"JADI, selama ini lo cuma berpura-pura di depan gue sama Leo, Lin?" ujar Sandy pada Raileen—atau Alin, sama saja—dengan raut kecewa, ketika Leo mengatakan bahwa cewek itu adalah Rai yang sebenarnya.
"Dari awal lo ngedeketin gue juga karena lo tau Leo adalah sahabat gue. Gitu, Lin?" lanjut Sandy lagi. "Kecewa gue sama lo. Akting lo itu patut diberi penghargaan karena lo memainkannya dengan begitu sempurna. Hebat, Lin. Gue salut banget."
Raileen seakan tak terima dirinya disalahkan seperti itu atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan. "San, lo apa-apaan, sih? Gue nggak pernah manfaatin lo sama sekali! Dari awal kita kenal, gue bahkan nggak tau lo deket sama Leo!"
"Dan setelah lo tau, lo pasti mikir kalau lo deket sama gue, keuntungan pasti akan segera lo dapatkan. Iya, 'kan? Buktinya udah ada. Nggak usah ngelak lagi."
"Nggak gitu, San, gue nggak pernah berpikiran kayak gitu!"
"Gue nggak bisa percaya omongan lo lagi. Bisa aja, yang lo tunjukkan di depan kami ini cuma sandiwara seperti biasanya."
Sementara itu, Leo yang sedari tadi hanya memperhatikan perdebatan mereka menghela napas berat dan menepuk ringan bahu Sandy. "San, udah, tenang dulu. Biarin dia ngejelasin semuanya."
Sandy malah menatap Leo dengan heran. "Kok lo malah belain dia, sih? Sahabat lo ini udah dimanfaatin, Le. Gue korbannya di sini!"
"Nggak usah lebay, San." Leo memutar matanya. "Masalahnya nggak akan selesai kalau lo ngomel-ngomel terus tanpa dengerin penjelasan dia."
Kemudian, Leo menengok pada Raileen yang tengah menatap mereka dengan cemas. "Rai, jelasin."
Raileen mengangguk. "Jadi, dari awal gue kenal Sandy emang nggak tau kalau dia ternyata deket sama lo. Dan pas waktu itu juga, kayaknya gue belum suka sama lo, Le. Jadi ya semuanya ngalir gitu aja, sampai gue beneran deket sama Sandy kayak sekarang.
"Dan akhirnya gue tahu lo itu sahabatnya Sandy. Awalnya gue nggak pernah kepikiran buat nyamperin Sandy pas dia lagi sama lo. Tapi, karena beberapa hari lo kelihatan nggak peduli sama sketchbook gue, jadinya gue mutusin buat ... mulai bersandiwara."
Leo dan Sandy sama-sama terdiam, mencerna informasi lain yang masuk ke otak mereka. Lalu keduanya saling pandang, hingga Leo berkata, "Dia nggak manfaatin lo, San."
"Gue masih nggak percaya," balas Sandy, menyipitkan mata.
"Ya udah, terserah. Tapi gue percaya sama dia."
Raileen seketika merasa lega, dan dia tersenyum lebar. "Thanks, Le."
"Tapi maaf, untuk beberapa hari ini, gue nggak bisa ketemu sama lo dulu. Gue justru masih nggak bisa terima kenyataan kalau lo adalah Rai yang sebenarnya."
Seolah dijatuhkan kembali, senyuman Raileen langsung lenyap saat itu juga.
---
(23 Februari 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Leo to Rai [END]
Short StorySebuah buku sketsa tanpa identitas Leo temukan dalam lokernya di ruang seni. Awalnya, Leo sama sekali tidak peduli. Hingga dia mendapati sebuah sketsa tak terduga di antara banyaknya gambar yang telah tercipta. Leo pun bertekad untuk mencari tahu s...