28. Shooting

1.6K 113 11
                                    

"Hello, guys! Yeay, setelah beberapa hari gue gak bikin vlog, akhirnya Fayla balik lagi! Sekara—"

"Diem, Fay! Bentar lagi si Devia take, nih. Lo berisik!" potong Zahra yang sedang jadi produser abal-abal.

Tugas membuat film berdurasi tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang ini memang diadakan setiap tahun untuk anak kelas sepuluh dan sebelas, tetapi mereka tidak dibagi secara berkelompok, melainkan mengerjakannya dengan angkatan masing-masing. Beda lagi dengan anak kelas duabelas, mereka diberi tugas film pendek secara berkelompok dan membuat novel cetakannya sendiri.

"Kamera, lighting, sama yang lain-lain udah siap belom, Cha?" tanya Zahra pada Acha yang notabenenya adalah kameramen sekarang. Maklum, dia bercita-cita sebagai fotografer dan koleksi kamera serta alat-alat untuk syuting dan foto sudah lengkap.

Acha mengangguk kemudian mengacungkan jempolnya. "Udah, Zah. Ayo, udah bisa dimulai!"

"Dev, lo udah hapal?"

"Sip, beres! Devia mah pinter. Calon aktris terkenal masa gak hapal," kata gadis itu menyombongkan diri. "Gak deng, bercanda. Doain aja jadi beneran. Aamiin," lanjutnya sambil loncat-loncat girang.

"Buruan! Gue juga pengen take tau! Gak sabar gue ngebully si Rapli, HAHAHAH!" Satria menyahut lalu bertos ria bersama Sofyan yang kedapatan peran menjadi pembully di sekolahan.

Ini hari Sabtu sore, mereka akan syuting di dua tempat: sekolah dan rumah Rahman yang memang besar dan luas.

Fikry jadi mendengus, "Diem dong, ini gue sama Devia, 'kan, jadi narator! Jan ganggu!" kata cowok itu jadi kesal sendiri sambil duduk dan memegang kertas berisi teks yang harus ia hapal. "Abis ini gue tau!"

Dandi yang lewat sambil nutrisarinya jadi menyahut, "Gak nanya, hehehehe."

-tbc-
A/N:
Harus tamat hari ini! Hwaiting, Kebas /nyemangatin diri sendiri/

Ditulis: Rabu, 27 Juni 2018
Dipublish: Rabu, 27 Juni 2018

Badboy Meet A Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang