FLTR - 17

1.5K 292 3
                                    

TIDAK ada yang bisa Leo lakukan selain menggambar secara asal pada kertas kosong selagi menunggu Sandy di kantin.

Goresan halus pensil yang dia hasilkan nyaris membentuk wajah seorang perempuan. Leo tampak masih berkutat dengan arsiran pada rambut panjang yang diikat satu. Entah akan jadi siapa, Leo sama sekali tak terpikirkan.

Leo sendiri bahkan tidak tahu kenapa malah sketsa itu yang dia buat, mengingat saat ini dirinya sedang tidak menyukai cewek mana pun.

Dia mendengus geli. Rai melakukan hal ini juga, ketika menciptakan wajah gue di buku sketsanya, batinnya. Lah gue, mau bikin wajah siapa?

"Le!" Seruan seorang cewek tiba-tiba terdengar memanggilnya. "Sendirian aja, nih?"

Leo menengok, menemukan Alin yang berjalan menghampiri mejanya. Kemudian, ditempatinya kursi kosong di hadapan Leo.

"Kelihatannya gimana?" sahut Leo.

"Ya, sendirian," jawab Alin, lalu matanya tak sengaja melirik hasil karya Leo, hingga memandangnya dengan sedikit takjub. "Wah, itu gambaran lo?"

"Menurut lo siapa lagi?" Leo menyahut lagi dengan wajah datar.

Alin menampakkan cengirannya. "Iya, elo. Gue kan cuma basa-basi, Le." Dia menjeda sesaat. "Eh, tapi serius. Gambaran lo bagus banget, lho. Tapi, kenapa nggak ada mata, mulut, de el el?"

"Nggak apa-apa. Cuma gambaran iseng juga, jadi nggak diseriusin," balas Leo seraya mengedikkan bahu.

"Kasian, gambar aja nggak diseriusin. Gimana pacar lo entar?"

"Itu beda cerita, lah." Leo menegakkan badannya. "Lo pasti lagi mikir mau bahas apaan sama gue, makanya jadi ngelantur."

"Tau aja lo. Kan, gue udah bilang, lo pasti bakalan diem aja kalau nggak diajak ngomong."

"Hmm."

"Duh, Le, kenapa cuek banget, sih? Gue jadi gemes. Ah, gue butuh Sandy ada di sini sekarang juga!"

"Tungguin aja. Bentar lagi juga ke sini."

Mereka berdua pun terdiam. Alin hanya mengerucutkan bibir seraya mulao memainkan ponsel, sementara Leo, tanpa sadar tangannya sudah bergerak lagi untuk menyelesaikan sketsanya.

Hingga akhirnya selesai, Leo terdiam memandanginya, kemudian matanya sontak melebar. Hah, kenapa gue jadi gambar orang ini!?

Dan, tanpa Leo sadari, Alin sudah melihat hasil gambarannya dengan ekspresi yang tak jauh berbeda. "Le, itu kok mirip—"

"Hei, kalian berdua!"

Yang ditunggu akhirnya datang juga.

Sandy dengan cengiran lebarnya menghampiri mereka, namun matanya hanya tertuju pada Leo saat mengatakan, "Gue udah tahu siapa yang lo cari-cari, Le!"

---

(17 Februari 2018)

From Leo to Rai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang