MALAM ini, Sandy menginap di rumah Leo karena besok sudah memasuki weekend. Dan sejak tadi, pembahasan mereka tidak pernah jauh dari masalah yang mereka alami akhir-akhir ini.
Apa lagi selain tentang Rai?
"Gue bego apa gimana sih, Le?" Sandy yang berbaring di kasur Leo tampak frustasi. "Selama ini gue deket sama dia, gue sama sekali nggak tau Alin itu cuma nama panggilan, bukan nama asli. Sejak kapan sih, namanya jadi Raileen?"
"Sejak lahir, kali," sahut Leo, setengah bercanda. Dia duduk di kursi meja belajarnya sambil memetik gitar di pangkuan dengan asal. "Yakin lo beneran kenal sama dia? Satu organisasi, ke mana-mana sering bareng, tapi nggak pernah tau nama panjangnya."
"Ck. Bukan Alin aja sebenernya. Gue juga nggak hafal nama lengkap yang lain, Le. Lagian, selama ini orang-orang manggil dia Alin, ya gue kira namanya emang itu."
"Sampai kapan lo mau ngejauhin dia?"
"Heh? Nggak kebalik tuh pertanyaannya? Harusnya gue yang nanya gitu ke lo."
"Lo juga ngejauhin dia."
"Ya gue masih nggak terima aja selama ini gue temenan sama dia tuh karena ada udang di balik bakwan. Gue cuma dimanfaatin, cuy."
"Dia nggak manfaatin lo. Kemaren kan udah dijelasin."
"Ya tetep aja, susah buat percaya kalau kemaren dia nggak lagi akting di depan gue."
"San, sandiwara itu cuma dia lakuin untuk gue. Pertemanan lo sama dia nggak ada yang dibuat-buat. Nggak usah nambah-nambahin masalah."
Sandy menghela napas kasar, kemudian mengacak-acak rambutnya. "Lo pikir lo nggak, hah? Maksudnya apa sampe ngehindarin dia? Bukannya selama ini lo berusaha untuk cari tahu tentang dia? Kenapa setelah identitasnya terbongkar, lo seakan ngebuang dia gitu aja?"
Leo kehabisan kata. Sandy memberikannya pukulan telak.
Dan setelah cukup lama diselimuti keheningan, Sandy mendengar Leo berkata, "Karena dia Alin."
Cowok itu kontan mengerutkan dahi, bangun dari posisinya. "'Karena dia Alin'? Lah, emang iya dia Alin."
"Karena dia Alin. Dari awal, Alin dan Rai itu dua orang yang berbeda, San. Tapi, setelah tau keduanya ternyata orang yang sama, bisa dibilang gue jadi agak ... kecewa."
---
(24 Februari 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Leo to Rai [END]
Short StorySebuah buku sketsa tanpa identitas Leo temukan dalam lokernya di ruang seni. Awalnya, Leo sama sekali tidak peduli. Hingga dia mendapati sebuah sketsa tak terduga di antara banyaknya gambar yang telah tercipta. Leo pun bertekad untuk mencari tahu s...