Berpisah dengan Wawan

1.9K 81 1
                                    

Berpisah dengan Wawan

Malam semakin larut, suara alam menjadi begitu sangat menyeramkan , seakan mencabik-cabik keberanian Wawan .Dia sudah berusaha kesan-kemari menerobos semaknya hutan, namun Wawan belum juga bertemu dengan sahabatnya yang lain. Bulu kuduknya berdiri karena ketakutan mulutnya takhenti-henti mengucap kalimat-kalimat Al Quran yang ia hafal.
"Aran ,Nardi ,ito, Madan, Yogi !, " Teriak Wawan sambil terus melangkah dengan lemas
" Ya Allah ,beri tahu aku jalan pulang, " "Doa Wawan dalam takutnya
"Srekkk !!!!" Langkah kaki mistrius itu terdengar lagi,Wawan berlari sekuat mungkin namun tiba - tiba saja kakinya kesandung benda aneh sehingga dia terjerembab di atas dedaunan tua.
"Aduh..!," Ucap Wawan sambil mengelus kakinya dan,
"Haaaa...!!" Teriaknya histeris ,di saat sadar kalau yang dia tendang tadi adalah kepala tanpa tubuh,
Ternyata Aran ,Nardi, Madan dan Ito mendengar teriakan Wawan dari arah tempat di mana tadi mereka berpisah .
"Kalian dengar teriakan tadi " Tanya Ito sambil memberi isyarat kepada ke tiga temanya agar tidak bersuara
"Iya aku mendengarnya " Jawab Aran semakin panik
"Suara itu dari arah sana ,"Ucap Nardi sambil menunjuk arah sumber suara. Angin malam semakin dingin mengigit kulit muda mereka. Suara jangkrik yang biasa di telinga tiba-tiba begitu terdengar menyeramkan. Aran sesekali menyentuh dadanya yang terus berdegub kencang
Dengan langkah hati-hati mereka berempat mendatangi asal suara tadi. Nardi berada di barisan paling depan karena dia yang memegang lampu korek api kecil.
"Wawan !, yogi !!," Pangil Nardi memecah malam, namun belum juga ada jawaban dari Wawan ataupun Yogi.
"Sebaiknya kita pulang saja,kita beritahukan semua ini kepada Ustat Zaky, " Usul Madan
"Iya, sebaiknya begitu ," Ito sependapat dengan Madan , sedangkan Aran dan Nardi hanya mengangukan kepala.
Mereka bertigapun berniat untuk pulang ke pondok pesantren ,hutan yang gelap mencekam itu ternyata membuat mereka tersesat tidak tahu jalan pulang. Mereka berempat seperti berputar-putar di tempat yang sama. Sehingga kaki muda mereka merasa letih dan istirahat sejenak di sebuah pohon besar.
"Sebaiknya kita istirahat saja dulu, " Usul Nardi setelah melihat wajah-wajah sabatnya yang terlihat lelah
"Aneh sepertinya kita musing - musing di sini saja teman " ucap aran
"Betul, kita sudah tujuh kali melihat pohon besar itu " Seru Ito sambil merinding takut
"Maksut kamu pohon," Ucapnya terputus, ia tidak berani melanjutkan kata-katanya
Srekkkk!!! , Ucapan Nardi terputus disaat mendengar langkah kaki mistrius itu datang lagi. ,seperti tamu tidak di undang kedatanganya, namun kali ini tamunya begitu menakutkan
"Kalian mendengar suara itu kawan, " Tanya Ito dengan nada tegang bercampur kringat yang terus mengucur deras
Aran, Madan dan Ito tidak menjawab, melainkan hanya mengangukan kepalanya memberi israt kalau memang ia juga mendengar suara langkah kaki itu
Srekkkk ,srekkk, srekkk!, Langkah itu semakin jelas terdengar di telinga mereka, degub jantung yang tidak beraturan membuat wajah mereka pucat karna takut, bibir mereka tidak henti-hentinya mengucap asma-asma yang pernah di ajarakan.
Dengan seksama mereka menoleh kebelakang
" Haaa !! " Triak Aran ,Nardi, Madan dan juga Ito di saat melihat sosok manusia berwajah datar
Secepat mungkin mereka berlari menerobos semak - semak hutan , terkadang jatuh dan bangkit lagi untuk berlari. Goresan ranting yang melukai tubuh mereka tidak terasa lagi. Hanya degub jantung yang terdengar jelas di telinga mereka masing-masing.
Suara rintihan burung hantu membuat malam semakin suram apalagi lolongan Anjing hutan yang seakan - akan mencabik - cabik keberanian santri - santri perkasa ini. Bulan yang biasanya terlihat indah kini bagaikan sesuatu yang menyeramkan
"Coba kalu tadi siang aku tidak mengikuti burung aneh itu ," Sesal Nardi
"Maksut kamu burung aneh apa ,? " Tanya Aran penasaran dengan ucapan Nardi barusan
"Iya burung itu hilang tiba - tiba, " Jawab Nardi semakin membuat Aran, Madan dan ito penasaran
"Kamu masih ingat terakhir kali melihat burung itu di mana ?," Tanya Ito sedikit mendekat kerah Nardi
" Di sebelah barat hutan ini, " Jawab Nardi singkat dan berjalan ke arah barat di ikuti oleh Aran, Madan dan Ito.
Malam semakin larut Wawan belum juga bertemu dengan temanya yang lain , ia mulai penat mengelilingi hutan . tubuhnya basah oleh kringat dingin. Wajahnya pucat menahan takut. Terlihat dari wajahnya ia menyesal telah masuk begitu jauh ke dalam hutan.
"Lebih baik saya istirahat dulu sebentar, " Ucap Wawan sambil melepas lelah , berlahan dia mengatur nafasnya yang masih gak karuan. Namun tiba - tiba saja suara langkah kaki itu terdengar lagi di daun telinganya
Dengan cepat Wawan bersembunyi di balik semak - semak ,suara langkah kaki yang di dengar tadi semakin dekat. Wawan komat-kamit dan terus memejamkan matanya di balik semak.
Degub jantung yang tidak beraturan membuat nafasnya sulit untuk di kendalikan, keringat dinginya mulai berjatuhan kembali.
Srekkk !! srekk !!srekkk !! Langkah kaki itu seketika berhenti sejenak ,Wawan dengan rasa penasarannya ia melihat dari balik semak , sambil komat - kamit mulutnya mengucapkan sesuatu yang ia hafal.
"Yogi, ya itu pasti yogi,"Ucap Wawan sambil keluar dari tempat persembunyian dengan sedikit bernafas legah
" Yogi !," Pangil Wawan dengan berjalan mendekat, namun pangilan itu anehnya tidak di jawab oleh Yogi melainkan dia terus berjalan tanpa sedikitpun menoleh kearahku
" Yogi kenapa kamu sendiri , kemana teman yang lain ?" Tanya Wawan sambil mengikuti langkah yogi.
Yogi hanya menunjuk ke arah barat ,sejenak Wawan melihat kearah yang Yogi tunjuk
"Lalu kenapa kamu ," Ucapan Wawan terputus, dia melihat kanan dan kiri namun tidak di lihatnya Yogi, Yogi hilang entah kemana, Wawan semakin penasaran ada apa sebenarnya di balik hutan yang berada di belakang pesantren ini.
"Yogi !!, Yogi . . . .!!, " Triak Wawan numun tidak ada juga jawaban. Bulu kuduk Wawan kembali berdiri , matanya ia arahkan kesegala penjuru ,setelah merasa aman ,Lalu Wawan berniat berjalan kearah barat seperti yang di tunjuk oleh Yogi tadi.
" Kenapa kaki ku tidak dapat bergerak " Seru Wawan penasaran dan melihat kearah kakinya , ternyata ada tangan putung yang memegang kaki Wawan ,dengan reflek dia berteriak
Haaaa!!!,bukk, Wawan terjatuh entah kesandung apa hinga tubuhnya tersungkur di bumi di atas dedaunan tua, ia berusaha bangkit, namun kali ini bahunya ada yang menyentuh dari arah belakang, Wawan sudah takutnya tidak kepalang ia berpikir tidak akan pernah hidup lagi dan bertemu dengan orang-orang yang ia cintai. Mukanya begitu pucat menahan takut. Ia sudah pasrah jika inilah waktunya dia harus kembali menghadapa Allah Subhanahu wataala.
"Ampun.,ampun, ampun ,jangan bunuh saya, " Mohon Wawan sambil menutup matanya rapat-rapat
" Wan ini kami, " Kata Nardi sambil terus memegang bahu Wawan yang sudah basah karena kringatnya.
"Nardi ,Aran ,Ito ,Madan ,Alhamdulilah ya Allah " Sukur Wawan dengan nada ngos -ngosan.
"Kamu kenapa Wan ?, " Tanya Ito penasaran
"Ceritanya panjang ,sebaiknya kita harus cepat keluar dari hutan ini, " Ujar Wawan sudah ketakutan
"Kamu melihat Yogi ?, " Tanya Madan
"Iya, saya melihatnya ,dan dia hilang begitu saja ,tetapi dia sempat nunjuk kearah barat hutan ini , " Jelas Wawan dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
" Dia begitu aneh kawan " Jelasnya lagi kali ini membuat suasana kembali horor
" Aneh apa ?, " Tanya ito semakin penasaran
" Ya aneh saja ,tidak seperti Yogi yang kita kenal, pandanganya kosong, wajahnya pucat dan anehnya lagi di hilang begitu saja setelah menunjuk kearah Barat hutan ini, " Jawaban Wawan membuat posisi Aran dan Madan sedikit merapat kearah Nardi juga Ito.
"Kalau begitu kita harus ke arah barat hutan ini ," Ajak Nardi kepada teman-temanya yang lain.
"Baiklah demi keutuhan persahabatan kita, " Jawab Aran di sambut angukan mereka semua
Mereka bertigapun berjalan kearah barat hutan itu, untuk mencari keberadaan yogi yang hilang bak di telan bumi. Malam semakin larut menelan semua cahaya yang ada. Hutan itu terlihat gelap. Namun untung saja cahaya bulan dapat menembus pohon-pohon besar di hutan ini. Suara lolongan anjing membuat suasana kian mencekam. Rerantingan yang bergoyang sesekali menggangu pandangan Kelima santri putra.
"Tunggu kawan,kalian lihat itu ?," Ucap Nardi menghentikan lankah, sambil menunjuk tanda panah di pohon yang menjulang tinggi. Warnanya merah tapi entah tada apa itu.
" Tanda itu harus kita ikuti kawan ,mana tau itu adalah sebuah petunjuk kita menemukan sahabat kita Yogi, " Saran Ito
"Sepertinya begitu,tapi kita semua tetap harus berhati -hati, " Saran Aran kepada Wawan,Madan, Ito dan juga Nardi.
Mereka berjalan menembus gelapnya hutan yang horor, sambil berteriak memangil nama Yogi berkali-kali.
"Yogi !!, ini kami , kamu di mana ?," Pangil mereka bergantian menembus semaknya hutan entah berantah itu
Telah jauh kaki melangkah mengikuti petunjuk arah di hutan itu ,namun belum juga ada tanda-tanda kalau Yogi ada di sana. Mereka berlima hampir putus asa
"Kita sudah jauh masuk ke hutan ini, " Ucap Nardi dengan menyenderkan tubuhnya di salah satu pohon yang ada di dekat mereka
"Kamu benar Nardi , aku sudah lelah sekali " Keluh Wawan kali ini
"Sebaiknya kita istirahat dulu sebentar di sini ," Saran Ito sambil melihat wajah Aran ,Nardi , Madan dan Wawan yang tampak begitu lelah.
Mereka berempat sholat isya berjamah di tengah hutan pesantren itu. Dalam keadaan seperti apapun kita harus selalu ingat kepada Gusti Allah yang selalu ada untuk kita hamba-hambanya. Sebagai santri mereka tetap menjaga kewajiban umat muslim yaitu sholat lima waktu. Walaupun dengan degub jantung yang masih berdetak kencang, mereka menegakkan sholat berjamaah di hutan itu.
Srekk . . . . . .srek . . . . . Srekkk !!!, suara langkah mistrius itu membuat kekusukan sholat mereka terganggu, akan tetapi mereka semua tetap dalam sujudnya.
Dan ternyata pemilik langkah kaki mistrius itu menarik Aran, Ito dan Madan dari barisan saf sholat , entah kemana mereka akan di bawah oleh suara mistrius itu ,setelah Wawan dan Nardi selesai sholat ,barulah mereka sadar kalau Aran dan ito sudah tidak ada bersama mereka
"Kemana Aran dan ito ? " Tanya Wawan kepada Nardi, manun Nardi mengelengkan kepala tidak tahu
Srekkk . . . .!!, suara itu membuat malam kembali horor
" Itu Yogi !!!!!, " Seru Wawan sambil mendekat kearah Yogi berada ,di ikuti oleh Nardi yang tetap waspada.
" Yogi kamu dari mana saja , ?" Tanya Nardi penasaran
"Wajah kamu pucat sekali Gi, " Tanya Wawan juga penasaran, kali ini ia lebih waspada ia gak ingin terjadi seperti tadi lagi.
Jawaban Yogi hanya diam,semakin membuat Wawan dan Nardi penasan
" Yogi .. . !!, Yogi sadar ingat kami siapa ? " Tanya Nardi sambil mengoyangkan tubuh Yogi sekencang mungkin
"Kamu jangan bercanda kita lagi di hutan Gi ?" Tambah Wawan yang tubuhnya paling kecil di antara enam persahabatan itu.
Namun tiba - tiba saja wajah yogi berubah menjadi datar dan retak ,begitu sangat menyeramkan .Betapa terkejutnya Wawan dan Nardi,
Mereka berlari secepat mungkin menerobos hutan itu dan bukkkk, mereka terjatuh kedunia lain. Entah itu di mana mereka tidak tahu yang ia tahu suasananya berubah. Tidak siang tidak malam. Sulit untuk di jelaskan.

Pesantren yang Hilang (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang