Chapter 9

38.2K 1.8K 4
                                    

Dilla's POV

Matanya menatap seseorang yang memasuki lift, Ia gagalkan dirinya untuk menghadap pria itu, sekedar untuk menyampaikan maaf dan mengucapkan terimakasih. Mungkin lain kali, batinnya. Ada sesuatu yang tengah menjadi beban dalam dirinya. Dan entah apa hal itu. Dilla pun tidak mencoba menggali lebih jauh.

...

INSTALASI GAWAT DARURAT

Beberapa orang masih sibuk membahas kejadian kemarin, ada yang sibuk dengan laporan. Hari ini IGD tidak ramai, jadi kedatangan Dilla keruangan inipun hanya untuk berceloteh ria dengan kawan-kawan dan seniornya.

"Kakdil, digedung belakang deket asrama ada gudang obat, disana obat obat kaya DZP disimpen, bisa tolong ambilin ga, aku harus cek pasien lain, dokter Arsyad minta DZP, tapi kasih ke aku aja ya." Kata Genoa

"ok dear, aku ambilin." Dilla pun meninggalkan IGD dan diikuti oleh 2 kawan Genoa, katanya mau menemani Dilla karena itu gedung tua. Bagi Dilla gak ada masalah toh emang serem juga udah jam 4 sore.

Dilla memasuki gudang itu memakai masker andalannya, diikuti 2 kawan Genoa, sampai didalam mereka mencari-cari DZP yang dimaksud. Tapi Dilla masih belum menemukannya.

"Gak ada disini, bukan disini ka..."

BRUUUKKKKKKKKKK

Dilla didorong oleh seorang wanita yang meminta pertolongannya tadi.

"Genoa ? Ada apa?"

"Ada apa? Lo bego atau pura-pura bego? Gw bilang ya sama lu, berenti jadi parasit buat orang !"

"Maksud kamu apa? Aku ga ngerti."

BYUUUURRRRRRRRRR

Tubuh Dilla disiram oleh air yang berwarna pekat dan berbau busuk, sepertinya dari Comberan Gedung tua, seketika Dilla merasa mual dengan bau nya yang sangat kuat.

"Arsyad itu punya gw, bahkan gw sama dia udah pernah abisin malem berdua, jadi lo gausah kegatelan." Ucap salah satu co-ass yang bernamakan Genoa di Snellinya, wanita itu menjambak rambut dan kerudung seorang wanita lain dihadapannya.

Tanpa Genoa sadari seseorang yang namanya disebutpun mulai menghampiri gudang tua ini.

"Anda melakukan ini karena dr. Arsyad ? Ya Allah, Genoa.. apa kepercayaan diri yang kau junjung itu ditelan gajah hingga takut merasa disaingi oleh saya?"

"Bahkan saya sendiri tidak pernah merasa ingin merebut dr. Arsyad dari siapapun. Bahkan dia tidak memiliki tempat dihati saya. Anda lucu, seorang yang bermartabat seperti anda menjadi liar seperti ini mencelaki orang hanya karena laki-laki." Tambah dilla dengan memberikan senyum kecut.

"Diam kau !! perempuan sialan !!" diiring tamparan keras yang membuat dilla terhuyung dan mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.

Srreeeeeeekkkkkkkkkkkkkkk

"Apa-apaan ini?"

"Beruntung saya mengenali nama dan wajah kalian, tunggu hingga saya membawa kasus ini ke kode etik kedisiplinan dan ke kemahasiswaan kali, jangan salahkan saya bila kalian takkan menyentuh bahkan melihat ijin dokter kalian." Ucap Arsyad sambil menghampiri Dilla yang tengah menangis menutupi tubuhnya.

Kelima orang itu, Genoa dan keempat kawannya hanya mematung merasa bahwa semua kerja keras mereka akan sia-sia.

"Kau tidak apa-apa?" ucapnya sambil menatap Dilla, dan hanya dijawab anggukan oleh Dilla.

Arsyad pun melepaskan sweater dan Snellinya untuk dikenakannya pada Dilla. Dan setelahnya menatap tajam pada keempat anak didiknya.

"Jangan pernah mendekatinya apalagi sampai menyakiti dirinya lagi, karena kalian akan berhadapan denganku. DIA MILIKKU."

Terimakasih telah datang, Terimakasih ya Allah karena menghadirkan dia tepat waktu. Dia melepaskan jaket dan jas nya dan dipakaikannya untukku, mengusap lembut puncak kepalaku, dan menepuk lembut pundakku, menghamburkanku dalam pelukannya hingga membuatku merasa nyaman dan melupakan segala kejadia menyakitkan yang baru aku alami.

Tapi mengapa, mengapa kau mengatakan bahwa aku milikmu. Aku takkan sanggup menghadapi kepahitan lagi, terlebih apa yang tadi aku dengar, kau menghabiskan malam dengan Genoa ? untuk apa ?.

Semenjak pertengkaran-pertengkaran kita kemarin, kuakui aku membencimu. Tapi ku akui pula, disudut hatiku entah apa itu membuatku selalu gelisah dan khawatir setiap kali aku melihatmu terdiam dengan tatapan kosong itu. Apa yang kau lakukan padaku ?

...

Tok.. tok.. tok..

"Kau sudah selesai? Ini kugantung dipintu ya, cepat ambil sebelum diambil orang untuk dijadikan penglaris hahaha." Kata Arsyad saat mengantarkan pakaian dalam wanita itu yang dia ambil dari loker bidan bersama tasnya tentunya. Hingga membuat bidan lain keheranan.

Dikamar itu, Dilla hanya tersenyum mendengar kata-kata Arsyad.

"Kau lucu, mengapa kau tak pernah sehangat ini seperti dulu." Batinnya berkata, tapi sekejap kemudian dia menggelengkan kepalanya. Menyadari ada hal yang tidak boleh dia lakukan, yaitu Mencintai Arsyad.

Keesokan harinya..

Ruang Konferensi

Semua gempar, CCTV dibongkar, beruntung CCTV gudang itu masih berfungsi ternyata. Kelima wanita co-ass itu diberikan peringatan, dan dipindahkan tempat co-ass mereka kerumah sakit lain. Beberapa co-ass dan kawan perawat menatap kelima wanita itu dengan tatapan kanibal. Sedangkan Arsyad memasuki ruangan itu dengan tegap.

Sekali lagi akan kukatakan pada kalian semua.

"Saya tidak mentolerir segala bentuk kekerasan, pembully-an dan semacamnya terhadap junior ataupun kawan sejawat, apalagi terhadap senior. Baik saya dan tim kedisiplinna takkan tinggal diam. Terlebih jangan perlakukan hal buruk pada Dilla, karena dia adalah Wanita saya."

Semua orang menatap syok, bahkan sang papa pun melihat dengan syok bahwa anaknya mengakui Dilla sebagai wanitanya. Tapi ke-syok-an itu berubah menjadi raut bahagia, mereka menatap Dilla sambil tersenyum menyindir, beberapa menggerakkan bibir tanpa suara, yang bila dilihat dari gerakan bibirnya seolah bilang "Ciyeeeeeeeee". Sisanya menatap Arsyad bahagia, mereka yang mengetahui pahit yang Arsyad lewati tersenyum lebar dan berkata dalam hati.

"Arsyad kami, telah kembali."

Kemudian menatap balik ke Dilla dan berkata ;

"Terimakasih nak, telah mengembalikan sosok hangat yang sangat kami cintai."

Sedangkan dikursinya, Dilla mematung menundukan pandangan, hatinya berkecamuk memikirkan seseorang diluar sana. Tepat saat itu pula, bibirnya berkata

"Kau harus memberikan penjelasan padaku, ARSYAD."

My Stone Doctor (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang