TIGA hari berturut-turut, Leo selalu datang ke ruang seni sepulang sekolah hanya untuk mengecek loker 27.
Namun, post-it note berisi pesan singkat darinya masih tetap tertempel di belakang pintu, tanpa ada balasan dalam note tersebut maupun kertas yang baru.
Dan pagi ini, tepat pada jadwal kelasnya menggunakan ruang seni, Leo berharap tidak akan kecewa untuk yang ke sekian kalinya ketika dia membuka pintu loker.
Setelah mengembuskan napas panjang, tangan Leo pun bergerak untuk menarik pintu loker hingga terbuka lebar. Kedua matanya kontan membulat saat dilihatnya ada sesuatu yang berbeda di sana.
Catatan yang dia buat sudah hilang, tergantikan oleh post-it note baru dengan bentuk dan warna yang berbeda. Segera saja matanya menelusuri apa yang tertulis di sana.
*
Kamu mencariku?
- Rai -
*
Leo hanya mampu bergeming selama beberapa saat. Rai, batinnya. Udah gue duga, dia memang benar-benar ada. Dia juga manusia, bukan makhluk gaib kayak apa yang Sandy bilang.
Ketika tersadar kembali, Leo malah terpikirkan bagaimana cara dia membalasnya. Leo tentu tidak ingin ada anak kelas lain—yang memakai loker itu—membaca pesan yang dia tulis khusus untuk Rai.
Karena terlalu lama berpikir, Leo jadi tidak sempat melakukan apa-apa karena guru yang akan mengajar sudah memasuki ruangan.
Cowok itu mendecak dan buru-buru mengambil perlengkapan yang diperlukan, lalu memasukkan barang-barang ke dalam loker.
Terpaksa dia abaikan terlebih dahulu pesan dari Rai sampai pelajaran seni rupa berakhir.
---
(8 Februari 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Leo to Rai [END]
Short StorySebuah buku sketsa tanpa identitas Leo temukan dalam lokernya di ruang seni. Awalnya, Leo sama sekali tidak peduli. Hingga dia mendapati sebuah sketsa tak terduga di antara banyaknya gambar yang telah tercipta. Leo pun bertekad untuk mencari tahu s...