4th banquet : "Profesor" Lupin

366 59 8
                                    


Biru gelap dengan semburat-semburat merah di ujungnya. Apa artinya? Mungkin rasa sakit hati yang terpancar jelas di raut wajah Edward Lupin adalah penjelasan yang paling masuk akal.

"Kau tidak pulang, 'kan?" tanyanya, di suatu malam ketika liburan musim panas telah selesai dan ia menghentakkan kopernya ke lantai di hadapan sepupunya tanpa kepedulian sedikit pun.

Ada emosi yang tak terbaca di kedua permata kelabu sang Malfoy. Sorot matanya terpaku ke bawah.

Teddy mendadak merasa gerah dan tidak sabaran. Nada suaranya lantas meninggi, "Kenapa kau bohong padaku? Kalau kau tetap tinggal, maka aku akan tinggal juga! Seharusnya kau katakan yang sebenarnya!!"

"Teddy," Atropa berkata, "aku bukan anak kecil lagi. Lagipula, seharusnya kau tahu."

Edward menjatuhkan pandangannya. Ada penyesalan yang mau tak mau harus ia tanggung saat itu. Karena ucapannya yang seharusnya tak usah keluar dari mulutnya.

"Tidak ada 'rumah'," sepupunya berkata dengan nada santai, "yang bisa kudatangi."

"Tapi, seharusnya kau bilang kalau..."

"Jangan marah, Teddy. Aku tidak akan bersedih," katanya lagi, "karena aku punya dirimu."

Dan kalimat terakhir itu membungkam mulut sepupunya. Teddy menatapnya sejenak. Sorot matanya sekilas tampak penuh rasa bersalah saat pemuda itu mengernyitkan salah satu alisnya. Ia menggaruk-garuk pelipisnya, mengulas senyum yang malah membuatnya terlihat salah tingkah.

"...Kau benar."

Edward tidak pernah menyadari, bahwa di masa depan nanti, betapa Atropa menyesali percakapan yang terjadi di hari itu.

.

.

"Aku akan selalu berpihak padamu.

Karena itu, jangan menangis.

Kau tak perlu menangis lagi, Atropa."

.

.

ATROPA MALFOY

[banquet for the bloody birdcage]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

.

.

"Perkenalkan, Atropa. Ini sepupumu."

Seorang remaja melambaikan tangannya dengan senyum ramah. Atropa memandangnya diam. Tidak tertarik, tidak peduli. Seandainya Harry tidak ada di sana, mungkin anak berumur 4 tahun itu sudah melangkah pergi dari tadi.

"Namanya Edward Lupin."

Remaja di samping Harry maju selangkah, mengulurkan tangannya. "Kau bisa memanggilku 'Teddy'."

Atropa hanya diam, mengabaikan uluran tangan di depannya. Teddy tidak keberatan walaupun dengan canggung ia menurunkan tangannya. Tidak apa-apa. Mungkin Atropa malu.

Waktu itu, Teddy mengikuti ucapan paman Harry untuk menemani sepupunya. Ia senang bisa bertemu sepupunya. Ia pernah satu kali ketika paman Harry menunjuk ke arah koran dan berkata, 'lihatlah, dia sepupumu'. Edward memandangnya dengan air muka ceria dan bersahabat. Kemudian, ia menggenggam tangan kecil itu dan mengajaknya bermain. Ia senang...bertemu seseorang yang memiliki darah yang sama dengannya. Keluarganya.

ATROPA MALFOY (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang