Ceritanya

2.1K 92 0
                                    


     Byur...suara guyuran air membasahi tubuh lima santri di asramanya ,mata yang berat untuk di buka seketika terbelalak karena kedinginan. Kini posisi mereka duduk belum begitu sadar kalau di depan mereka berdiri seorang Ustad yang tidak pernah alpa mengelilingi asrama untuk mengontrol santri -santri yang malas sholat lima waktu ,seperti halnya pagi ini Aran,Yogi,Ito,Wawan, Madan dan Nardi yang masih terlelap dalam tidur.

     "Berdiri...!!! Ucap Ustad dengan sedikit menekan ucapanya
Mereka berlima baru sadar kalau di depan mereka berdiri seorang Ustad ,dengan secepat kilat terbentuklah barisan lurus sejajar.

     "Kenapa tidak sholat subuh berjamah di masjid?" Tanya ustad Zakey berdiri tegak dengan Sejadah yang tersampir di pundaknya.

Namun mereka berlima tidak menjawab . Ustad Zaky mengulangi pertanyaanya yang sama dengan nada yang berbeda

     "Kenapa antum tidak sholat jamah di masjid !?"

     "Maafkan kami ustad " Jawab Ito yang posisi berdirinya paling tengah diantara teman yang lain sambil tersu menunduk .

     "Antum mengaku bersalah!?" Tanya Ustat Zaky kepada lima santri yang telah melangar disiplin pondok tersebut dengan nada yang tegas sampai masuk kedalam jantung.

Mereka tidak menjawab melainkan mengangukan kepala dengan serentak

     "Karna antum sudah mengaku bersalah, dan antum juga harus berani bertangung jawab, " Jelas Ustad Zakey
Mereka berlimapun hanya mengangukan kepala dengan serentak lagi.

     "Nanti sore Ustad ingin antum mencari kayu bakar dan letakkan di kantin pesantren," Perintah Ustad Zaky kepada enam orang santrinya.

     "Apakah antum ingin mengulanginya lagi?" Tanya Ustad Zaky.

Merka berlima kali ini tidak mengangukan kepala, melainkan mengelengkan kepalanya dengan serentak juga.

     "Ingat,jangan macam-macam di hutan, sebelum magrib antum semua sudah harus kembali ke pesantren , jika kalian tidak ingin terjadi apa-apa," Ucap Ustad Zaky dengan penuh misteri.

     "Baik Ustad sebelum magrib kami berjanji akan berada di pesantren lagi ," Jawab Nardi dan pergi di ikuti oleh kelima sahabatnya.

Letak hutan yang tidak begitu jahu dari pesantren ,hingga beberapa menit saja mereka sudah sampai ke gerbang hutan itu, awalnya mereka ragu untuk masuk kedalnya, akan tetapi demi sebuah tanggung jawab mereka berenam memberanikan diri untuk masuk kedalam hutan yang sering mereka dengar angker.

     "Kalian yakin kita akan memasuki hutan ini,?" Tanya Aran kepada lima sahabatnya

     "Kenapa kamu bertanya seperti itu,kamu takut ?" Ucap Yogi

     "Hutan ini besar aku takut kita bisa pulang " Jawab Aran

     "Kamu kalau takut ya sudah tunggu di sini saja "Ucap Yogi meremahkan Aran

     "Iya benar juga, hari masih terang kalau kita belum mengumpulkan kayu bakar sebelum magrib, nanti Ustad Zaky akan marah besar kepada kita "Jelas Ito di depan teman -temannya yang lain

     "Ya sudah nungu apa lagi, " Ucap Nardi sambil berjalan memasuki hutan di ikuti oleh lima sahabatnya, suara alam terdengar jelas di telinga mereka kicauan burung, semilir angin yang mengoyang dedaunan hinga terdengar seperti orang yang bernyanyi dan bersenandung merdu itu perasaan Wawan Dan Yogi saja, bagi Aran suara itu seperti jeritan-jeritan yang menakutkan.

     "Kalian lihat itu ?" Ucap Nardi sambil menunjuk ranting pohon .

     "Itu burung bagus sekali kawan " Saut Wawan sambil mengikuti Nardi mendekati keberadaan burung yang mereka tunjuk tadi.

Pesantren yang Hilang (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang