FLTR - 22

1.6K 293 10
                                    

KEDUA tangan Leo dimasukkan ke dalam saku celana, sementara matanya tertuju pada seorang cewek yang kini memunggunginya, tampak sedang memegang surat yang Leo taruh di loker itu tiga hari yang lalu.

"Rai," kata Leo. "Lihat gue. Mau sampai kapan lo ngadep ke sana?"

Seperti terhipnotis, Raileen perlahan menutup pintu lokernya dan membalikan badan tanpa mengangkat kepala. "Le, gue bisa jelasin—"

"Harus. Gue memang butuh penjelasan," sela Leo dengan nada dingin, sampai cewek di hadapannya seketika tak bisa berkutik lagi.

Kemudian, Leo maju selangkah, membuat Raileen refleks mundur hingga punggungnya menabrak loker. Sebelah tangan Leo pun terangkat untuk dia letakkan di sisi kanan kepala Raileen, menopang sebagian berat tubuhnya.

"Dulu lo pernah bilang, lo itu suka banyak hal. Dan sekarang, gue jadi tahu. Selain fotografi, lo itu suka menggambar dan ... bersandiwara. Apa gue benar?" Tatapan Leo begitu terasa menusuk.

Cewek itu meneguk ludah. Dia pun memberanikan diri untuk mendongak dan balas menatap Leo tepat di kedua mata. "Gue mulai menyukai keduanya juga karena lo, Le."

Dahi Leo kontan mengerut dalam. "Apa hubungannya sama gue?"

"Karena sebelum gue suka sama lo, gue lebih dulu jatuh cinta sama karya-karya lo yang waktu itu pernah dipajang di ruang seni.

"Itu memotivasi gue untuk mengasah lagi kemampuan menggambar gue yang sempat gue tinggalin. Sampai akhirnya gue berhasil dan gue ingin membuat sketsa wajah lo dari potret yang pernah gue ambil secara diam-diam.

"Gue pengin lo lihat hasil karya gue, terutama gambar wajah lo sendiri. Tapi, sifat lo itu nggak memungkinkan lo untuk notice gue. Makanya, gue sengaja taruh sketchbook itu di loker lo di ruang seni.

"Awalnya, gue kira lo nggak bakal acuh sama sketchbook itu. Sampai akhirnya gue mulai bersandiwara, selalu muncul di depan lo sebagai teman Sandy yang nggak tahu menahu apapun tentang lo. Dan ternyata gue salah. Rupanya lo sepeduli itu sama 'Rai'. Sama gue."

Leo termangu setelah mendengarkan penjelasan panjang lebar dari mulut Raileen. Dia juga mendapati kesungguhan dalam sorot cewek itu, yang berarti sama sekali tidak ada kebohongan di dalamnya.

Tetapi, masih ada satu hal yang masih terasa ganjal.

"Terus gimana sama Sandy? Selama ini lo manfaatin dia supaya bisa dekat sama gue? Iya, Rai?"

Raileen sontak melebarkan mata. "Hah?"

Dan tanpa mereka duga, orang yang dibicarakan tiba-tiba saja muncul dari ujung koridor.

"ANJIR, LE! LO MAU NGAPAIN ANAK ORANG, HAH?"

---

(22 Februari 2018)

From Leo to Rai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang