Terbangun dari Mimpi

1.7K 76 3
                                    

Gunung kerinci yang menjulang tinggi masih semangat Aran ,Nardi ,Ito dan Mysa mendakinya . Walaupun kadang terhenti sejenak untuk beristirahat.
     "Aku sepertinya sudah tidak sanggup lagi kawan " Keluh Nardi
     "Kamu harus kuat dan semangat Nardi , ini demi keselamatan teman kita !"
     "Gunung ini masih tinggi sekali , semakin tinggi kita mendaki semakin dingin cuacanya " Jelas Mysa
     "Tidak perduli pokonya kita harus tetap sampai ke atas gunung ini "  Kata Ito tegas
     "Tapi teman kita Nardi sedang sakit to "  Ucap Aran
     "Namun Wawan dan Yogi sedang berada di depan kematian " Ucap Ito tidak mau mengalah dan bersikeras untuk terus mendaki gunung kerinci.
Aran hanya diam dan saling pandang sedangkan Nardi juga melakukan hal begitu.
     "Sudahlah jangan pikirkan aku , kalian harus tetap melanjutkan pendakian " Ucap Nardi lemas
     "Tapi bagai mana dengan kamu Nardi ?" Tanya Mysa
     "Aku nanti menyusul kalian ,jika badan ku ini sudah enakan " Jawab Nardi
     "Kamu yakin Nardi "  Ucap Aran
     "Kalian harus cepat selamatkan Wawan dan yogi jangan pikirkan aku , aku pasti baik - baik saja " Kata Nardi berusaha agar terlihat kuat.
Aran Dan Ito juga Mysa melanjutkan pendakian gunung kerinci, waktu malam kini telah tiba dinginya udara mulai terasa mencubit kulit sedangkan Nardi menyusul setelah badanya enakan
     "Yakin kita akan meningalkan Nardi sendirian dalam keadaan sakit ?" Tanya Mysa setelah mereka jauh melangkah.
     "Sebaiknya kamu kembali lagi temani Nardi " Perintah Ito kepada Aran
     "Lalu bagai mana dengan kalian ?" Tanya Aran
     "Kami berdua akan melanjutkan pendakian " Jawab Ito
     "Iya, sebaiknya kamu temani Nardi dan biar kami berdua yang melanjutkan perjalanan " Tambah Mysa
Aran kembali menemui Nardi. sedangkan Ito dan Mysa melanjutkan pendakian gunung kerinci untuk menyelamatkan Wawan dan juga Yogi.
     "Kenapa kamu kembali lagi ?" Tanya Nardi kepada Aran
     "Aku akan menemani kamu sampai pulih dan sampai kita bisa melanjutkan pendakian gunung lagi,”
Tidak lama setelah itu gunung tiba - tiba bergoyang dahsat hingga membuat beberapa batu yang berada di tebing gunung berlongsoran kebawah.
     "Kita harus tetap berhati - hati Nardi " ucap Aran sedangkan Ito dan juga mysa berhenti berpegangan pohon kayu besar yang ada di sekitarnya karena goncangan di puncak semakin parah
     "Ini pertanda acara setan terkutuk itu akan akan di mulai " Ucap Aran
     "Kalau begitu kita harus cepat menyusul Ito dan juga Maysa " Kata Nardi
Para iblis berwajah datar sudah ramai berkumpul mengelilingi Wawan yang terbaring dan terikat kuat di dipan yang berseprai serba putih , ia  dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Tepukan tangan yang membisingkan telinga sudah terdengar di daun telinga Mysa dan Ito
     "Suara apa itu ? " Tanya Ito
     "Itu adalah percakapan mereka "
     "Mereka siapa maksutkamu ?" Tanya Ito penasaran sambil menutup kedua telinganya
     "Tepukan tangan para mahluk berwajah datar "  Jawab Maysa sambil terus mendaki arah sumber suara tersebut.
     "Lalu sekarang kita harus bagai mana Maysa !!" Seru Ito dengan nada kuatir
Maysa dan Ito mengintip aktifitas para mahluk yang menyeramkan itu dari balik batang pohon besar, yang tumbuh di lereng-lereng gunung.
     "Apa kamu mengenali sosok manusia yang berdiri di sana, beserta wanita yang memakai gaun pernikahan berwarna putih "   Tanya Maysa
Dengan sedikit kaget dan tidak percaya Ito menjawab
     "Yogi..!!! " Seru Ito sambil mengucek dua bola matanya untuk meyakinkan kalau yang dia lihat itu tidak salah
     " Itu teman kami yang hilang di hutan pesantren beberapa waktu lalu "  Ucapnya yakin
     "Coba kamu lihat gerak - geriknya , dia tidak seperti tawanan melainkan seperti pemimpin mahluk berwajah datar "  Kata Maysa
Ito juga melihat kenyataan itu, kalau Yogi seperti begitu di hormati oleh setan berwajah datar tersebut.    (Ternyata oh ternyata Yogi menjadi duta sampo, eh maaf salah duta Hantu berwajah datar)
     "Kenapa menjadi seperti itu " Ucap Ito bingung
     "Ini semua karena keteledorannya , dia sudah tertarik oleh putri sang raja di kalangan mereka, yang menjelma menjadi burung berbulu indah " Jelas Maysa
     "Lalu bagai mana kita bisa membuatnya sadar kembali Maysa ?" Tanya Ito
     "Satu -satunya jalan adalah melawanya "
     "Kamu yakin !!" Tanya Ito
     "Sebaiknya begitu sebelum semuanya terlambat "
Maysa Dan juga Ito keluar dari persembunyianya untuk merebut Yogi dari tangan setan terkutuk itu, namun sebuah cakaran mengenai wajah Ito hingga Ia menjerit kesakitan Sedangkan Maysa masih berusaha melawan setan itu dengan anak panahnya.
     " Sakit !! ,sakit !!. aduh sakit sekali rasanya !" Raung Ito kesakitan karena sebuah cakaran di wajahnya
Darah yang mengalir di wajah Ito membuat ia semakin ketakutan
Kini Ito tumbang tidak sadarkan diri karena sebuah batu besar melayang menghantam kepalanya hingga ia terkapar di tanah ,itulah akhir hidupnya yang teragis baginya.
     "Ito...!!!" Pekik Wawan yang melihat teman yang masih satu dara meregang nyawa di hadapannya, namun apalah daya ia tidak bisa menolong, karena ikatan yang mengikat tubuhnya sangatlah kuat sekali.
Akhirnya Maysa mampu mengalahkan mahluk biadab itu dengan anak-anak panah yang ada di pundaknya dan ia langsung membuka ikatan Wawan
     "Ayo cepat kita pergi dari tempat ini " Ajak Maysa kepada Wawan
     "Tapi bagai mana dengan Ito " Tanya Wawan masih belum percaya kalau sahabatnya harus meregang nyawa dalam situasi seperti itu.
     "Ayo cepat lari sebelum pasukan itu datang lagi dengan jumlah yang banyak "
Wawan dan Maysa pun pergi meningalkan Ito yang tergeletak tak bernyawalagi. Darah merah mengalir membasahi wajah dan tubuhnya.
Karena terburu-buru dan tidak fokus karena terfikirkan Ito akhirnya kaki Wawan tergelincir dan terjatuhlah ia kedalam jurang dalam, Jurang  yang penuh dengan batu - batu besar
     "Wawan..!!" Seru Maysa melihat Wawan jatuh kedalam jurang dalam yang penuh berbatu, entah mati atau hidup tiada yang mengetahuinya. Namun jika di fikir oleh akal sehat. Tidak ada yang selamat jika sudah jatuh kedalam jurang yang isinya hewan buas dan batu-batu tajam.
Gunung kerinci yang indah menjulang tinggi , masih tetap berdiri gagah menantang terbitnya matahari pagi itu.  Sautan suara kicauan burung yang menyapa siapa saja yang mendengarnya membuat suasana sedikit nyaman.
     "Kita sudah hampir sampai kepuncak gunung kerinci ini Nardi "  Kata Aran sambil terus memegangi lututnya
     "Kurasa juga begitu !!"
     "Tapi kemana Ito dan Maysa ? "
     "Apa mungkin mereka sudah menemukan Wawan dan Yogi ?"
Mereka berdua terus melangkah mendaki gunung nan gagah perkasa dengan penuh hati -hati . Sampailah kini Aran dan Nardi di puncak gunung kerinci. Disana mereka saling pandang karena, tiada satu orangpun yang di lihatnya.
     "Kita sudah sampai ke puncak gunung kerinci ini, namun kita belum juga menemukan Maysa, Ito ataupun Mahluk yang lainya " Kata Nardi setibanya mereka di atas puncak gunung.
     "Aku juga tidak mengerti ! " Jawab Aran sambil menggaruk kepalanya bingung
     "Bagai mana kalau kita berjalan kearah selatan saja " Ajak Nardi
Aran dan Nardi berjalan kearah selatan gunung kerinci tersebut, untuk mencari keberadaan temannya yang lain . Kaki sudah jauh melangkah namun belum juga mereka berjumpa, kini rasa panik  mulai menakuti jiwa.  Bayang - bayang kematian terluntas dalam bena mereka.
     "Kamu lihat itu Nardi ?" Tunjuk Aran kesuatu arah, membuat derab langkah mereka berdua terhenti sejenak.
     "Di sana seperti ada orang !" Ucap Nardi sambil menunjuk benda yang ia lihat.
"Bukankah itu Maysa ?"
Aran dan Nardi mengampiri Maysa yang sedang duduk melamun, walaupun wajahnya tidak dapat terlihat, tetapi dari sorot matanya ia menyimpan rasa bersedih.
     "Maysa kenapa kamu sendirian ?" Tanya Nardi, Namun Maysa tidak menjawab pertanyaannya
     "Maysa apa yang sebenarnya terjadi mengapa kamu menagis dan kemana ito ?" Tanya Aran penasaran
Maysa bangkit dari duduknya dan berjalan di ikuti oleh Aran juga Nardi , mereka berdua semakin penasaran dengan apa yang telah terjadi.
     "Itu siapa Maysa ?"  Tanya Aran di saat melihat sebujur tubuh tergeletak berlumuran darah dengan wajah yang sudah tidak mampu dikenali lagi.
     "Itu adalah Ito " Jawab Maysa berlinagan air mata
Tiada kata yang mampu terucap di bibir Aran dan juga Nardi, melainkan linagan air mata yang menggambarkan segalanya.
     "Maafkan aku , aku tidak bisa menyelamatkan nyawa Ito " Ucapan maaf Maysa.
     "Lalu bagai mana dengan Wawan ?"  Tanya Nardi
Dengan sedikit berat bibir maysa menjawab pertanyaan Nardi
     "Wawan terjatuh kedalam jurang, sewaktu kami ingin berlari menyelamatkan diri dari kejaran Hantu berwajah datar" Jawab Maysa dengan nada berat.
     "Ya Allah, kenapa jadi seperti ini , cobaan apa lagi yang akan kami hadapi ya Allah " Keluh Aran sambil terduduk lemas di hamparan bumi.
Semua ini berawal dari hutan pesantren, mereka bisa sampai ke jebak entah di Alam apa , Alam yang penuh misteri, penuh teka - teki kehidupan yang suram . Ada apa di balik kejadian itu ,apakah kematian yang akan menjemput mereka semua ,ataukah kebahagian setelah mereka kembali ke pesantren nyata.
Sudah lama hutan pesntren menjadi hutan larangan, namaun entah apa maksutnya Ustat Zakey menyuruh mereka berenam pergi kehutan itu beberapa waktu lalu.
     "Lalu bagai mana dengan Yogi ?" Tanya Nardi
Tidak lama setelah itu suara langkah segerombolan kaki terdengar di daun telinga mereka. Terlihat panik di wajah Aran juga Nardi.
     "Suara apa itu ?" Tanya Aran dan sembunyi di balik batang pohon yang besar di ikuti oleh Nardi dan Maysa.
Ternyata itu adalah suara langkah kaki manusia berwajah datar , namun di barisan itu Aran beserta Nardi dan Maysa melihat ada Yogi ikut di kelompok mahluk tersebut.
     "Kenapa yogi bersama mereka , wajahnya pucat sekali " Ucap Nardi dari balik persembunyian
     "Aku yakin Yogi sudah terkena pengaruh jahat mereka " Jelas Maysa
Secepat mungkin mahluk berwajah datar berlalu, akan tetapi Yogi berhenti dan sepertinya mengetahui keberadaan Aran, Nardi dan Maysa yang bersembunyi di balik pohon besar yang tumbuh di lereng gunung kerinci.
     "Nardi , sepertinya Yogi melihat kita " Tanya Aran
     "Benar sekali dia melihat kita , bagai mana kalau kita samperin saja dia " Usul Nardi
     "Untuk memastikan saja , namun kita harus tetap berhati -hati  " Tambah Maysa
Dengan langkah berlahan dan super pelan, mereka mengampiri Yogi yang masih berdiri menatap mereka dengan tajam sekali.
     "Yogi ada apa dengan kamu ? " Tanya Nardi sambil memeluk tubuh Yogi yang matanya terlihat ada buti-butir air mata
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Yogi, melainkan tetesan tangisan yang mengalir di pipinya semakin deras.
     "Kamu baik - baik saja kan Yogi ?" Tanya Aran sambil menepuk bahunya pelan
     "Kalau begitu cepat kita kembali turun dari gunung ini "  Ajak Maysa
Betu yang tajam sedikit mengalangi perjalanan mereka turun dari gunung tersebut, dengan berhati-hati mereka menginjakkan kaki ,apa lagi matahari yang mulai tengelam menelan seluruh cahayanya kembali.
     "Kita istirahat saja dulu di sini sebentar "  Usul Maysa
     " Baiklah kalu begitu , aku juga penat sekali "  Jawab Aran Sambil duduk di ikuti oleh Nardi dan Maysa
     "Kamu kenapa tidak duduk ?" Tanya Maysa kepada Yogi yang mukanya pucat seperti tidak sadarkan diri kembali.
     "Duduk saja dulu, kita istirahat sejenak saja Gi " Ucap Aran sambil menyelonjorkan kakinya di atas dahan-dahan kering.
Yogi tidak menjawabnya, melainkan diam dan mengikuti apa yang di katakan Aran barusan.
     "Ada yang aneh dengan Yogi ?" Bisik Nardi di telinga Aran
     "Aku juga rasa begitu Nardi " Jawab Aran lirih di telinga Nardi gentian.
     "Apa yang kita dapatkan tergantung apa yang kita niatkan ! " Kata yogi sekilas dan bangkit dari duduknya.
     "Kamu mau kamana Yogi ?" Tanya Nardi menarik tangan Yogi
     "Aku tidak mau kembali kepesantren " Jawab Yogi tegas dan membelalakan matanya, membuat Aran dan Nardi sedikit gentar.
     "Kenapa Gi ?" Tanya Aran heran
     "Aku tidak mau pulang kepesantren " Ucap yogi lagi sambil mendorong tubuh Aran hingga hampir saja ia terjatuh ke jurang.
     "Cukup Yogi kamu harus sadar , kamu jangan begini terus " Kata Nardi sambil menarik kuat tangan Yogi
     "Ingat Allah Gi , baca hafalan quran mu "Kata Aran
Namun Yogi malah ngamuk sejadi –jadinya, dan mencakar wajah Aran hingga berdarah
     "Kamu tidak apa - apakan ? " Tanya Maysa kepada Aran yang wajahnya berlumuran darah
     "Tidak apa ,sepertinya Yogi sedang di rasuki oleh setan terkutuk itu lagi, " Jawab Aran sambil menyentuh wajahnya yang berdarah –darah. Menahan rasa pedih.
     "Maysa cepat ambi tali " Suru Nardi yang menahan Yogi agar tidak lari
Lalau Yogi di ikat oleh Nardi di batang kayu yang besar ,sedangkan Aran merintih kesakitan
     "Aran kamu harus bertahan akau akan mencarikan kamu ramuan di sekitar sini " ucap mysa
     "Aduh sakti sekali, perih wajahku Nardi " Rintih Aran kesakitan sambil menyentuh wajahnya sendiri
     "Sabar Maysa akan mengobati mu ,kamu harus kuat " Hibur Nardi dengan wajah iba melihat sahabatnya terluka
     "Aku akan jemput Maysa , aku sudah tidak tahan menahan perih ini " Ucap Aran dan berjalan mencari Maysa
     "Kamu tunggu di sini saja !!" Perintah Nardi, namun Aran tetap berjalan walaupun matanya sedikit buram karena darah yang sudah memenuhi wajahnya.
     "Dengarkan aku Aran ,hari sudah malam dan tebing di sana sangat curam sekali " Kata Nardi mengalangi langkah Aran, namun Aran tidak mendengarakan apa yang dikatakan Nardi hingga berakibat kakinya menginjak lereng gunung dan brukkkkk !!! , Aran terjatuh dari atas gunung kerinci yang tinggi
     “Tolong….!!! “ Teriak Aran mencari pertolongan dengan tangannya yang masih erat memegang tangan Nardi
     "Aran kamu harus kuat, pegang tangan saya " Pinta Nardi
     “Lepaskan saja tangan saya , saya sudah tidak kuat Nardi !!”  Ucap Aran yang posisnya mengelayut di tebing gunung kerinci.
     “Tidak Aran, aku akan tetap menyelamatkan kamu “ Namun apalah daya Aran suadah tidak kuat lagi dan akhirnya.
     “Aran…!!!!” Teriak Nardi, tidak bisa menyentuh tangan Aran yang terjatuh dari tebing gunung yang tinggi dan berbatutersebut.
     "Aran …..Aran….!! " Nyesal Nardi sambil meneteskan air mata
     "Lepaskan aku Nardi ,kenapa kau ikat aku !" Ucap Yogi yang tubuhnya terikat di batang pohon besar.
     "Kamu jahat Yogi ,kau telah membuat Aran terluka dan sekarang dia jatuh ke dasar sana !!" Marah Nardi pada Yogi.
     “ Maksut kamu apa Nardi !!” Tanya Yogi
     “ Aran sudah mati !! , puas kamu “ Emosi Nardi kepada Yogi yang keadaannya masih terikat

     " Maafkan aku ,aku tidak sadar dengan kejadian itu semua " Ucap Yogi
     " Kenapa baru sekarang kau sadar setelah semuanya mati !!," Ucap Nardi dengan linagan air mata
     "Maafkan aku Nardi , aku tahu ini semua karena aku "  Ucap Yogi menyesal
    "Aku akan melepaskan kamu , dan kuharap kau bunuh aku seperti kau bunuh temanku yang lainya !" Kata Nardi sambil melepaskan ikatan Yogi
     "Maafkan aku Nardi " Maaf Yogi dan bersimpuh di hadapan Nardi
Hanya ada air mata waktu itu , karena semua sudah terlambat
     "Kamu mau kemana Yogi, !!" Tanya Nardi yang melihat Yogi berjalan kelereng gunung
     "Maafkan aku , biar aku yang mati saja " Ucap Yogi dan loncat kedasar gunung yang penuh berbatu, kepalanya hancur terantuk batu yang besar di situlah ia meregang nyawa
     "Yogi...!!! "Teriak Nardi sekuat mungkin, Namun tidak ada gunanya teriakan itu
Nardi terduduk lemas di bumi, sambil berlinagan air mata penyesalan, dengan sesekali mengarahkan kepalan tanganya ke tanah.
     "Kenapa harus kami yang mengalami ini ya Allah , sungguh berat ujian ini bagiku " Rintih Nardi
     "Semua yang bernyawa akan mati , akan di jemput sang Illahi robbi" Hibur Maysa
     "Apa yang akan kita lakukan lagi Maysa , apakah aku juga akan mati  ?" Tanya Nardi kepada Maysa
     "Aku akan mengantarkan kamu ke masa depan yang nyata, bukan dunia suram yang memperdaya manusia dengan segala harta dan juga tahta " Kata Maysa
     " Sebelum kita berpisah, aku akan bertanya satuhal kepada kamu ?"
     "Apa itu Nardi ?"
     "Siapa kamu sebenarnya ?" Tanya Nardi
     "Aku adalah semangat belajar  kamu , aku adalah jerih payahmu Untuk islam, aku adalah ghudul basormu, yang akan mengantarkan kamu ke dunia nyata yang bercahaya, bukan dunia suram yang memperdaya manusia dengan harta ,tahta dan wanita " Jawab Maysa dengan lembut.
     "Lalu bagai mana dengan empat temanku tadi Maysa ?" Tanya Nardi penuh harap
     "Mereka sudah kembali ke pesantren " Jawab Maysa dengan senyum yang merekah, namun senyuman itu tidak terlihat, karena tertutup cadar yang meindungi kecantikanya.
     "Jadi mereka tidak mati !” Seru Nardi
     "Tidak , itu adalah cara mereka bisa kembali ke pesantren " Jawab Maysa singkat
     "Lalu bagai mana dengan aku Maysa ?"
     "Dengan Bismillah ,kamu bisa mencapai surga yang indah apalagi dunia yang fana ini "
Tidak lama setelah pembicaraan itu, mereka berdua hilang dari gunung kerinci dan tiba di bawah ponon tempat biasanya mereka belajar dan bertukar pikiran., Disana Nardi melihat kelima sahabatnya tergeletak di bumi yang cerah karena pancaran cahaya matahari –NYA.
     "Bangun kawan " Ucap Nardi sambil mengoyangkan tubuh temanya satu persatu .
Mereka berlima bangun dari  tidurnya dan saling pandang memandang seperti tidak percaya dengan apa yang telah terjadi kepada mereka barusan.
Terlihat Aran dan Wawan memereksa wajahnya dengan kedua tangan, memastikan baik-baik saja atau tidak.
     “ Alhamdullilah, ternyata Cuma mimpi,” Ucap Aran dan Wawan hampir bersamaan.
Tidak lama setelah itu Adzan Asar berkumandang dari Toa masjid jami. Terdengar merdu sekali suara itu, Mereka berenam seakan sudah lama tidak mendengar suara tersebut.
Ito bangkit dari duduknya dan langsung bergegas menuju Asrama yang tidak jauh dari tempat mereka tertidur tadi, dengan di ikuti oleh kelima temanya.
Sejenak Aran menghentikan langkah dan membalikan badan sambil mengarahkan pandanganya ke sebuah pohon besar yang telah menjadi tempat mereka berenam bertukar pikiran, belajar dan bersahabat, sehingga menjadi seperti saudara sendiri.
Angin menerpa pohon tersebut, membuat rantingnya bersengolan mengugurkan daun-daun tua yang berjatuhan dengan tenang.

Pesantren yang Hilang (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang