EXTRA CHAPT 2: Behind The Scene 'Bullying'

1.7K 72 0
                                    

P.s: bold-italic = suara Fikry
Italic = suara Devia

Oh iya, di sini banyak anak force 14 yang belum keluar di chapter-chapter lalu. Jadi, kalau kalian belum pernah baca namanya dan bingung, mereka adalah force 14.

*****

"Kita hidup di zaman modern; zaman serba bisa dan mudah. Hal yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa jauh, itulah salah satu lagu 'lama' semenjak barang-barang elektronik menjadi semakin canggih," ujar Devia lancar, walaupun masih sedikit menyengir-nyengir kecil.

Yesha berdecak. "Jangan nyengir gitulah, Dev. Lo kayak kuda balap kalau nyengir terus."

Devia mengerucutkan bibirnya. "Iya, iya, maaf atuh, Neng."

"Salah satunya handphone, kita bisa mengenal banyak orang, dari ujung dunia sekalipun." Setelah menarik napas panjang pelan, Fikry kembali bersuara. "Sayang sekali, kegunaan handphone sering disalahgunakan oleh banyak orang. Dan contoh penyalahgunaan ponsel adalah bullying."

Oke yang ini masih dalam tahap lancar.

*****

"Pian! Lo mah, udah gue bilang, kalau-nendang-kaki-tumpuannya-diputer." Perempuan bernama Zahra itu melipat kedua tangannya di depan dada. "Harus berapa kali gue jelasin biar lo ngerti?"

Tampak Sofyan yang berpikir sejenak, memukul pelan dagunya dengan jari telunjuk. "Gue maunya dibilangin sama Nissa Sabyan, baru deh ngerti."

"Kebanyakan ngimpi lo, cupang!" desis Fayla tajam. "Buruan, gue juga mau take kali, Yan."

"Apa, apa? Tadi lo manggil gue 'yang'?"

"Bukan!"

"Terus apaan? Eyang?"

"Sedikit lagi, sedikit lagi."

"Peyang?"

Kini Zahra mendengus pelan, kemudian memotong Fayla yang baru saja ingin menjawab. "Tepat sekali! Jawabannya memang peyang!" katanya sok antusias—walaupun hatinya berkata lain. "Lo bener, Yan. Lo berhak dapet 100 juta rupiah. Jangan lupa dipotong pajak 100 persen, ya!"

"Rasa-rasanya, gue ada hasrat pengen ngumpat sekalian nampol lo pake palu-nya Thor," balas Sofyan geram.





Ya siapa, sih, yang tidak geram punya teman macam Zahra, walaupun diri kita sendiri lebih bobrok?



"Yo, yo, yo ayo! Buruan dong, ah! Gue gak sabar mau edit-edit bareng mastah!" Zahra mulai menggila, lagi. Kini ia sudah joget-joget, serasa sedang konser dangdutan sambil goyang dayung.

"Oke, siap mamang! Kita take-nya gak bercanda lagi, deh!"

*****

Hari pengeditan video

"WOWOWO, GUE PRODUSER DAN KANG EDIT COVER FILM INI SIAP DI DEPAN PHOTOSHOP!" seru Zahra meramaikan rumah Rahman, lalu gadis itu mendudukkan diri di sebelah Dhanendra yang sedang bersama Reza. "Hello, mastah edit video!" sapanya ceria.

Badboy Meet A Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang