"HAI, Le," sapa Raileen dengan senyuman kecil di wajah. "Ada apa?"
Leo yang berdiri di hadapannya terdiam sejenak, memandangi wajahnya tanpa ekspresi. "Gue perlu bicara sama lo."
"Oh, ya udah. Mau di sini, atau—"
"Di kantin aja."
"Oh, oke...."
Setelah itu, Leo berjalan terlebih dahulu menuju kantin, sementara Raileen menghela napasnya sebelum mengikuti di belakang. Langkah lebar Leo membuat cewek itu sedikit kesusahan untuk mengimbanginya.
Kantin sudah cukup sepi, sehingga mereka bebas untuk memilih meja manapun ketika sampai.
"Eum, mau ngomong apa, Le?" tanya Raileen ketika mereka sudah duduk berhadapan.
"Tentang yang waktu itu, gue salah. Gue minta maaf," ucap Leo dengan sungguh-sungguh.
"Yang waktu itu ... apa?"
"Saat gue bilang kalau gue nggak bisa ketemu sama lo dulu."
Kedua alis Raileen terangkat, kemudian dia manggut-manggut. "Emang, lo merasa salah di bagian mana?"
"Kata-kata gue," kata Leo. "Gue bukannya punya ekspetasi sendiri tentang sosok Rai, yang ternyata nggak sesuai perkiraan gue ketika kebenarannya terungkap bahwa Rai adalah lo. Nggak gitu. Gue punya alasan. Salahnya mulut gue malah asal nyablak gitu aja. Gue ... takut lo tersinggung."
Raileen mengerjap beberapa kali. Dia merasa lega bahwa keresahannya selama ini tidak benar-benar terjadi. "Ya, jujur aja gue tersinggung. Tapi, gue lebih mikirin di mana letak kesalahan gue, sampai lo nggak bisa terima kalau gue adalah Rai."
"Lo nggak salah."
"Syukur, deh. Terus, alasan lo ngomong begitu apa?"
"Lo beneran pengin tau?"
"Iya, lah. Jangan bikin penasaran, deh, Le."
Leo tak membalas, hanya diam sampai membuat Raileen gemas sendiri. Lalu, dia mengeluarkan sebuah buku sketsa dan memberikannya pada cewek itu. Buku sketsa yang menjadi penyebab terjadinya semua ini.
"Karena gue mulai tertarik sama lo," ungkap Leo, menatap Raileen lekat-lekat. "Dan gue harus bilang kalau gue lebih menyukai saat lo berperan sebagai Alin, temannya Sandy, di depan gue.
"Jadi, lo bisa mikir sendiri 'kan, gimana perasaan gue pas tau kenyataan yang sebenernya?"
---
(26 Februari 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Leo to Rai [END]
Short StorySebuah buku sketsa tanpa identitas Leo temukan dalam lokernya di ruang seni. Awalnya, Leo sama sekali tidak peduli. Hingga dia mendapati sebuah sketsa tak terduga di antara banyaknya gambar yang telah tercipta. Leo pun bertekad untuk mencari tahu s...