"Ini minumlah." Hyungseob memberikan segelas orange juice kepada Jinyoung yang saat ini sedang menonton tv di ruang keluarga milik Hyungseob dan Woojin.
"Thanks." Ucap Jinyoung singkat kemudian kembali larut dengan acara di tv yang sedang menayangkan pertandingan sepak bola.
Hyungseob duduk di sebelah Jinyoung. "Jadi kapan kau berniat pulang ke rumahmu?"
Jinyoung mengalihkan pandangannya dari tv dan kini menatap Hyungseob kesal. "Kau mengusirku?"
Hyungseob menganggukkan kepalanya mantap, tidak takut dengan tatapan Jinyoung yang seakan siap untuk mengulitinya. "Sudah hampir sebulan kau tinggal di rumahku secara gratis, apa kau pikir rumahku ini tempat penampungan lelaki galau sepertimu ini?" Jawab Hyungseob terang-terangan.
Jinyoung mengambil dompet yang berada di sakunya kemudian menyerahkannya pada Hyungseob. "Ambil saja berapapun yang kau mau, tapi aku akan tetap tinggal disini."
Sebuah pukulan mendarat di kepala Jinyoung. Hyungseob memukulnya menggunakan dompet kulit miliknya yang cukup tebal. "Aku tidak butuh uangmu! Aku hanya butuh waktu untuk bermesraan dengan suamiku tanpa ada pengganggu sepertimu! Kau tau betapa tersiksanya aku menahan desahan saat bercinta dengan Woojin agar kau tak mendengarnya? Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus pulang hari ini juga! Titik!" Putus Hyungseob kemudian dia berjalan menuju kamar tamu, mengambil barang-barang milik Jinyoung dan melemparkannya pada pemiliknya.
"Aku tidak ingin pulang!!!" Jinyoung kukuh dengan pendiriannya.
"Kenapa? Kau takut tidak bisa menahan nafsumu bila melihat Jihoon?" Tanya Hyungseob curiga.
"Ahn Hyungseob!" Jinyoung terlihat tidak suka dengan pertanyaan yang Hyungseob lontarkan.
"Kau takut jatuh cinta dengan Jihoon? Iya?"
"Aku tidak mungkin jatuh cinta pada lelaki jalang itu!" Hardik Jinyoung.
PLAK
Hyungseob memukul mulut Jinyoung dengan enaknya, tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. "Jaga ucapanmu! Kau tidak berhak menyebut Jihoon seperti itu. Okay, dia memang salah karena telah melakukan sandiwara ini, tapi pikirkan dia juga punya hati, sama seperti Chi Hun."
"Jangan samakan dia dengan Chi Hun!" Jinyoung terlihat marah karena Hyungseob menyamakan Chi Hun-nya dengan lelaki tidak jelas asal usulnya seperti Jihoon.
"Berhenti menyakitinya... Chi Hun di surga pun pasti tidak akan suka melihat kelakuan brengsekmu ini."
Dan kali ini Jinyoung terdiam. Sorot matanya yang semula penuh emosi kini terlihat meredup.
"T-tidak... aku tidak akan membiarkan Guanlin tersenyum dengan lelaki jalang itu, dan melupakan Chi Hun yang harus kehilangan nyawanya karena ulah lelaki yang harus aku sebut kakak itu."
Hyungseob menghela nafas panjang, memang sulit berbicara dengan orang keras kepala seperti Jinyoung.
"Lalu marahlah pada Guanlin, bukan pada Jihoon yang tidak tahu apa-apa!" Hyungseob terlihat kesal.
Jinyoung lagi-lagi terdiam. Dia sadar yang diucapkan Hyungseob memang benar.
"Jangan karena kau tidak bisa menyalurkan nafsumu pada Chi Hun yang berstatus sebagai kakak iparmu, sehingga kau bisa seenaknya melakukannya pada Jihoon yang kau anggap bukan siapa-siapa. Kau terlihat seperti seorang pecundang, kau tahu?" Hyungseob dan mulut pedasnya terus menyerang Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR [[ Panwink / Guanhoon ]]
Fanfikce"Tolong berpura-puralah menjadi istri Guanlin." "Kami akan memberikan bayaran senilai lima ratus juta won untukmu bila kau mau membantu kami berpura-pura menjadi istri Guanlin." [chapter 3, 6 dan 11 aku private] ☺️ Ranking : 431 IN FANFICTION (22/10...