Chapter 13

37K 1.6K 6
                                    

Penerimaan

"Mana Dilla ? Semalam dia disini, Kemana Dilla? Kenapa ada Arka ? Mama Jawab Arsyad!!"

Keluarganya yang tengah menikmati sarapanpun terkejut melihat Arsayd yang bahkan sudah berdiri dari kasurnya, tanpa memikirkan kondisinya sama sekali. Tak terkecuali Arka yang terkejut melihat sang Papa yang sudah sadar.

"Nak, duduk duduk jangan begini, kamu udah sadar sayang ?" Ucap Arni sambil menyodorkan minum.

"Aku udah sadar dari semalam, tapi aku sengaja ga kasih tahu siapappun. Dilla mana ? Kenapa ada Arka ? apa Dilla lihat Arka ? aku belum jelasin apa-apa soal Arka. Dilla pasti ngerasa aku bohongi. Apa Dilla ninggalin aku setelah lihat Arka pagi ini ? Mama jawab, ma"

"Arsyad.. Arsyad.. buruk sekali kamu memandang Dilla."

"Aku gak bisa kehilangan Dilla ma, gak lagi." Ucapnya terisak.

Dilla yang memutuskan pulang jam 3 pagi tadi, itupun kembali kerumah sakit, entah kenapa perasaannnya tidak enak. Dilla kembali setelah membersihkan diri, kebetulan hari ini memang dirinya libur bekerja dan ingin menghabiskan waktu menemani Arsyad dan bertemu Arka LAGI. Ya.. LAGI, karena beberapa hari ini Dilla selalu menatap anak itu saat ia tengah ditaman, Arka menangis karena melihat papanya tidak kunjung sadar. Hingga akhirnya ia putuskan untuk, mendekati Arka dan memberikan kasih sayang pada Arka. Tapi Arka tidak tahu kalau ternyata sosok keibuan yang dia dambakan menjadi bundanya adalah memang calon bundanya.

Dilorong ia mendengar suara teriakan dari seorang pria yang sangat ia rindukan, Ia berlari. Mainan yang ia belikan untuk Arkapun sempat berceceran, mengingat mobil-mobil hot wheels itu sangat mini ukurannya, ada sekitar 20 buah yang Dilla belikan untuk calon anaknya dengan berbagai tipe mobil.

"Mas.. Mas Arsyad.. Mas kamu sudah sadar ? Mas ya Allah." ucapnya sambil membelai lembut wajah yang masih penuh dengan goresan sisa tabrakan kemarin.

"Dilla, kamu gak pergi? kamu gak pergikan karena ada Arka dihidup aku? Aku mohon ijinkan aku jelaskan semuanya. Aku..."

"Kenapa kamu jadi bawel seperti ini?" Jawab Dilla yang masih meneteskan airmata bahagia dan menutup mulut kekasihnya dengan jarinya.

"Kamu panik karena kehadiran Arka ? Bodoh !"

"Arka itu.."

"Arka itu anak laki-laki yang tertampan yang pernah aku lihat." Jawabnya, membuat Arsyad terkejut.

"Tante.." Arka berlari menghamburkan dirinya ke pelukan Dilla

Keluarga Bargantara pun merasa heran, bagaimana Dilla bisa mengenal Arka begitupun sebaliknya, mengapa Arka terlihat sangat menyayangi Dilla. Semua bingung.

"Kamu gak mau ngenalin dia secara resmi ke aku, mas ?"

Arsyad tersenyum menatap keduanya, Arka yang memeluk Dilla dan menggantungkan lengannya dileher Dilla bahkan membuatnya cemburu.

"Ini Arka, anak kandungku, kebanggaanku, anak yang sangat aku cintai meski aku tak pernah mengatakan apapun padanya." Ucap Arsyad sambil menangis.

Arka yang semula menatap lekat calon bundanya berbalik menatap Arsyad dan loncat kekasur papanya, memeluk dan mencium papanya.

"Arka sayang papa."

Seluruh Bargantara's pun menangis haru, begitupun Dilla. Mama Arni merasa bahkan Dilla mampu menghancur tembok yang dibangun Arsyad dalam waktu singkat. Dihatinya ia berdoa agar Dilla lah jodoh terbaik bagi anaknya.

"Jadi, tante dicuekkin nih? Padahal tante udah bawain banyaaaaak banget hot wheels buat Arka."

Bukan anak kecil kalau tidak bahagia bila apa yang diinginkannya dikabulkan. Dia kembali menghamburkan dirinya pada Dilla dan mengatakan hal sangat tak diduga oleh semuanya.

"Makasih bunda. Kata bunda, kalau anak sholeh do'a nya Allah kabulinkan? Allah udah kabulin do'a Arka yang pertama, tinggal satu lagi. Semoga Allah kabulin do'a Arka yang pengen bunda jadi bundanya Arka." Utarnya sambil memeluk dan mencium pipi wanita yang ia sayangi. Pipi yang dibuatnya merona.

"Pokoknya aku sekarang, maunya manggil BUNDA" Ucapnya tegas, kemudian berlari membawa ke-20 hot wheels-nya.

Semuanya tersenyum bahagia, menyisakan Arsyad dan Dilla yang masih terkejut.

"Kamu kemana ? aku bangun kamu gak ada."

"Memang mas sadar dari kapan ?" Jawabnya syok

"Semalam, tapi aku sengaja tidak membangunkan kalian semua."

"Terimakasih sudah menepati janji untuk kembali." Jawab Dilla mengabaikan ucapan Arsyad sebelumnya.

"Jadi mengenai Arka ?"

"Apa kamu menerima dia sebagai anakmu?"

"Bahkan aku tidak pernah mendapatkan tawaran untuk menjadi istrimu terlebih dahulu. Bagaimana Arka dapat menjadi anakku? Lagipula, kalaupun kau memintaku menjadi istrimu, dan Ibu bagi Arka bukankah Arka tidak hanya akan menjadi anakku ? tapi anak kita."

"Aku menerimamu dengan paket komplit, hanya jika kau sudah melamarku resmi Mr. Bargantara."

"Dillaaaa... Terimakasih sayang."

Andaikan saja Arsyad mampu merengkuh wanitanya, ingin rasanya ia memeluk erat Dilla dan melayangkan kecupan hangat bagi Dilla. Tapi semua ia urungkan, sebelum Dilla berubah menjadi wanita galak yang selalu menantangnya.

"Terimakasih pula sudah menyelamatkan nyawaku, hingga aku dapat memenuhi janjiku padamu."

"Oiya, bagaimana kamu tahu tepat posisi menusukan needle kemarin ?" Tambah Arsyad.

Dilla yang mendapatkan pertanyaan yang tak dia duga hanya dapat menggigit bibirnya dan tersenyum.

"Ahh.. kamu gakkan percaya dan akan marah juga kalau aku kasih tau." Jawabnya.

"DRAMA KOREA LAGI ? Kamu becanda?"

"Kenyataannya memang begitu, Drama "W~ Two Worlds" episode 1, hehe." Ucapnya sambil terkekeh dan membuat seluruh keluarga itupun tertawa.

"Beruntungnya aku karena kamu pintar, jika saja manusia bodoh yang asal menusukkan jarum, aku yakin aku mati ditempat." Jawabnya sambil menghembuskan nafas panjang.

"Kau, dengan semua kegilaanmu membuat aku semakin jatuh cinta. Terimakasih karena sudah menerimaku dan anakku." Batinnya, membuat dirinya mulai berkaca-kaca.

My Stone Doctor (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang