Aku gatau kenapa aku seneng banget gantungin cerita hng maaf itu tidak disengaja:( /blah
Guanlin harap harap cemas menunggu Jinyoung yang sedang berada di dalam toilet. Tadi tiba tiba saja Jinyoung terbangun dan langsung berlari ke dalam toilet.
Tentu dengan sigap ia membantu istrinya mengurut tengkuknya. Ia juga sempat membeli testpack seperti suruhan Ibu mertuanya.
Dan saat ini Jinyoung sedang memastikannya didalam.
Cklek
Guanlin langsung menghampiri Jinyoung dan memegang pundaknya, tetapi Jinyoung hanya menunduk tanpa menatapnya.
"Sayang?"
Jinyoung mengangkat kepalanya, dan Guanlin hanya bisa tersenyum tipis saat melihat Jinyoung menangis. Dia menarik Jinyoung ke pelukannya dan memeluknya erat.
"Hiks..."
"Sudah, tidak apa apa. Mungkin ini belum waktunya."
Suara tangis Jinyoung semakin keras, dan Guanlin semakin mengeratkan pelukannya pada Jinyoung sambil mengusap punggung juga kepalanya.
Terus merapalkan kata menenangkan untuk istrinya, Guanlin tak sadar kalau ia terlalu erat memeluk istrinya.
"Hiks.. K-Kau menjepitnya, Ayah.."
Deg
Guanlin langsung melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Jinyoung.
"K-Kau bilang apa tadi?"
Jinyoung tersenyum dan mulai mengelus pipi Guanlin. Air matanya masih mengalir, tetapi isakan Jinyoung telah terhenti.
"Kau menjepitnya, Ayah..."
"Oh, god."
Menarik kembali Jinyoung kepada pelukannya sambil mengecup pucuk kepala istrinya.
"Terimakasih sayang, terimakasih-"
Jinyoung melepaskan pelukannya saat mendengar suara Guanlin yang tersendat.
Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Guanlin menangis. Ini kali pertama Jinyoung melihatnya menangis, karenanya ia langsung menangkup kedua pipi Guanlin dan mengelus air matanya yang mengalir.
"Guan, jangan menangis."
Guanlin hanya mengangguk pelan sambil meyakinkan Jinyoung. Tangannya mengambil kedua tangan Jinyoung yang menangkup pipinya lalu mengecupnya lama.
"Aku.. hanya senang. Kau telah melewati banyak hal, tapi aku-"
Jinyoung mendekat lalu berjinjit dan mengecup bibir Guanlin.
"No, kau melakukan itu untukku. Ah, sekarang menjadi untuk kami, kan?"
Jinyoung tersenyum sambil terkekeh pelan, menampilkan deretan giginya yang rapih. Membuat Guanlin ikut tersenyum dan kembali mengecup bibir Jinyoung.
"Aku akan berusaha menjadi suami- sekaligus Ayah yang baik untuk kalian."
"Terimakasih, Guanlin Daddy~"
Keduanya tertawa dengan air mata yang masih mengalir. Air mata bahagia.
Mereka bahagia.
☆☆☆
Saat ini mereka sedang duduk bersebelahan dengan kedua tangan Guanlin yang melingkar pada bahu Jinyoung memeluknya. Juga tangan Jinyoung yang setia melingkar pada bahu Guanlin.
Setelah kejadian mengharukan itu, Guanlin langsung menghubungi kedua orang tuanya dan juga orang tua Jinyoung. Tentu mereka sangat senang mendengarnya karena itu yang mereka tunggu sejak lama.
Jinyoung mendongak dan matanya langsung bertemu dengan dagu runcing Guanlin.
"Guanlin, kau ingin anak laki laki atau perempuan?"
Guanlin balas menatap Jinyoung dengan menundukkan kepalanya.
"Apapun yang Tuhan berikan, aku akan menerimanya."
Mengecup bibir Jinyoung sekilas lalu melanjutkan bicaranya,
"Dengan kehadiranmu di hidupku saja sudah membuatku bahagia. Dan sekarang Tuhan sudah mempercayai aku untuk mendapatkan satu lagi kebahagiaan. Kau, dan anak kita, kalian adalah sumber kebahagiaanku."
Jinyoung tersenyum haru, tangannya terangkat untuk mengelus rahang suaminya dan menariknya lembut untuk mempersatukan ranum keduanya.
Mengecup lalu melumatnya sebentar dan melepasnya untuk menyatukan dahi keduanya.
"Kau juga sumber kebahagiaanku. Kau bekerja keras sendirian, dan aku hanya bisa mendoakanmu supaya kau selalu sehat dan kau bisa menjagaku. Menjadi kepala rumah tangga yang baik untuk keluarganya. Aku sangat mencintaimu, Guanlin. Terimakasih sudah menerimaku."
Guanlin menarik Jinyoung untuk ia peluk. Menumpukan dagunya di atas kepala Jinyoung sambil mengecupnya penuh sayang.
"Terimakasih juga sudah menerimaku. Aku selalu bersyukur karena Tuhan mempertemukan kita lebih cepat. Dengan begitu, kebersamaan kita akan lebih lama. Aku janji akan berusaha menjadi suami dan Ayah yang baik untuk kalian. Aku juga mencintaimu, sangat."
Jinyoung semakin melesakkan kepalanya pada leher Guanlin, memeluknya erat.
"Terimakasih sudah bekerja keras, sayang. Aku dan bayi kita menyayangimu." Jinyoung sedikit menaikkan kepalanya dan mengecup pipi Guanlin.
Guanlin melepaskan pelukan mereka dan mengelus perut Jinyoung yang masih rata.
"Hm, tumbuhlah dengan sehat anak Ayah.."
"Aku akan tumbuh dengan sehat, Ayah~" ucap Jinyoung dengan menirukan suara seolah olah itu bayi mereka yang berbicara.
Gemas
Guanlin lalu menarik kepala Jinyoung untuk ia bawa kedalam sebuah ciuman hangat.
Gyut~
"A-Aw! Sakit sayangku~" gaduh Guanlin sambil mengusap pinggangnya yang barusan menjadi sasaran Jinyoung.
"Aku sedang mengandung, tidak ada jatah Guanlin!"
Guanlin terkekeh lalu menunduk untuk mengecup bibir Jinyoung sekali lagi.
"Maaf, aku selalu lepas kendali jika bersamamu."
Jinyoung mengangguk lalu mengusap rambut Guanlin yang berada di atasnya.
"Kau harus tahan selama 9 bulan, oke?"
Guanlin menurunkan wajahnya agar sejajar dengan perut Jinyoung lalu berujar.
"Baiklah, Ayah mengalah demi anak Ayah. Jangan nakal, dan baik baik disana. Ayah dan Bunda menunggu kedatanganmu sayang." lalu mengecup perut Jinyoung lama.
Jinyoung tersenyum lalu mengusap rambut Guanlin yang sedang mengecup perutnya.
"Guanlin."
"Ya, sayang?"
"Aku tiba tiba ingin mengusap perut bosmu yang buncit itu."
"Hah?" Guanlin hanya bisa mengerjapkan matanya bingung.
Apa ini artinya Jinyoung sedang mengidam?
End.
Ini gantung juga gak?😂
Aku tau ini pendek, karena mood nulisku lagi jelek banget sumpah. Bawaannya marah marah mulu akutu kalo ada kata atau alur yang lupa, dan berakhir males nulis:(
Aku butuh komen kalian buat memperbaiki mood aku:") /plak
Ini beneran end ya. Gaada lagi bonchap bonchap. Kalo bonchab ada:( bonchabe AHAHAHA RETJEH:(
Atau mau lagi? Tapi hutangku masih banyak...................
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Marry You ~pandeep
RomanceSemua bercerita tentang Guanlin, Jinyoung, dan perjalanan cinta mereka yang terjalin karena sebuah perjodohan. ⚠ bxb ⚠ dilarang salah lapak ⚠ mpreg