Kicauan burung dan udara segar di bibir sungai itu membuat Hari ngan berlalu , seorang gadis cantik sedang duduk bermain dengan alam yang membawa kedamaian
Sunguh indah tempat ini , membuat diri ku damai
Bak berteduh di pundak perkasa sang ihwan
Sudi rasanya aku berpaling dari ini semua
Karena aku akan bahagia jika ada cahaya tuhan bersinar
Menerangi dan memberi kehangatan yang abadi
Ucap lirih si wanita yang berparas cantik sambil tetap memandangi bunga yang tumbuh di bibir sungai
Namun suara langkah kaki membuatnya kehilangan lamunan yang indah,
Langkah kaki itu ternyata milik si Ito dan Wawan
Wanita bergamis hijau muda tadi berlari menghindar agar keberadaanya tidak di ketahui oleh Ito dan Wawan
Namun percuma ternya Ito dan Wawan telah melihatnya dan mengejar si wanita
" Kami bukan orang jahat , kami hanya ingin bertanya dan meminta pertolongan " ucap ito mencegatnya
"Teman kami terjebak di pesantren gaib" Sambung Wawan
Si wanita ketika mendengar ucapan Wawan seperti menyembunyikan sesuatu dari balik wajah cantiknya yang tertutup cadar.
Wanita tadi tidak menjawab melainkan dia berjalan sedikit berlari seperti memberi isarat kepada Wawan dan Ito untuk mengikutinya
Dengan menyimpan rasa penasaran Wawan dan Itopun mengikuti si wanita cantik tadi hingga langkah mereka terhenti di sebuah rumah yang terbuat dari bahan - bahan Alam yang rapi sekali.
Ternyata wanita itu adalah anak si kakek yang telah menolong Ito Beberapa waktu yang lalu
"Kakek , Alhamdulilah ya Allah " Sukur Ito ketika melihat wajah sang kakek
"Ternyata kamu datang juga untuk bertangung jawab wahai anak muda " Ucap sang kakek
Wawan tidak paham dengan apa yang di katakan oleh Ito juga Si kakek
"Bertanggung jawab maksutnya apa ? " Ucap Wawan bertanya kepada Ito dengan nada yang lirih.
"Aku pernah mengambil apelnya tanpa izin " Jawab ito singkat dan membuat Wawan faham.
"Mari kita bercerita di dalam saja " Ajak si kakek
"Terimakasih kek " Jawab Ito masuk di ikuti oleh Wawan
"Apa yang sebenarnya terjadi ? " tanya kakek
"Teman kami terjebak di pesantren gaib kek " Jawab Ito memberi tahu kepada si kakek
Sangkakek hanya mengagukan kepala dan sedikit mengerutkan dahinya, seperti sedang memikirkan sesuatu
"Apa yang pernah kalian lakukan , sehingga berdampak seperti ini ?" tanya kakek
Wawan dan ito sejenak saling pandang
"Kami hanya mencari kayu bakar di hutan pesantren kami kek , namun kerna keteledoran kami jadi kemalaman pulang ke pesantren , seperti mana yang telah di janjikan oleh ustat zaky yang menghukum kami mencari kayu bakar " Jelas ito kepada sang kakek
"Lalu kenapa kalin bisa sampai ke tempat ini ?" tanya kakek
"Kami di kejar -kejar oleh setan berwajah datar kek, akhirnya kami terjatuh dan ketempat ini " Jawab si Ito
"Wajah datar , apakah di antara kalian ada yang melihat burung berbulu indah "
"Iya kek saya sempat mengejarnya ,namun tiba -tiba burung itu menghilang " Ucap Wawan penasaran
"Kembalilah kepesantren gaib , kalian harus cepat tolong teman kamu yang ada di sana , karna malam nanti adalah malam pesta besar rutin mahluk berwajah datar itu di gelar " Printah si kakek
"Tapai bagai mana kek ? " Tanya Tto cemas
"Iya kek, tolong teman - teman kami kek " Ucap Wawan memohon kepada kakek agar mau menolongnya
" Terimalah ini , jangan sampai hilang apalagi jatuh di tangan mahluk berwajah datar itu " Ucap kakek sambil memberikan sebungkus pelastik yang berisi batu - batu kecil. Entah apa gunanya aku juga tidak tahu.
"Untuk apa ini kek ?" Tanya ito
" Itu aalah batu suci , gunakan batu itu di saat kondisi mendesak" Jelas si kakek
" Baik kek , terimakasih " Ucap Ito walaupun tetap tidak paham
" Pergilah sekarang sebelum matahari tengelam " Perintah kakek
"Baik kek, " Jawab mereka dan bergegas untuk kembali lagi ke pesantren gaib itu , namun baru beberapa langkah si kakek memangil mereka kembali dan berkata
"Kalian akan di temani oleh meysa anak saya,"
Meysa adalah wanita yang di jumpai oleh Ito dan Wawan tadi di bibir sungai
"Meysa temanilah dua anak muda itu !!" Perintah si kakek kepada Meysa anak gadisnya
"Baik ayah handa " Jawab Meysa dan langsung mengerjakan perintah ayah handanya.
Dengan busur panah yang tergantung di pundaknya. Meysa berjalan paling depan memberi tunjuk
Walaupun tubuhnya di balut busana syar 'i , Meysa tetap lincah melompati ranting dan batang pohon yang tergeleta menghalangi jalan.
"Apa tidak sebaiknya kita istirahat dulu ?" Ucap Meysa
"Kami berdua masih kuat " Jawab Ito sedangkan Wawan hanya mengangukan kepala
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan , namun sebuah suara langkah kaki menghentikan perjalananya
" Sepertinya ada yang mengikuti kita ?" Seru ito
" Tetap berhati - hati " Ucap Meysa memberi peringatan kepada Ito dan Wawan
Sebilah kayu melayang mendekat kearah mereka bertiga dengan kencang.Namun meysa mampu menagkis batang kayu itu dengan busur panahnya.
"Sepertinya keberadaan kita sudah di ketahui oleh mereka " Ucap Meysa
"Awas Meysa !!" Teriak Ito disaat melihat sebatang kayu yang melayang di belakang Meysa
Dengan sigab meysa menghindar dan kembali menyerang batang kayu tadi dengan panahnya
Seppp ,anak panah Meysa menembus batang kayu hingga menempel di pohon besar yang ada di sekitar mereka.
"Kita harus lebih berhati - hati lagi " Jelas Meysa Sambil memperbaiki letak busur panah yang ada di pundaknya.
Siang hampir lenyap di telan kegelapan malam, Ito, wawan dan Meysa tiba sudah di depan gerbang pesantren gaib.
"Seprtinya di sana ada yang menjaga - jaga " Ucap Meysa
Dengan mengendap- endap Meysa beserta Wawan dan Ito berhasil masuk ke pesantren gaib , namun sialnya Wawan menginjak ranting
Krekk !!!!!!
Penjaga gerbang yang asik duduk mengadap tembok membalikan wajahnya kearah suara , dan ternyata wajahnya datar . sungguh menyeramkan sekali.
"Astaqfirullahalazim !!" Ucap Ito disaat melihat mahluk berwajah datar yang berjalan menghampiri mereka bertiga
"Pejamkan mata kalian " Perintah Meysa
"Tapi kenapa ? "Tanya Wawan penasaran
"Lakukan saja!! "Seru Meysa
Mereka bertiga pun memejamkan mata seketika juga mahluk berwajah datar itu berhenti melangkah dan kembali ke tempat penjagaanya tadi.
"Alhamdulilah " Ucap Meysa lirih
Sedangkan Wawan dan Ito masih tetap memejamkan matanya dengan wajah pasarah untuk di santap oleh mahluk tanpa mata , tanpa hidung juga tanpa mulut itu.
