05. Sendal Melayang

4.2K 224 18
                                    

Senin, hari yang rata-rata dibenci para siswa kini datang.

Upacara yang membuat keringat para murid banzalsix keluar banyak, membuat para murid kembali misuh-misuh kesal. Ada beberapa yang  berkeringat sampai bajunya basah—biasanya yang berada di barisan paling terik mataharinya. Ada yang sibuk pakai parfum, dan ada yang tidak peduli—sekalipun ia bau badan.



Lain halnya dengan Fayla, Audyra, dan Zahra. Baru selesai upacara, mereka sudah ngacir ke kantin Mbak Nisa.

Sebelumnya mereka bawa baju olahraga, karena setelah upacara memang pelajaran olahraga. Sungguh lelah rasanya. Tapi, lebih baik daripada langsung pelajaran matematika yang akan menguras pikiran demi menyelesaikan soal-soal dengan rumus.

"Wah, Mbak! Itu pada cabut, ya?" tanya Zahra menunjuk kakak kelasnya yang sudah jalan menuju ke arah kantin Mbak Nisa.

Tanpa menoleh pun Mbak Nisa sudah tahu jawabannya. "Kalo gak cabut terus ngutang, ya... paling mau bayar utang,"  Mbak Nisa menjawab sambil merapihkan meja kantin.

"Wah, parah sih, Mbak. Masa bolos ke kantin gitu," timpal Fayla sambil geleng-geleng melihat kakak kelasnya yang cuma beda setahun itu.

"Lah, Fay, kita 'kan juga lagi cabut. Gimana sih lo!" sahut Audyra dengan muka tidak santainya. "Ini, 'nih, lo kebanyakan gaul sama Zahra. Jadi ketularan bobrok, kan!"

"Lah kok gue?!" protes Zahra tak terima, sedangkan Fayla hanya memutar bola matanya malas. Lo juga bobrok Dyra, batin Fayla.

Begitu dua orang cowok—kakak kelasnya yang tadi mereka bicarakan—datang, mereka bertiga jadi kompak diam. Hanya terkekeh kecil sambil memandangi kakak tingkatnya yang sudah kelas duabelas.

Eh, tapi tiba-tiba Audyra jadi melotot.

Bukan karena kerasukan, tapi karena salah satu kakak kelasnya yang sedang duduk di meja kantin di belakangnya itu adalah orang yang menggeboknya dengan bola tepat di muka sampai lensa kacamatanya copot. Beruntung lensanya masih bisa dipasang dan tidak pecah.

"Eh, Kak.." panggil Audyra sambil memberi tatapan sinis ke dua orang cowok yang asik berbincang.

Fayla dan Zahra kompak menengok, seakan ada ikatan batin yang sama-sama mereka mengerti. Mereka tahu siapa yang menggebok Audyra kemarin, jadi pasti Audyra mau protes sekarang dengan kakak kelas yang mereka panggil 'si pitak' karena tidak tahu namanya.

"Lo yang ngegebok gue kemaren, kan, Kak?" tanyanya pada pemuda berambut sedikit pitak di bagian belakang.

Kakak kelas itu mengangguk dan Audyra kembali memberi tatapan peringatan sekaligus sinis pada cowok itu. "SAKIT TAU! LENSA KACAMATA GUA SAMPE COPOT!" omelnya kemudian berbalik kembali mengobrol dengan Zahra dan Fayla.

"Makanya kalo main bola tuh yang bener. Jangan asal tendang, sekali ngasal muka orang kegebok 'kan, tuh!" celetuk Zahra tanpa menoleh. Masih asik duduk di lantai lalu meneguk air mineralnya.

Satu lemparan sendal melayang mendarat di punggung Zahra. Membuat gadis itu mendelik dan berbalik kemudian menatap kakak kelasnya sangar.

"Lo belom pernah ngerasain sledingan gue, ya, Kak?" tanyanya sinis.

Fayla dan Audyra yang melihat temannya sebentar lagi akan mengamuk itu pun segera bangun, ingin membawa pergi Zahra.

"Sans dong, Zah. Sans. Udah ayo pergi," ajak Fayla yang sudah bangun sambil menarik tangan Zahra. "Debat sama kakak kelas mah mainnya gebuk-gebukkan."

Dan, ya! Ucapan Fayla juga berhasil membuat kedua cowok kelas duabelas itu melotot kesal.

-tbc-
A/N:
Selain gila, sebenernya Fayla juga asal ceplos, ketularan Zahra wkwk.

Ditulis: Selasa, 29 Mei 2018
Dipublish: Selasa, 29 Mei 2018

Badboy Meet A Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang