"A-Ah Guanlin!"
Guanlin langsung membuka matanya saat melihat Jinyoung sudah terduduk dengan memegangi perutnya. Tangannya mencengkram lengan Guanlin dan matanya terpejam erat.
Guanlin langsung terbangun dengan tergesa dan memegang bahu istrinya dengan raut wajah khawatir.
"Kenapa? Kau kenapa, sayang?"
"P-Perutku─"
Guanlin semakin khawatir saat Jinyoung semakin mencengkram erat lengannya seraya mata indahnya terpejam seperti menahan sakit.
Guanlin benar benar tidak bisa berpikir jernih karena ia baru saja bangun secara spontan.
Sebelum suara Jinyoung kembali terdengar.
"─tidak apa apa hehehe"
Guanlin menghela nafasnya sambil menurunkan bahunya dan mengusap wajahnya.
Dia sudah khawatir setengah mati. Untung Jinyoung baik baik saja. Dia menarik Jinyoung kedalam pelukannya dan mengecup pucuk kepalanya.
"Kau membuatku khawatir, sayang. Kenapa kau tidak tidur?"
"Aku ingin makan ramen buatanmu." cicitnya pelan sambil menunduk.
Jinyoung kasihan sebenarnya karena Guanlin pasti sangat kelelahan. Kuliah sambil bekerja itu tidak mudah, tetapi mau bagaimana lagi? Ini permintaan bayinya sendiri, bukan Jinyoung.
Usapan pada kepala Jinyoung membuatnya mendongak.
"Aku akan membuatkannya untukmu."
Guanlin tersenyum, membuat Jinyoung tak tahan untuk menarik senyumnya juga.
"Terimakasih, maaf merepotkanmu malam malam."
"Eiy, kau tidak pernah merepotkanku. Kau 'kan tanggung jawabku. Tunggu ya?"
Jinyoung menahan lengan Guanlin yang akan beranjak dari kasur. Membuat Guanlin menoleh dan menatap Jinyoung penuh tanya.
"Aku ikut."
Tersenyum lalu mengangguk, Guanlin menuntun tangan Jinyoung untuk membantunya berjalan.
"Hati hati."
"Guanlin, bahkan umur kandunganku masih satu bulan. Aku bisa berjalan sendiri." kekeh Jinyoung lalu melepaskan tangan Guanlin yang sedang menopangnya.
"Aku hanya khawatir, sayang."
"Saat kau pergi kuliah dan kerja saja aku dirumah sendiri, Guan. Jangan khawatir oke?"
"Baiklah. Tapi kau harus tetap berhati hati ya?"
"Iya, sayang."
Keduanya terkekeh pelan lalu berjalan menuju dapur. Jinyoung menyelipkan jari jari mungilnya pada milik Guanlin.
Guanlin menoleh dan mendapati Jinyoung sedang tersenyum setelah menyatukan tangan keduanya. Membuat Guanlin terkekeh gemas dan mengusak rambut Jinyoung.
"Duduk disini, ya."
Guanlin menarik satu kursi dan mempersilahkan Jinyoung untuk duduk disana. Jinyoung mengangguk dan mulai menumpukan dagunya untuk melihat Guanlin.
"Guan, tunggu."
Guanlin berbalik dan menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"
Cup
"Semangat, Ayah~"
Guanlin sedikit tertegun ketika Jinyoung berdiri dan berjinjit untuk mengecup bibirnya.
Guanlin hanya bisa terkekeh lalu mengusap rambut Jinyoung dan memulai sesi memasaknya.
Jinyoung memandangi punggung Guanlin yang sedang berkutat dengan ramen miliknya. Dalam hati ia sangat bersyukur memiliki Guanlin didalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Marry You ~pandeep
RomanceSemua bercerita tentang Guanlin, Jinyoung, dan perjalanan cinta mereka yang terjalin karena sebuah perjodohan. ⚠ bxb ⚠ dilarang salah lapak ⚠ mpreg