"Buka saja mata kalian " Perintah Meysa dengan sedikit menahan tawa
Berlahan mereka berdua membuka matanya
"Saya masih hidup kan ? " Tanya Wawan dangan menapakan wajah polosnya
"Iya , kalian masih hidup " jawab meysa
"Lalu kenapa kamu suruh kami memejamkan mata , bukan di suruh lari saja " tanya ito penasaran
" Mahluk berwajah datar itu tidak bisa melihat kita jika kita memejamkan mata " jelas meysa
Lalu mereka melanjutkan perjalananya masuk ke dalam pesantren gaib itu untuk mencari keberadaan Aran , Madan dan Nardi.
Prokkkk prokkkk prokkk ,prokk prokkk porokk !!!!!
Suara tepukan para mahluk berwajah datar sedang berkeliling - keliling
"Sepertinya acara akan segera di mulai " Seru Meysa
" Lalu kita harus bagai mana ?" Tanya Wawan
"Tunggu mereka lengah " Ucap Meysa
" aku melihat Aran, Madan dan Nardi di sana ?" Seru Ito dari balik semak
"Di mana ? " Tanya Wawan begitu penasaran
" Mereka berdua sedang di kelilingi oleh mahluk berwajah datar " Jelas Ito lirih
" Ya Allah lindungilah kami semua " do 'a Wawan
"Amien , " Jawab Meysa dan Ito hampir berbarengan
Ternya ada dua mahluk berwajah datar yang sudah mengetahui keberadaan mereka di balik semak itu
Secepat kilat dan dengan jumlah yang banyak mahluk itu mengelilingi Ito ,Wawan dan juga Meysa
"Kaburlah kalian dengan memejamkan mata " Perintah Meysa
"Tapi kamu .." Tanya Ito dengan mata masih terpejam
"Cepat , biar aku mengecohnya " Jawab Meysa dengan nada gagah, namun tetap saja terlihat keangunanya.
"Baiklah, " Ucap Ito kabur dengan memejakan mata begitu halnya juga Wawan
Brukk, mahluk berwajah datar tabrakan dengan Wawan
Mereka berdua jatuh ,Wawan tetap memejamkan matanya sambil meraba - raba suasana di sekitarnya
"Ito ini kamu kan ? " Tanya Wawan masih tetap memejamkan mata sambil meraba - raba wajah mahluk berwajah datar yang tabrakan dengan dirinya tadi
"Kok hidung kamu tidak ada , mata kamu tidak ada mulut kamu juga tidak ada " Ucap Wawan , karena merasa penasaran Wawan pun membuka mata
"Haaaaa!!!!!!!! " Teriak Wawan di saat tahu kalau yang dia raba adalah mahluk berwajah datar
"Ampun jangan makan aku !!" Mohon Wawan dengan muka pucat di kelilingi oleh hantu berwajah datar
"Saya mohon jangan di makan " Ucap Wawan lagi
Bukk ... bukk... ,suara kayu mengenai kepala makhluk berwajah datar yang mengelilingi Wawan
Dan ternyata Ito yang melakukan itu
"Ayo cepat lari !!" Seru Ito sambil menarik tangan Wawan
Dan bersembunyi di asrama tampat yang pertama kali mereka istirahat
"Kenapa kita kembali ke asrama ini lagi " Tanya Wawan penasaran
"Sutt, sementara waktu saja " Jawab Ito dagan meletakan jemari telunjuknya di antara dua bibir
"Kamu yakin kita di sini akan aman ?" Tanya Wawan memastikan
"Insya Allah Wan " Jawab Ito yang posisinya sudah duduk di pinggir dipan
Suasana sunyi yang terdengar hanya suara malam
Tok . . . Tok. . . Tok. . .
Bunyi daun pintu asrama di ketuk dari luar degub jantung Ito dan Wawan mulai naik turun lagi
"Siapa To ? " Bisik Wawan
Ito tidak menjawab pertanyaan wawan karena dia fokus mengintip siapa yang berada di balik pintu
"Yogi ...!!" Ucapa Ito
"Yang benar kamu to ?" Tanya Wawan seperti tidak percaya
Pertanyaan Wawan ternyata tidak di jawab oleh Ito karena dia langsung membuka pintu asrama
"Yogi Kamu dari mana saja ?"Tanya Ito penasaran sambil mengoyang tubuh sahabatnya itu.
