10. Tamu Dadakan

2.8K 196 7
                                    

...Sofyan bilang jangan tidur dulu...



Memangnya... ada apa?

Ah, Sofyan memang pintar membuat gadis itu bingung dan jadi berpikir. Tapi bodohnya, gadis itu menurut untuk tidak tidur terlebih dahulu.

"Ini gue mikirin si cupang?" tanyanya dengan gumaman kecil, sampai ia memukul jidatnya ia baru kembali bersuara. "HADOH FAYLAAAA! LO NGAPAIN MIKIRIN SI CUPANG?!" katanya kemudian menggaruk rambutnya frustasi. "Pake acara segala nurut lagi! Udah, ah, gue tidur aja!"

Baru juga tarik selimut lalu memejam, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela kamarnya, membuat gadis itu mendelik sembari merapalkan doa. Takutnya itu psikopat atau hantu.

"Astaghfirullahaladzim.. itu psikopat? Woy gue belom mau mati, ya gila aja kali!"

Fayla jadi menggenggam selimutnya erat. "Semoga bukan setan, semoga bukan psikopat, semoga bukan malaikat pencabut nyawa, semoga bukan perampok. Aduh gimana iniiiiiii?" kata Fayla dari dalam selimut.

"Cepetan pergi dong elah!" gerutunya kesal.

Tapi semakin Fayla diamkan, ketukan itu malah jadi semakin cepat dan keras. Fayla malah jadi takut kalau kakaknya yang berada di kamar sebelah jadi mendengar, bangun, lalu histeris sendiri.

Dengan terpaksa, Fayla membalikkan badannya di dalam selimut, kemudian membuka selimutnya kecil, hanya agar ada celah untuk mengintip siapa itu.

Perlahan tapi pasti, Fayla membuka matanya yang terpejam sambil terus merapalkan doa.

Saat matanya sukses terbuka untuk melihat dari celah selimut, kenapa yang muncul bayangan cowok tinggi, sedikit cungkring, dan dengan rambut khas badboy di sekolahnya?

SOFYAN?!

Fayla membuka selimutnya, jadi melotot kaget karena yang mengetuk jendela kamarnya malam-malam begini adalah Sofyan. Kalau tetangga tahu ada cowok datang ke rumah gadis lalu mengetuk-ngetuk jendela nanti akan disangka macam-macam, dan nyinyiran netizen itu tidak boleh terjadi.

Gadis itu jadi turun dari kasurnya, berjalan dengan kesal, siap melayangkan omelan pada teman sekelasnya itu.

"Woy! Lo ngapain ke sini sih?!" tanya Fayla setelah membuka jendela. Jangan lupakan fakta jika ia harus mengomel dengan suara pelan, karena takut ada yang mendengar.

Sofyan mendengus kesal melihat gadis di depannya ini. "Lo lama banget bukain pintunya. Kata lo cupang gue sekarat. Gue mau nengokin sekalian ngasih peletnya ke lo."

Gadis itu jadi melongo kaget kemudian tersadar kembali saat Sofyan mau memanjat lewat jendelanya. "Eits! Gak boleh! Sini, gue aja yang kasih makan. Sekarang, lo pulang. Kalo perlu bawa cupang lo sekarang juga gak apa-apa."

"Gak bisa, nanti Ibu gue marah lagi liat ada dua cupang yang berantem sepanjang hari."

"Ya udah! Sini peletnya! Udah sana lo pulang!" Fayla merebut plastik hitam dari tangan Sofyan yang ia yakini adalah makanan ikan. "Motor lo mana? Kok bisa ada di sini sih?"

Cowok yang dijuluki badboy itu jadi menghela napas. "Kapan lo peka sih kalo gue itu tetangga lo? Lo blok A gue blok D."

Lagi-lagi, Fayla hanya dibuat melongo dengan ucapan Sofyan.

Memangnya separah itu, ya, ketidakpekaan Fayla? Memang sih Fayla jarang keluar rumah. Paling tidak ia keluar untuk pergi ke warung atau benar-benar pergi dari rumah.

Tapi.. memangnya Fayla sangat tidak peduli sampai tidak tahu tetangganya sendiri?

-tbc-
A/N:
Tadi sahur aku ketiduran wkwk. Jadi baru bisa update sekarang, mianhae:(

Ditulis: Minggu, 3 Juni 2018
Dipublish: Minggu, 3 Juni 2018

-baskebas yang makin dagdigdug sama hari besok:" besok acu ketemu doi huhu:(-

Badboy Meet A Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang