Pertemuan II
Keluarga Bargantara berdatangan, mereka sangat khawatir akan kondisi Arka. Anak kecil tak berdosa itu harus terluka amat dalam karena kesalahan orangtuanya lagi.
Nisya yang dihubungipun datang, ia memberikan banyak alasan hingga akhirnya mendapat tamparan panas dari Arsyad. Semuanya fasilitas yang dia nikmati sudah Arsyad blokir, dan langsung menelpon pengacara untuk mengurus surat perceraian mereka.
Keluarga Raziq Kusuma yang merupakan keluarga Nisya pun datang menjenguk cucunya. Tapi tak ada yang menghampiri Arka, mereka menatap Arka menatap sikecil itu begitu ketakutan tak ingin didekati siapapun kecuali bundanya.
Bahkan Arsyad sangat terluka begitu lihat semua luka sang anak, luka yang tak pernah Arsayd lihat sebelumnya karena ia terlalu menyalahkannya akan kepergiannya Dilla.
"Bunda, Ceritakan tentang Al Fatih, Arka rindu semua yang bunda lakukan untuk Arka."
"baiklah, nak."
Keadaan Arka mulai stabil, demamnya sudah turun dengan cepat padahal tadi ia sempat kejang. Begitu Dilla mendekapnya erat, Arka seperti mendapatkan apa yang sangat ia butuhkan.
Arsyad menangis memandang keduanya, berjuta pertanyaan dikepalanya termasuk perut Dilla yang membuncit, yang Arsyad yakini bukan karena ia menggemuk tapi karena ada janin dibadannya, Arsyad menerka usia kandungannya Dilla sekitar 8 bulan lebih. Dan Dilla sudah meninggalkan dirinya selama 8 bulan.
Batinnya menjerit itu anaknya, matanya terbelalak kaget. Kanaya yang melihat itu menepuk pundaknya Arsyad.
"Ya.. itu anakmu." Membuat Arsyad dan keluarganya menengok ke Arah Kanaya.
"Aku sudah ingin mengatakan padamu saat hari ulang tahun Arka, tapi Dilla melarangku karena dia mendengar Arka merengek kepadamu untuk membuatnya kembali bersama mamanya. Dan dilla bilang, dia sudah berjanji mengabulkan apapun asal Arka bahagia. Itu alasannya Dilla pergi."
Arsyad terjatuh depan tempat tidur Arka, membuat Dilla menengok ke arahnya. Dilla bahkan, tak memperhatikan keadaan sekitarnya. Ia tak tahu sudah banyak orang disana yang menatapnya.
"Kalau kalian ingin berbicara silahkan diluar, anakku butuh istirahat. Aku mohon."
Dilla menekankan kata-katanya dan membuat semua keluarganya yang ada diruangan keluar dan menarik Kanaya dan Faqih keluar, menyisakan Arsyad yang masih terisak dilantai.
Kanaya menjelaskan semuanya, bahkan mengapa sampai Dilla bisa hamil, kenapa Dilla dan Arsyad malam itu terbakar gairah dan mengapa Dilla memilih menyembunyikan kehamilannya dan pergi.
Selama ini Dilla, Kanaya dan Faqih menjauh karena mencium hal aneh dalam diri Nisya, tapi Dilla menepisnya karena baginya kebahagiaan Arka adalah segalanya. Arka sudah terluka selama 5 tahun dan saatnya bahagia bersama orangtuanya.
Semua orang yang ada diluar ruang IGD menangis, kecuali para pria yang menahan air mata dan satu lagi wanita berkedok iblis yang entah kemana hatinya.
Mama Arni menampar Nisya karena sudah membuat hidup anaknya, cucunya dan calon menantunya berantakan. Ingin rasanya Mama Arni, memeluk Dilla erat, betapa wanita itu sangat mencintai anak-cucu nya hingga rela berkorban besar.
Nisya diringkus polisi, polisi itu sudah Arsyad telepon sebelum Nisya datang. Penganiayaan terhadap sang anak sangat berbahaya.Benar sepertinya kalau wanita ini terindikasi gangguan jiwa, karena saat polisi meringkusnya ia hanya tertawa terbahak-bahak.
Diruang IGD, Dilla turun dari tempat tidur melepaskan anaknya yang mulai tenang, menghampiri laki-laki yang sangat ia cintai dan ia benci saat ini. Dilla menatap lekat lelakinya yang sudah 8 bulan ini ia rindukan, ia menarik Arsyad untuk berdiri dan melihat Arka sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stone Doctor (COMPLETE)
Romance#1 Newbie 09/05/2018 Bijak memilih bahan bacaan !! Arsyad Bargantara M (31 tahun) Seorang dokter bedah jantung termuda di Asia, reputasinya dalam dunia kedokteran sudah tidak perlu diragukan, orang yang ingin dioperasi olehnya harus membuat janji te...