rengek Jinyoung sambil menggoyangkan tubuhnya.
Guanlin langsung menghentikan Jinyoung karena ia takut sesuatu dibawah sana bisa saja terbangun karena pergerakan tubuh Jinyoung.
"Okay, okay. Aku akan mencoba meminta izin. Sekarang diam ya"
"Serius?"
"Iya sayang, serius."
"Yasudah cepat telfon atasanmu"
Guanlin hanya mengangguk kaku lalu mulai mengambil ponselnya. Meskipun ia sedikit tidak tenang karena sekarang Jinyoung sedang berada dipangkuannya sambil mengendus ngendus lehernya.
"Halo ketua Kim?"
"Ya, Guanlin. Kenapa?"
"A-Aku izin tidak masuk hari ini. Bisakah?"
"Apa ada masalah?"
"A-Ah ya, dirumahku ada sedikit masalah. Jadi--"
"Yasudah, tidak apa apa. Selesaikan masalahmu, agar kau bisa bekerja besok."
"Baiklah, terimakasih ketua Kim."
Pip
Guanlin langsung menyimpan ponselnya dan menangkup wajah mungil istrinya. Dia menempelkan punggung tangannya pada dahi Jinyoung untuk mengecek suhu tubuhnya.
Normal. Tapi Jinyoung kenapa?
"Ish, aku tidak sakit Guan!"
Guanlin mengernyitkan dahinya. Sejak kapan Jinyoung jadi semanja ini? Bahkan sekarang Jinyoung semakin memajukan tubuhnya memeluk Guanlin semakin erat sehingga tubuh mereka sudah sangat menempel.
"Kau aneh hari ini."
"Hoek! Hoek! Uhuk..."
Guanlin langsung tersadar dan secepatnya berlari menghampiri Jinyoung yang sudah menopang tangannya pada westafel sambil memuntahkan cairan dari mulutnya.
"Sayang, kau kenapa?"
Cemas Guanlin sambil ikut mengurut tengkuk Jinyoung, membuat Jinyoung semakin mengeluarkan isinya.
"Hoek! Uhuk G-Guan--h aku--h--"
Ucap Jinyoung terbata bata. Dia memegang tangan Guanlin yang menopangnya dan menyenderkan tubuhnya pada Guanlin. Wajahnya sangat pucat, dan sedetik kemudian tubuhnya ambruk.
"Jinyoung!!!"
Guanlin panik. Ia langsung mengangkat tubuh Jinyoung dan membawanya ke kamar mereka.
Setelahnya ia baringkan tubuh Jinyoung perlahan dan ia mulai mengambil ponselnya. Ia mulai mencari kontak Ibu Jinyoung.
Guanlin menggigiti kuku kuku jarinya dengan perasaan cemas. Memang akhir akhir ini Guanlin merasa ada yang aneh dengan kelakuan istrinya yang sedang terbaring itu.
"Halo?"
Guanlin langsung menegakkan tubuhnya, dan berbicara dengan cepat "Halo, bu. Jinyoung pingsan, tadi saat aku pulang tiba tiba--"
"Hey, hey Guanlin, tenangkan dirimu dulu. Bicaralah pelan pelan."
Guanlin tersadar dan menghela nafasnya sebelum ia kembali berbicara.
"Saat aku pulang tadi, Jinyoung jadi bersikap sangat manja dan tiba tiba saja dia muntah muntah dan setelah itu pingsan. Apa aku bawa ke dokter saja?"
"Jinyoung muntah muntah dan bersikap lebih manja?"
"I-Iya.."
"Kau yakin?"
"Aku yakin, bu. Bahkan saat aku pulang tadi--"
"Bukankah itu terlalu jelas, Guanlin?"
"M-Maksud ibu?"
"Jinyoung hamil."
Dan Guanlin merasa tubuhnya kaku seketika.
"H-Hamil?!"
Udah~ wkwkwk😳
Yeayy selamat jinyoungnya udah jadi bumil(♡˙︶˙♡)
Ini udah debuan di draft baru sempet dilanjut dan publish sekarang wkwk. Mana gantung lagi, gorok aja authornya sapa sih yang buat nih .g
Udah deh gitu aja, jan lupa vommentnya. Jan lupa mampir ke work sebelah ya, thank u❤
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Marry You ~pandeep
Roman d'amourSemua bercerita tentang Guanlin, Jinyoung, dan perjalanan cinta mereka yang terjalin karena sebuah perjodohan. ⚠ bxb ⚠ dilarang salah lapak ⚠ mpreg