Sedangkan Wawan hanya memandang yogi dengan tajam dan berkata dalam hati
"Kenapa Yogi begitu aneh ?"
Sifat Yogi yang banyak tanya kini menjadi pendiam bahkan tidak perna bersuara sedikitpun ,itu yang membuat Wawan percaya kalau Yogi yang ada bersama mereka saat ini adalah palsu.
"Kita harus menolong Aran , Madan dan Nardi " Ucap Ito sambil mengoyang tubuh Yogi
Berlahan wajah yogi berubah menjadi datar tanpa hidung tanpa mata tanpa mulut ( Seremmmmm)
" Haa..." Teriak histeris Ito dan juga Wawan berlari keluarAsrama
Malam semakin larut pesta akan segera di mulai ,para mahluk berwajah datar sudah ramai berkumpul di tengah lapangan
Disana terlihat Aran, Madan dan Nardi terikat di sebuah pohon besar ,wajahnya tampak menyimpan sejutah rasa gelisah mungkin yang ada di fikiran mereka saat ini hanyalah bayangan kematian.
Sebuah acara besar akan segera di mulai ,terlihat disana ada mahluk berwajah datar yang sepertinya adalah pemimpin dari mereka
Aran memohon kepada siluman itu
"Saya mohon jangan bunuh saya ?" Ucap Aran dengan wajah melas
Sedangkan Nardi dan Madan hanya tertunduk pasrah dan hanya ada doa yang keluar dari bibir mereka.
Acara di mulai setelah mendapat aba - aba dari sang pemimpin siluman ,Ito dan wawan hanya mengintip dari balik semak , mereka tidak mengetahui bahasa apa yang di pakai oleh siluman berwajah datar tersebut.
"Wan kita harus melakukan sesuatu ?" Ucap Ito
"Tapi apa yang harus kita lakukan to " Jawab Wawan
"Bagai mana kalau kita lawan saja " Usul Ito menghilangkan rasa takutnya
"Gila kamu , mana mungkin kita mampu mengalahkan mereka sebanyak itu " Jawab Wawan kaget mendengar ide gilanya ito
Asik berbincang di balik sebuah pohon besar tiba - tiba saja pundak mereka seperti ada yang menyentuh dari belakang
"Ampun jangan makan kami , kami banyak dosa daging kami tidak enak " Rintih Wawan gemeteran
"Kalau banyak dosa ,segeralah bertobat " Ucapan Wanita itu langsung membuat wawan dan Ito sedikit tenang .
"Suaranya cewek, kok siluman itu bisa ngomong " Kata Ito sambil membalikan pandanganya
"Ngapain kalian berdua di sini ? " Tanya Meysa
"Ternyata kamu Mesya !!" Ucap Ito lega sambil mengelus dada
"Saya akam mengecoh mereka semua , sedangkan kalian fokus melepaskan ikatan Aran, Madan dan Nardi " Perimtah Meysa
"Baik Mesya , kamu harus berhati - berhati " Pesan Ito
Lalu Mesya wanita hebat berpakaian syar 'i itu keluar dari tempat sembunyianya dan berkata
"Aku disini akan membunuh kalian semua !!" Ucapan Meysa membuat mahluk berwajah datar putar haluan mengejar Meysa
Meysa melepaskan anak panahnya hingga mengenai siluman tersebut satu persatu.
Selain cantik Meysa juga pandai mengunakan panah, terbukti banyak siluman yang sudah di tembus oleh anak panahnya kali ini.
Sedangkan Wawan dan Ito berusaha melepaskan ikatan tali yang mengikat Aran , Madan dan Nardi.
"Cepat kamu lepas ikatan tali yang mengikat Aran !!" Perintah Ito kepada Wawan
Sedangkan Ito berusaha secepet mungkin melepaskan ikatan Nardi yang sudah terkulai lemas
" Kamu harus bertahan Nardi !!" Ucap Ito memberi semangat
Setelah ikatan tali yang mengikat Aran, Madan dan Nardi berhasil di lepas, Ito dan Wawan membawa dua sahabatnya itu ke suatu tempat yang sudah di sepakati oleh Meysa tadi.
Namun sayang di perjalanan mereka dijebak oleh siluman berwajah datar itu, Kini akhirnya mereka berempat masuk ke perangkap setan tanpa indera.
"Lepaskan kami !!" Pinta Ito berusaha melepaskan jaring -jaring yang mengurung mereka berempat
"Setan terkutuk !!!" Hardik Aran dengan nada emosi
Lain halnya dengan Nardi dan Madan yang kini hanya diam lemas
"Lepaskan kami..!!" Pinta Wawan , namun segerombolan mahluk berwajah datar sudah mengelilingi mereka berempat
Sebuah tangan mengenai lehar Nardi sehingga nafasnya hampir terputus jika Aran tidak menggigit tangan setan berwajah datar tersebut.
Setan berwajah datar itu tidak bersuara akan tetapi tepuk tangannya adalah kode untuk memangil temanya yang lain
Mahluk berwajah datar makin banyak berkumpul hingga mana mungkin lagi Empat sahabat yang malang itu akan selamat dari tangan mahluk seram berwajah datar yang Jahanam itu.
Sebuah anak panah menembus perut setan biadab itu satu persatu hingga semuanya terkulai hilang
Ternyata Meysa datang dari balik semak untuk kembali menolong mereka berempat
"Pejamkan mata kalian " Perintah Meysa
Karena Meysa tahu kalau mahluk berwajah datar tidak dapat melihat kalau musuhnya menutup mata.
Aran ,Nardi ,Madan ,Wawan dan Ito mengikuti apa yang di katakan oleh Meysa ,namun Wawan diam -diam melihat hingga membuat celaka dirinya sendiri
"Akkk, " Teriak Wawan di bawa menghilang oleh mahluk biadab itu
"Wawan..!!" Teriak Ito histris
Namun apalah daya ini semua karena kesalahan Wawan sendiri,
" Kita harus cepat menolong Wawan ?" Ucap Aran
"Tapi kemana ?" Tanya Madan
"Hanya sedikit harapan Wawan akan selamat " Jelas Meysa
"Maksut kamu ? "tanya Aran
"Setiap manusia yang di curi oleh mahluk aneh itu akan di sekap " Jelas Meysa
"Di mana Meysa ?" Tanya Ito penasaran
" Di puncak gunung kerinci " Jawab Meysa
"Gunung kerinci !!" Seru Nardi sambil mengelengkan kepalanya tidak percaya
"Iya , di puncak gunung kerincilah pasti Wawan di sekap oleh mahluk terkutuk itu , nyawanya akan selamat jika kita mampu membawa pergi dia sebelum gerhana matahari tiba " Jelas Meysa
"Kenapa seperti itu ?" Tanya Madan
" Semua manusia yang berhasil dia tangkap akan di jadikan persembahan kepada raja iblis dan akan di ambil wajahya " Jelas Meysa lagi
"Kalau begitu kita harus cepat ke puncak gunung kerinci ,sebelum semuanya terlambat " Ajak Nardi
"Tetapi bagai mana?" Tanya Ito
"Satu-satunya jalan menuju lereng gunung kerinci adalah lobang impian "Jelas Meysa
"Di mana lobang impian itu ?" Tanya Aran penasaran
"Di dasar sungai yang letaknya di belakang asrama ini , aku pernah di beri tahu oleh ayah handa seperti itu "
"kalau begitu kita cepat kesana "Ajak Ito
Mereka berempat bergegas menuju sungai yang terleak di belakang asama ,
"Bagai mana caranya kita dapat masuk ke lubang impian itu ?" tanya Nardi bingung
"Lompat saja ke dalam sungai ini , jangan lupa sebelum melompat ucapkan kata tempat yang akan kita tuju, satu lagi ucapkanlah Bismillah " Jelas Meysa
"Gunung kerinci maksutnya !" Ucap ito
"Iya benar sekali , siapa yang akan masuk duluan ? " tanya Meysa
Tidak ada yang bersuara, mereka hanya saling pandang memandang
"Biar aku saja " Ucap Nardi memberanikan diri
Akhirnya Nardi memberanikan diri loncat ke dalam sungai di ikuti oleh Aran ,Ito , Madan dan yang terakhir Meysa
Ketika mereka melompat kesungai itu, dengan langsung terlempar di lereng gunung kerinci
"Apakah kita sudah sampai gunung kerinci ?" Tanya Aran kepada teman yang lainya
"Sepertinya seperti itu !! " Jawab Nardi
"kita harus tetap berhati - berhati mendaki gunung ini ,karna begitu terjal " Jelas Meysa
Mereka langsung saja mendaki gunung kerinci dengan begitu berhati - berhati , pepohonan yang tumbuh di atas gunung itu mampu melindungi mereka dari teriknya matahari
"Apa tidak sebaik nya kita istirahat sejenak, untuk memulihkan tenaga " Usul Aran
"Boleh juga , lagi pula perutku terasa lapar " Ucap Nardi sambil memegang perutnya yang sedari tadi sudah keroncongan
Mereka pun duduk sejenak di lereng gunung kerinci untuk beristirahat, Meysa dengan panah yang selalu melekat di pundaknya beraksi memanah kelinci yang melintas di hadapa mereka
"Sebaiknya kita isi dulu perut kita ini " Ucap Meysa sambil menghidupkan api untuk membakar kelinci yang berhasil dia tangkap tadi
"Kamu Ukhti yang hebat , selain pandai memanah ternyata kamu juga pintar ..." Ucapan Nardi terputus di saat tanganya menyentuh tangan Meysa yang sibuk menghidupu api untuk membakar kelinci yang lejat itu
"Maaf, " Ucap Nardi dan melepaskan tangan yang tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Meysa
Maysa tidak menjawab ,melainkan hanya mengangukan kepalanya sambil terus mengipas kelinci yang sudah terkapar di atas bara api
"Meysa biar saya saja yang membakar kelincinya !!" Ucap Ito
"Iya benar , sebaiknya kamu istirahat dulu " Tambah Aran
"Aku sudah terbiasa hidup seperti ini " Jawab Meysa
"Meysa, terimakasih kamu sudah mau menolong kami semua " Ucap Nardi dengan tulus
Dengan pandangan yang menyimpan rasa penasaran , Nardi memberanikan diri untuk bertanya kepada Meysa siapa sebenarnya dia. Mengapa harus ada di tempat yang gaib seperti ini.
"Semenjak kita berjumpa ,aku menyimpan sebuah pertanyaan " Kata Nardi sambil memandang Meysa erat
"Pertanyaan apa ? Jawab Meysa
"Siapa kamu sebenarnya ,kenapa kita bisa berjumpa di alam yang tidak jelas ini ?" Tanya Nardi
Meysa tidak menjawab pertanyaan Nardi , melainkan dia terus saja sibuk mengalihkan arah pembicaraan
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan saya ?" Tanya Nardi penasaran Sambil mendekat kearah Meysa berada
"Jangan mendekat !!!" Seru Meysa mengarahkan busur panahnya kearah Nardi yang berusaha mendekatinya
"Aku akan menjawabnya nanti di puncak gunung kerinci " Tambah Meysa
Nardi dan temannya yang lain hanya terdiam
"Setelah kita selesai beristirahat sebaiknya kita cepat mendaki gunung kerinci ini, sebelum semuanya terlambat " Jelas Meysa
"Iya ,sepertinya gunung kerinci ini tebingnya begitu curam , kita butuh waktu lama untuk bisa sampai ke puncaknya " Tambah ito sambil menyantap daging kelinci yang sudah selesai di bakar
"Selain itu kita juga harus waspada dengan hewan - hewan buas " Jelas Meysa lagi
Setelah selesai beristirahat dan mengisi perut untuk menambah tenaga mereka melanjutkan perjalanan mendaki gunung kerinci
Dengan superhati - hati mereka menaiki dan melangkah melewati rumitnya jalan yang mereka lalui itu
"Awas ...!!" Teriak Nardi di saat melihat sebuah batu besar jatuh mengelinding di atas mereka
Sukur saja mereka semua bisa menghindar dari batu besar tersebut
"Ada apa ini !!" Seru Aran di saat meraskan gunung Kerinci bergoyang dasyat
"Pegangan yang kuat , dan tetap berhati - hati dengan longsoran batu dari atas sana !!" Teriak Nardi
Seketika juga gempa itu menghilang menjadi tenang kembali
"Acara besar akan segera di mulai di atas puncak gung kerinci ini " Jelas Meysa
"Kalau begitu kita harus lebih cepat lagi " Ucap Ito
Matahari mulai tenggelam menelan seluruh cahaya kehidupan
Tampak jelas cahaya indah yang akan tengelam itu menyinari mereka berlima yang bersusah payah berusaha mendaki gunung kerinci
"Cahaya tuhan yang maha Esa , indah damai di pelupuk mata mengetar dan menenagkan sang jiwa " Ucap Nardi sambil menatap sejenak cahaya matahari yang akan tenggelam
"Sok puitis kamu Nardi !!" Ledek Ito sambil menepak bahu sahabatnya tersebut
"Aku jadi rindu pesantren " Ucap Aran tiba mengingatkan kalau mereka sekarang dalam kesulitan
Waktu terus berjalan bak mengalir di sela tulang sulbi yang semakin hari semakin melemah.
Kaki mereka terus berjalan mendaki gunung kerinci, namun kesialan terjadi lagi. Kaki Aran menginjak batu licin
" Aran... !!" Teriak Nardi sambil memegang tangan Aran yang kedua kakinya sudah tergantung. Jika pegangan tangan mereka terlepas maka nyawa Aran akan hilang melayang bersama tebing-tebing gunung kerinci tersebut.
Dengan sekuat tenaga Nardi menarik tubuh Aran yang ingin terjatuh dari tebing gunung kerinci yang begitu curam sekali.
Indahnya persahabatan karena sebuah perjuangan manisnya hidup karena kebersamaan
Itulah sahabat setia yang saling menjaga , bukan hanya bersama saat bahagia namun tetap bersama walaupun duka melanda jiwa.
Jari kuku panjang yang di potong kukunya bukan jarinya
Persahabatan ada masalah yang di potong masalahnya bukan persahabatanya
Berkat perjuangan para sahabat akhirnya Aran terbebas dari sebuah petaka yang berhujung kematian tersebut.
"Terimakasih " Ucap Aran lirih sambil terduduk lemas
"Kita istirahat saja dulu sampai Aran kembali pulih " Usul Ito
"Aku masih kuat ,sebaiknya kita lanjutkan pendakian ini " Jawab Aran berusaha bohong.
"Tapi keadaan kamu masih mengkuatirkan !" Ucap Nardi
"Tunggu sebentar , aku akan mengobati luka gores di kakinya !!"Kata Meysa sambil memetik daun yang ada di tebing gunung kerinci.
Setelah semuanya kembali membaik mereka melanjutkan mendaki dengan semangat baru .
![](https://img.wattpad.com/cover/137620500-288-k69983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren yang Hilang (Completed✔️)
HorrorSuara guruh yang bergema mengikuti cahaya kilat turut menambah suasana menjadi semakin menakutkan. Di balik suasana yang mengerikan itu, para santri malah merasa senang, karena sudah lama mereka tidak mandi dengan air bersih. Sekitar dua minggu sebe...