Chapter 19

29.8K 1.2K 5
                                    

Arka's Wish


"Aku harus bilang sama mas Arsyad hari ini, mungkin setelah acara ulang tahun Arka." Batin Dilla yang masih termenung dikamar mandi menatap 2 garis merah di alat tes kehamilannya.

Entah rasa gugup ini semakin besar karena mengingat pernikahan mereka yang tidak lama lagi. Bukankah seharusnya Dilla tidak merasa khawatir, tapi sesuatu dalam dirinya tetap saja tidak tenang.

Rumah Keluarga Bargantara

Semua persiapan sudah selesai, mulai dari dekorasi, kue tart sampai bingkisan untuk kawan-kawan Arka sudah rapi.

Seluruh keluarga sudah hadir, begitupun calon bundanya. Dilla tidak dapat banyak membantu, karena memang semua sudah selesai tinggal menanti kedatangan para tamu saja.

Disudut yang lain, Naya melihat Dilla dengan khawatir. Meskipun calon adik iparnya ini sudah bersolek tapi wajahnya tetap terlihat pucat, beberapa kali Dilla bulak balik kamar mandi dan hendak mengeluarkan isi perutnya.

Ketika ditanya, Dilla hanya menjawab bahwa dirinya tak enak badan, mungkin masuk angin dan semacamnya. Dan saat Naya kembali menanyakan kondisi Dilla, dirinya kembali mendapat jawaban yang sama bahwa sang adik baik-baik saja.

Satu persatu tamu undanganpun berdatangan, seluruh kawan Arka di Taman Kanak -  Kanak sudah hadir. Mereka berlarian, bermain sambil menunggu badut yang Papanya pesan.

Dan ketika sang badut datang dengan atasannya, seluruh keluarga Bargantara terkejut melihat sesosok wanita yang menjadi atasan badut itu. Wanita yang sangat mereka kenal, wanita yang dulu meninggalkan Arsyad dan meninggalkan bayi mungilnya untuk pergi kedalam pelukan lelaki yang lebih kaya dari Arsyad.

Anisya kembali....
"Mama nisyaaa."  Seorang anak berteriak dan berlari menghamburkan dirinya kedalam pelukan Nisya, memecah ketegangan antara keluarga Bargantara dengan Nisya.

"Mama datang, Arka kira mama gak datang." Pelukan Arka sangat erat, membuat seseorang dipojok sana yang melihatnya merasa terhantam ratusan anak panah.

Dilla merasa kalau Nisya akan merebut Arka dari dirinya, tapi sebenarnya tidak ada yang merebut Arka karena Arka adalah anak wanita itu, anak wanita itu dengan kekasihnya Arsyad.

Menghadapi kenyataan ini membuat tubuhnya gontai, Dilla hampir terjatuh jika saja Arsyad tidak segera menangkapnya. 

"Apa yang kau ...." Ucapannya terpotong saat Dilla menatap dan menggenggam erat tangan kekasihnya dan menggelengkan kepalanya. Dilla memberikan isyarat agar Arsyad mampu meredam emosinya.

"Ini ulang tahun Arka, jangan buat kegaduhan. Apapun yang ingin kau katakana, katakan saja nanti saat acara selesai. Jangan buat Arka bersedih."

"Tapi, sayang.." Lagi lagi ucapan Arsyad terhenti karena Dilla menghentikkannya.

Pesta ulang tahun Arka berjalan sangat meriah, dan kado yang berdatanganpun sangat banyak dan mahal tentunya karena beberapa tamu undangan adalah anak-anak dari dokter yang bekerja di MIH.

Sepanjang acara, Dilla tidak banyak bicara ia hanya duduk karena menahan pusing yang ia rasakan, menahan mual, bahkan menahan agar kesadarannya stabil.

Saat potongan kue pertama, Semua sudah pasti mengira kalau kue itu akan diberikan kepada Dilla karena Dilla sangat menyayangi Arka.

Apapun akan ia lakukan bagi Arkanya, tapi kenyataan berbeda dengan ekpektasi semua orang.

"Ini buat Mama, terimakasih karena sudah mengandung Arka, melahirkan Arka, dan sudah kembali kepada Arka dan Papa."

Dilla menitikkan air mata, entah rasa terharu atau terluka yang ia rasakan saat ini. Ingin rasanya ia menangis karena anaknya kini seolah melupakan dirinya. Namun, seorang pria menghapus airmatanya lembut.

My Stone Doctor (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang