Jihoon menghela nafas panjang untuk yang ke enam kalinya dalam waktu setengah jam terakhir. Dia menatap dua orang lelaki di dekatnya dengan kesal. Dua orang lelaki yang hanya saling membuang muka sejak tadi, dan tak ada percakapan sama sekali yang keluar dari mulut mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Lai Guanlin dan Lai Jinyoung. Kakak beradik yang mungkin kata 'akur' tidak tercatat di kamus hidup mereka berdua. Sebelas dua belas dengan Tom and Jerry.
"Jadi sampai kapan kalian hanya akan diam seperti ini?" Akhirnya Jihoon mengeluarkan kalimat kekesalannya. Dia sudah cukup jengah dengan keadaan yang sangat awkward ini.
Kedua lelaki itu kini menatap Jihoon, kemudian kembali membuang muka saat pandangan mereka bertemu.
Jihoon mengurut keningnya pusing. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe yang berada tak jauh dari kampus Jinyoung karena kebetulan hari ini Guanlin sedang tidak ada pekerjaan yang penting sehingga lelaki tinggi itu menyetujui ajakan Jihoon untuk bertemu sang adik dan memperbaiki hubungan mereka. Menyetujui dengan terpaksa lebih tepatnya. Tentu saja karena syarat yang Jihoon berikan untuk meminang lelaki manis itu secepatnya. Kalau bukan karena itu, dia masih tidak mungkin dia akan repot-repot meminta maaf kepada adiknya yang sangat menyebalkan itu.
"Guan, apa kau lupa tujuan kita bertemu Jinyoung saat ini?" Jihoon kembali bertanya sambil menyikut perut Guanlin yang duduk di sebelahnya.
Jinyoung sendiri tidak ambil pusing dengan pasangan kekasih yang berada di hadapannya saat ini, dia malah merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya. Mencari nama seseorang yang mungkin bisa menemaninya chatting saat ini. Sebuah senyum samar terukir di wajahnya saat melihat sebuah pesan masuk dari Daehwi. Bagaimana pesan ini sampai di saat yang sangat tepat? Mungkin takdir?
"Jinyoung... hey..." Jihoon memanggil Jinyoung yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya hingga mengabaikan ucapannya dan Guanlin."Ah... ya... kalian bicara apa?" Jinyoung memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku setelah sebelumnya mengunci layarnya.
"Kau sedari tadi tidak mendengarkan ucapanku?" Kali ini Guanlin yang bertanya, wajahnya benar-benar terlihat kesal pada sang adik. Pasalnya sedari tadi dia bicara cukup panjang untuk meminta maaf kepada Jinyoung , bahkan dia sudah merangkai kata-kata itu sejak semalam, dan ternyata Jinyoung sama sekali tidak mendengarkannya sedari tadi?
"Oh... dari tadi kau bicara padaku?" Balas Jinyoung enteng.
Jihoon segera menggenggam pergelangan tangan Guanlin yang terlihat sedang menahan amarahnya saat ini. Dia tidak ingin kakak beradik ini kembali bertengkar dan saling baku hantam, apalagi di hadapannya. Itu benar-benar tak ada dalam rencananya hari ini. Mereka bertemu saat ini untuk memperbaiki hubungan kakak beradik ini, bukan semakin memperburuknya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR [[ Panwink / Guanhoon ]]
Fanfiction"Tolong berpura-puralah menjadi istri Guanlin." "Kami akan memberikan bayaran senilai lima ratus juta won untukmu bila kau mau membantu kami berpura-pura menjadi istri Guanlin." [chapter 3, 6 dan 11 aku private] ☺️ Ranking : 431 IN FANFICTION (22/10...