Kita Bertemu Lagi
disini aku bukan mau meremehkan dokter loh ya, aku cuman mau menonjolkan sosok Dilla, buat kawan kawan intership dan co-ass jangan ngamuk yah sama aku. hehe ^^V peace.
*********
"Kepada seluruh kepala departemen yang berkepentingan dengan penerimaan staff dan mahasiswa praktikan dimohon kehadirannya ke diklat."
Seketika lorongan rumah sakit dan lift mulai dipenuhi dokter-dokter kenamaan Indonesia, masing -masing dari mereka sudah tampan, cantik, harum dan segar. Kecuali satu orang, dokter Arsyad yang mood nya anjlok drastis, seperti orang yang terjun bebas dari ketinggian 38.000ft. percakapan antara para dokterpun terjadi mengenai hadiah apa yang akan diberikan pada staff yang beruntung, atau memang staff yang pintar. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa setiap departemen yang menerimakehadiran staff baru atau menerima mahasiswa praktikan harus memberikan sebuah hadiah dengan kriteria tertentu.
DIKLAT MAYAPADA INTERNATIONAL HOSPITAL
Tingg...
Liftpun terbuka dan dinding disebrangnya menandakan bahwa penghuni lift itu sudah sampai di lantai 10. Diruangan Diklat pun, para staff dan mahasiswa sudah mendapat beberapa sambutan dari pihak direksi dan staff lainnya, serta diberikan beberapa pengarahan.
"Nah, ini dia dokter-dokter kenamaannya MIH yang baru saja mendapatkan staff barunya." Ucap MC yang memperkenalkan diri sebagai sekretariat diklat.
"ayo masuk, dokter."
Saat dirasanya seluruh dokter sudah memasuki ruangan dan duduk dikursi yang sudah disediakan panitia penerimaan staff, sang Mc pun memperkenalkan para dokter satu persatu, totalnya ada 9 dokter dan salah satu dari mereka membuat Dilla menundukan wajahnya serendah mungkin, agar seseorang yang dia maksud itu tidak melihatnya. Seseorang yang tadi pagi terkena tamparannya.
"nah, mari kita perkenalkan dokter dokternya ya, ketika saya sebutkan harap bapak, dan ibu dokter berdiri agar kawan kawan bisa melihat dengan jelas."
"ada yang masih bujang disini, eh duda deh, Araas. Jadi jangan bapak dan ibu saja, tapi bapak ibu dan mas dokter." kata salah satu dokter menanggapi ucapan Mc sambil tertawa renyah."oiya, ada 1 duren sawit alias duda keren sarang duit , yang mau tau nanti saya kenalin yah, oke kita mulai yaaa.."
"Dokter Agam, Kepala Departemen EU.""Dokter Syahid, Kepala Departemen Internist."
hingga 2 yang terakhir,
"Dokter Diaz, Kepala Departemen Obstetric dan Gynecology."
dan ininih yang ditunggu-tunggu para jomblowati, Dokter tertampan di MIH berusia 31 tahun, Duren sawit, ditumbuhi janggut halus yang menggemaskan. Hal yang dituturkan Aras membuat Arsyad menaikan bola matanya keatas dan memasang tampang yang malas menanggapi.
"Dokter Arsyad, Kepala Departemen Bedah Toraks, nama kita hampir sama yah dok, jangan jangan kita jodoh." Celotehan renyah kata janda 1 anak ini membuat Arsyad semakin muak diruangan. pasalnya Arsyad sangat jijik dengan wanita yang sok akrab dan genit terhadap dirinya."in your dream." sahut Arsyad yang pendek tapi membuat suasana kikuk seketika.
"galak amat dok, nanti cewek cewek disini pada kabur loh." kata Aras menanggapi Arsyad, untung saja Aras memiliki wajah tebal setebal lemak perutnya. Jadi semua ucapan Arsyad ia anggap angin lalu.
Sesi pertanyaannya pun dimulai setelah Aras memberitahukan kepada pendengarnya yang tengah duduk di diklat. Beberapa wajah tampak syok, tampak excited, dan flat. Hingga pertanyaan-pertanyaan dilontarkan, ada saja yang membuat Dilla komat kamit karena merasa jawaban yang diberikan masih saja ada yang kurang. Dan hadiah tetap bisa mereka bawa pulang.
Hingga pada pertanyaan Obgyn beberapa bidan masih termenung, memutar matanya, memainkan jemarinya diatas tas, mengetuk-ngetuk pelipisnya seolah akan ada jin yang memberi contekan, ada pula yang membuka lembar buku Asuhan Kebidanan yang tebalnya bisa untuk nimpuk anjing. Semua usaha mereka kerahkan agar tidak terlihat bodoh depan dokter Diaz, meski usaha mereka takkan membuahkan hasil apa-apa karena dokter Diaz sudah memiliki istri dan 2 anak diusianya yang sepantar dengan Arsyad.
Hingga satu suara memecahkan keheningan, bagi Dilla daripada Departemennya malu lebih baik ia menajwab pertanyaan sang dokter meskipun ada besar kemungkinan pria sebelah dokter Diaz itu akan melihatnya.
Pertanyaan Diaz dijawab sempurna, tanpaa celah bagi Diaz menjungkirbalikan jawabannya. Bahkan beberapa dokter intership dan co-ass pun menganga saking takjubnya dengan jawaban Dilla yang bahkan tidak terbesit dalam pikiran mereka.
"kedepan dill, ambil hadiah kamu. Bukan hadiah mahal tapi siapa tahu bisa menggantikan ponselmu yang sudah kau ikat dengan 2 karet dapur itu." Ucap Diaz sambil tersenyum geli.
"terimakasih dokter atas perhatiannya, sampe dokter tahu berapa jumlah karet dihandphone saya." jawab Dilla yang membuat semua orang tertawa, kecuali Arsyad yang memandangnya dengan tatapan membunuh.
"my pleasure, my dears Calo." kata Diaz sambil mengusap lembut kepala Dilla. Membuat semua mata Iri dan bahkan ada yang berfikir mereka ada Affair.
"cukup kalian ketahui, kami staff rumah sakit bahkan direksi sangat mengenal Dilla, karena dia sosok yang luar biasa. Dia rela pergi kerumah sakit tiap hari tanpa digaji hanya untuk mengisi formulir pasien baru yang buta huruf. " tambah Diaz sambil mempersilahkan Dilla kembali ke tempat duduknya.
Hampir setiap mata memandang takjub, kecuali wanita-wanita yang sirik pada dirinya.
"yang terakhir, silahkan dokter Arsyad." kata Aras yang sudah mulai menelan salivanya karena terlalu banyak bicara.
"saya akan memberikan pertanyaan ini kepada 10 nama Co-ass yang akan menduduki Bedah Thoraks terlebih dahulu. Bila kalian tidak bisa menjawab, saya lempar pada Co-ass departemen lain. Bila masih tidak bisa juga, saya berikan pada intership. Bila tetap tidak ada yang bisa, bersiaplah dengan Karya tulis yang akan saya berikan pada setiap individu dengan 10 kasus berbeda."
Seketika mereka yang menatap Arsyad terlihat ngeri, mengingat Karya tulis dan perpustakaan yang akan menyita waktu. Menjadi Co-ass saja membuat mereka harus merelakan sisa masa muda mereka.
"Bagaimana proses penggantian jantung buatan pada pasien berusia 71 tahun, dengan Pneumonia, total waktu yang dibutuhkan, apa saja yang akan terjadi bila kita melebihi waktu yang ditentukan ?"
"dan bagi kalian yang bisa menjawab, saya berikan Macbook terbaru." kata Arsyad sambil mengeluarkan kotakan Macbook diatas mejanya.
seketika semua mata menatap tidak percaya pada Arsyad. Tergiur dengan Macbook tapi pertanyaan pun tidak mudah. Bahkan para dokterpun tidak yakin bisa menjawab dengan rinci. Disudut yang lain ada yang menerima tantangannya dengan tersenyum, menanti waktu agar dia bisa menjawab pertanyaan dokter tengil itu.
"aku akan menjawabnya........" Ucap suara lirih dibelakang sana.
*********
Siapa yah yang bisa jawab pertanyaan Arsyad yang gila itu, sampe dokter aja pada melongo. apalagi CO-assnya. pasti udang keringet dingin gara - gara kebayang akan ngerjain karya tulis yang tebelnya bisa buat ganjel pintu kalau angin topan.
happy reading gaesssssss ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stone Doctor (COMPLETE)
Romantizm#1 Newbie 09/05/2018 Bijak memilih bahan bacaan !! Arsyad Bargantara M (31 tahun) Seorang dokter bedah jantung termuda di Asia, reputasinya dalam dunia kedokteran sudah tidak perlu diragukan, orang yang ingin dioperasi olehnya harus membuat janji te...