Baiklah hari ini aku merasa lebih segar dari pada minggu-minggu lalu.
Setelah kejadian-kejadian aneh itu, setidaknya kini sudah lebih aman, mungkin.
Tes bertarung yang waktu itu dibatalkan karena kerusakan parah di arena. Jadi nilai yang seharusnya diambil dari tes itu diganti menjadi tes tertulis.
Semoga nilaiku tidak sampai rendah, karena waktu itu aku bahkan tidak bisa fokus belajar sama sekali.
Hari ini aku memutuskan untuk tinggal di asrama sekolah agar tidak terlalu merepotkan keluargaku dan mereka mengijinkannya.
Aku membereskan seluruh persiapan yang perlu kubawa ke asrama sekolah. Setelah itu aku berangkat ke sekolah.
Setelah tiba, aku langsung bertanya kepada pihak pengurus di bagian asrama. Tanpa berlama-lama, aku mencari nomor ruangan yang sesuai dengan nomor kunci ruanganku, nomor 724.
Sebenarnya jika luas seluruh bagian yang ada di sekolah digabung dengan seluruh luas asrama, luasnya bisa mencapai... Hm, aku tidak tahu berapa luasnya. Pokoknya itu seluruh bangunan ini luas sekali.
Oh iya, ruangan yang kuambil adalah kamar sendiri bukan campuran. Jadi aku bisa melakukan apa saja di kamarku tanpa diganggu siapapun!
Hari ini kelasku diadakan agak siang, jadi aku masih mempunyai waktu sebelum masuk kelas.
Aku memilih untuk melihat ke hutan sekolah. Ya, sekolah ini memiliki hutan sendiri yang luas. Tentu saja ada yang menjaganya, kata kebanyakan orang, hutan ini termasuk hutan yang aman dan sudah dibuat sejak beberapa abad yang lalu... Oh aku baru sadar sekolah itu sudah tua.
Saat aku memasuki gerbang hutan, kulihat ternyata banyak juga orang-orang yang datang kesini.
Aku masuk lebih dalam ke hutan dan kulihat sebuah danau yang sangat indah.
Jadi aku memutuskan untuk mendekat ke pinggir dan melihat danau itu lebih jelas.
Eh? Di dalam danau itu ada cahaya yang bersinar warna-warni. Akhirnya tanganku masuk dalam pinggiran danau untuk mencoba menangkap cahaya cantik itu.
Hampir.. Cahaya itu hampir kutangkap. Aku mencoba mendekat lagi namun...
aku terpeleset ke danau.
" Waaaaaa..." cepat-cepat kutarik nafas dalam-dalam dan menutup mata.
Eh? Tunggu-tunggu aku belum jatuh?
Aku membuka mataku dan melihat diriku berada di bawah pohon yang berada di hutan sekolah.
Hmm... Masa yang tadi hanya mimpi? Padahal kejadian tadi terasa nyata.
Kuedarkan pandanganku disekelilingku.
" Baiklah, kurasa tadi memang mimpi. Mimpi yang terasa nyata. " gumamku kecil.
" Bukan kok. Tadi memang nyata, padahal aku yang menangkapmu. "
Aku sangat kaget mendengar suara laki-laki di dekatku.
" Si-siapa kau? " ucapku spontan setelah mendengar suaranya.
" Tentu saja orang yang menangkapmu supaya tidak jatuh ke dalam danau. Oh ya, ketahuilah cahaya tadi itu adalah ilusi sinar yang memang berada di dalam danau itu. Hm... Apakah aku tidak mendapatkan sesuatu? "
" Baiklah, terima kasih " ucapku membalas suara laki-laki tadi.
Aku hanya bisa mendengar suaranya, namun aku tidak tahu ia dimana.
" Sama-sama, hm... Siapa namamu? Kamu terlihat unik. Namaku Raidon. " ia bertanya dengan sangat cepat.
" Namaku Lisa. Um... Salam kenal ya. Kurasa aku akan pergi sekarang, sampai jumpa lagi Raidon dan sekali lagi terima kasih untuk yang tadi. " aku harus cepat-cepat pergi. Aku mulai merasa agak canggung seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spirit Guardian [Sedang Direvisi]
FantasíaKetika aku mulai menyadari bahwa aku berbeda dari yang lain, semuanya mulai berubah. Pengorbanan atas setiap tindakan sudah pasti diperlukan. Namun, apakah semua ini harus terjadi? Kenapa dari sekian banyaknya orang, aku yang harus melakukan ini? A...