13. Zero?

59 36 22
                                    

Hari yang biasa dan membosankan. Selalu saja tidak ada yang menarik dari sekolah ini.

Sekolah yang bergengsi? Terkenal dengan lulusan murid-murid yang hebat? Kegiatan menarik dari sekolah?

Bohong.

Aku melewati jalur yang sama seperti keseharianku, menuju kantin sekolah ini. Banyak makanan berterbangan diatasku.

Bukan tanpa pelindung tentunya, sihir angin dari petugas kantin itu yang melindungi makanan hingga disentuh sang pemesan.

Aku berjalan menuju tempat pemesanan makanan yang selalu ramai itu.

Seketika kerumunan padat dan bising itu mulai senyap digantikan bisikkan kecil.

" H-hei, lihat dia datang. "

" Hati-hati."

" Ayo menyingkir, cepat-cepat... "

Aku berjalan kearah meja pesanan dan mereka menjaga jarak dariku.

Seperti biasa.

Setelah memesan makanan, aku segera pergi dari kerumunan pembisik itu.

.

Kini aku berada dilapangan, aku tiba lebih dulu dari murid yang ada dikelasku. Seharusnya kini sudah jam olahraga dan mereka telat.

Kulihat sepertinya lapangan disebelah sana mulai terangkat kelangit perlahan.

Kelas sebelah bahkan sudah memulai pelajarannya di atas wynth.

Aku memutuskan menunggu sambil duduk di bawah pohon sejuk itu.

Swuuuushh...

Angin yang bertiup kini makin kencang, namun hari ini...aku merasakan ada sesuatu yang aneh akan terjadi.

" Hei Zero! Ayo kita latihan! "

Oh, akhirnya ada juga yang datang.

" Oke. "

.

" Mama... " terdengar suara kecil dari seorang murid yang tertidur di kelasnya.

" Hah? " seseorang yang duduk sebangku dengannya terlihat heran dengan temannya.

" Baiklah murid-murid, seperti yang sudah saya jelaskan tadi... "

" Pst... Pst... Hei... Bangun, ayo cepat bangun... " ucap temannya itu sambil mengguncang perlahan orang disampingnya itu.

Walaupun telah diguncang berkali-kali, ia tetap tidak terbangun.

Kemudian kali ini temannya itu mengguncangnya dengan sangat keras.

Perlahan mata Zero yang tertidur pulas mulai terbuka perlahan.

Namun guru yang sedang menjelaskan itu melihat ke arah Zero yang masih berbaring di meja. Kemudian ia berjalan ke arahnya dengan muka kesal.

" Hei... Zero, bangun! " panggil temannya supaya Zero cepat bangun.

Tiba-tiba sebuah buku melesat dengan cepat ke arah kepala Zero.

Kali ini Zero tersentak karena terkejut.

Temannya kini diam sambil memandang buku ketika sang guru sudah berada di depan meja.

" HEI, DASAR KA...u... " Zero yang kini sudah terbangun terkejut melihat sang guru sudah berada tepat di depannya dengan muka marah.

Sepertinya guru itu sungguh kesal karena barusan diteriaki.

" Tidur pada saat jam pelajaran dan meneriaki guru dengan keras. Kau dihukum berdiri di luar kelas! " ucap guru itu.

My Spirit Guardian [Sedang Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang