"Permisi."
Teddy Lupin memutar kenop dan masuk ke dalam. Tatapan matanya gelap dan tidak terbaca. Ia tidak menoleh ke manapun. Matanya lurus terpatri pada seorang laki-laki yang terbujur lemas, nyaris tewas di lantai kamar mandi. Senyum di bibir merah muda Atropa Malfoy tampak tenang, dingin dan mencemooh.
"Maafkan saya, profesor Lupin," ucapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Postur tubuhnya yang bersandar di salah satu pintu toilet tampak santai dan tanpa beban. Begitu pula ekspresi di mukanya tatkala gadis itu mengangkat tatapan matanya. "Orang itu terlalu banyak bicara."
Rahang Teddy mengeras. Dengan susah payah, menarik nafas dalam-dalam, mengubur semua emosi yang meledak-ledak di dalam hatinya. Hal seperti ini memang bukan yang pertama kalinya. Namun, sampai melakukannya di lingkungan sekolah—terlebih di dalam Hogwarts itu sendiri, Atropa benar-benar tidak menahan diri. Pasti murid ini sudah mengatakan sesuatu yang sangat menyinggung. Tapi, tetap saja... berbuat seenaknya seperti ini pasti akan merugikan banyak pihak.
"Pergilah, Atropa," pinta Teddy. Nada suaranya terjepit. "Aku akan mengurusnya."
"Sayang sekali." Atropa menoleh, tersenyum ke arah tiga temannya yang gemetaran dan menangis tanpa suara. "Teman-teman saya masih butuh waktu untuk memperbaiki penampilan mereka."
Ada ancaman yang membuat ketiga orang yang dimaksud terlonjak.
Teddy hanya bisa memejamkan kedua matanya. Biarpun ketiga siswi itu melihatnya dengan penuh harap, meminta tolong padanya, Teddy tidak bisa berbuat apa-apa. Atropa memegang kendali. Dan Teddy tidak bisa ikut campur di dalam keputusannya.
Profesor Lupin mendaraskan mantra dengan hati-hati saat menyembuhkan luka pemuda Ravenclaw yang baru saja menjadi sasaran sepupunya. Dan, tentu saja, Jampi Memori adalah hal mutlak yang harus dilakukan. "Aku akan membawanya ke Hospital Wing." Teddy menggendong si Ravenclaw di punggungnya.
"Itu yang terbaik," komentar sang Malfoy. Kemudian berkata lagi saat Teddy berjalan melewatinya ke arah pintu, "Saya juga akan mengajak teman-teman saya untuk beristirahat di kamar."
"Selamat sore, Atropa."
Teddy memutar kenop. Atropa tidak menoleh, namun kedutan bibirnya bisa terlihat dari arah Edward—jika dia menoleh ke belakang.
"Selamat sore, Teddy."
Hanya itu yang Edward dengar sebelum pintu sepenuhnya tertutup.
.
.
ATROPA MALFOY
Rozen91
Harry Potter © J. K. Rowling
.
.
ninth banquet
Knockturn Alley
.
.
"Master sudah mendapatkan apa yang Anda inginkan. Anda tinggal mengatur waktu untuk menemui beliau."
Punggung tangannya menutupi bibir yang setengah terbuka. Suara tawanya yang kecil itu terdengar masam. Begitu pula apa yang terlihat di kedua mata kelabunya yang setengah terbuka dan tampak malas. "Seperti yang diharapkan dari Mr. Blouchard. Dan jika saya berkata tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATROPA MALFOY (completed)
Fiksi Penggemar*cerita sebelum dan sesudah terjadinya "ATROPA:The Disappearance of Magic"* Kali ini adalah perjamuan untuk sangkar burung yang terkutuk. Semua orang di panggung sandiwara ini menari dan tertawa, berdialog dengan topeng yang terpasang sempurna. Mel...