2nd banquet : Slytherin

469 71 2
                                    


Topi Seleksi bernyanyi seperti biasa sebelum memulai seleksi untuk para murid-murid baru. Tidak mengherankan jika nyanyiannya mampu menarik perhatian para murid-murid baru yang memandang dengan penuh kekaguman.

Inikah Hogwarts? Wow!

Bukankah seharusnya seperti itu? Kecuali ketika di tempat yang sama berdiri seorang anak perempuan berumur sebelas tahun dengan rambut perak khas Malfoy yang terurai di punggungnya. Atropa Malfoy jelas menjadi bintang yang dicari-cari. Murid-murid Hogwarts menjulurkan leher hanya untuk melihatnya. Siapa katanya? 'Anak perdamaian'? Prodigy yang menguasai beberapa elemen dasar ilmu sihir di usia 7 tahun? Anak penyihir yang pernah menimba ilmu di sekolah muggle? Itukah dia? Atropa Malfoy yang hebat dan berprestasi?

Dan anak perempuan itu ditunjuk sebagai yang pertama dengan bangga oleh Profesor McGonnagal. Dia akan menjadi model bagi seluruh murid-murid di angkatannya. Murid terbaik di angkatannya dengan kesantunan dan kesopanan. Tata krama dan moralnya. Dia adalah gambaran yang pas untuk mewakili seluruh murid tahun pertama.

Dia adalah Atropa Malfoy. Dan orang-orang bertanya apakah Gryffindor atau Slytherin yang akan menjadi asramanya.

"SLYHTERIN!"

Padahal baru saja ditaruh di atas kepalanya, namun seolah tanpa penawaran, pilihan telah dijatuhkan. Orang-orang berpikir pasti darah ayahnya lebih kental daripada darah ibunya, lihat saja penampilannya. Dia Malfoy dan sepatutnya masuk Slytherin.

Tentu saja. Mereka berpikir begitu

karena ketidaktahuan akan apa yang bersembunyi di balik senyum ramah si Anak Perdamaian.

.

.

ATROPA MALFOY

[banquet for the bloody birdcage]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

.

.

2nd banquet

Slytherin

.

.

"Jadi, kau yang dipanggil 'Atropa', hm," suara asing terdengar dari arah belakang, "Malfoy?"

Atropa tidak berusaha untuk menyembunyikan tatapan kesalnya. James Potter memandangnya dengan sorot mata terhibur sambil mengangkat satu alisnya. "Kau kesal, eh? Menarik."

"James." Teddy memijit-mijit pangkal hidungnya seperti orang frustasi. Kilat-kilat lelah dan tajam di matanya jelas memberikan peringatan agar anak berdarah Potter-Weasley itu tidak memulai sesuatu yang akan membuat Ketua Murid laki-laki (Teddy) sakit kepala nantinya.

James tersenyum jenaka. "Hei, ayahku senang sekali berbicara tentangmu. Aku sampai-sampai berpikir jangan-jangan kau itu yang anak ayahku! Ahahaha!"

Atropa menatapnya dengan wajah gelap, sedangkan Teddy merapatkan bibir dengan wajah merah antara marah dan malu. James hanya mengeluarkan suara 'ops!', sadar bahwa candaannya sama sekali tidak lucu. Apalagi Teddy terlihat seperti ingin menceramahinya saat itu juga.

"Ck."

Atropa mengeluarkan suara tidak sabar dari mulutnya yang terbentuk dalam garis jengkel. Ia menggerakan wajahnya, menatap tajam anak laki-laki Potter itu dari ujung matanya.

ATROPA MALFOY (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang