Akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada Celosia tentang warna matanya.
" Um... ini... Sebenarnya warna iris mataku bisa berubah-ubah tergantung perasaanku. " ucap Celosia.
" Misalnya kalau aku terlalu senang mungkin warna iris mataku akan berubah menjadi agak kuning atau jingga. "
" Hm... coba kutebak, jika kamu merasa sedih, maka warna iris matamu akan menjadi ungu muda. Jika kamu merasa malu, maka warna iris matamu akan menjadi pink muda. Betulkan? "
" Ya, betul. " jawabnya.
Warna iris matanya sungguh unik.
" Namun jika warna iris matamu menjadi merah? "
Dia terdiam dan terlihat agak terkejut. Apa mungkin aku salah bicara?
" Um... Maaf, aku tidak bermaksud... "
" Tidak apa! Memang dulu juga banyak yang bertanya padaku. Warna iris mataku menjadi merah jika aku sedang marah. Itu memberi kerugian sekaligus keuntungan bagiku. " ucapnya.
Seingatku saat Celosia dalam kondisi seperti itu, sihir yang ia tunjukkan lumayan mengerikan.
" Kerugiannya adalah kontrol terhadap diriku sendiri menjadi lebih sulit. Namun keuntungannya tipe sihirku dapat berubah menjadi magicas. "
Magicas?
" Itu sangat menarik! "
" Terima kasih. Bagaimana denganmu? Apa mungkin ada yang mau kamu ceritakan? " tanya Celosia padaku.
" Aku tidak tahu apa yang bisa kuceritakan. " memang biasanya tidak ada yang terlalu menarik dariku.
" Oke... Tapi kalau kamu mau menceritakan sesuatu, kamu dapat menceritakannya padaku. Aku akan mendengarkan ceritamu, Lusi. "
" Terima kasih juga. "
" Sama-sama. "
~ • • • ~
Sementara itu di tempat lain dan saat yang sama...
" Jadi, yang harus kulakukan hanya mencari data tentang perempuan magicas itukan? " kurasa ini akan membosankan.
" Ya, hanya itu, namun jangan kau gunakan wujud hybrid mu itu. Kau tahu itu akan merepotkan jika manusia lain melihatnya. Cukup gunakan wujud manusia saja. Jangan membuat masalah, Clawsyer. " ucapnya padaku.
" Baiklah, sesuai dengan perintahmu, yang mulia Lich. " aku tidak bisa mengganggu mereka, namun mau bagaimana lagi? Jika ini perintah dari tuan Lich, sudah pasti harus kulaksanakan suka ataupun tak suka.
" Dan, aku telah mencarikanmu partner. Ia akan membantumu memata-matai mereka dari dekat. Ia dapat membantumu. " tambah tuan Lich.
Partner?
Oh... tidak, tidak... Aku lebih suka bekerja sendirian.
Tepat setelah ia mengatakannya, aku segera memandang kearah yang sama dengan pandangan tuan Lich.
Argh! Partnerku seorang perempuan... Apa tuan Lich tidak tahu ia kelihatan lemah?
Rambutnya berwarna agak kuning dan panjang bergelombang. Ekspresi wajahnya yang lembut namun menyimpan seribu makna dibaliknya.
" Silahkan, kalian berdua sudah bisa pergi. "
Setelahnya, aku langsung pergi menuju lokasi sekolah magicas itu meninggalkan partnerku. Tidak perlu lama, aku sudah tiba di atas pohon besar dekat sekolah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spirit Guardian [Sedang Direvisi]
FantasiKetika aku mulai menyadari bahwa aku berbeda dari yang lain, semuanya mulai berubah. Pengorbanan atas setiap tindakan sudah pasti diperlukan. Namun, apakah semua ini harus terjadi? Kenapa dari sekian banyaknya orang, aku yang harus melakukan ini? A...