FilosofYunani kuno Plato tak pelak lagi cikal bakal filosof politik Barat dansekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika mereka. Pendapat-pendapatnyadi bidang ini sudah terbaca luas lebih dari 2300 tahun. Tak pelak lagi, Platoberkedudukan bagai bapak moyangnya pemikir Barat.
Plato menganalogikan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dengan para tahanan yang selama hidupnya terkurung dalam gua. Kepala mereka enggan menengok ke belakang (ke lubang gua) dan hanya terarah pada dinding gua belaka. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat melihat sumber cahaya di luar gua. Mereka hanya melihat bayangan dirinya saja, yang sumber cahayanya berasal dari lubang gua di belakanh badan mereka.
Apa arti perumpamaan itu ?
Melalui perumpamaan itu Plato hendak menyampaikan dua hal.
Pertama, kebanyakan manusia terpaku pada kehidupan duniawi, yang cepat berubah dan fana itu. Seolah-olah kehidupan yang fana itu adalah kehidupan yang sejati. Padahal kenyataan yang sesungguhnya adalah berupa dunia ide, yakni dunia yang menjadi sumber yang memancarkan kehidupan di alam fana ini.
Dunia ide yang dimaksudkan oleh Plato bukanlah ide-ide yang ada dalam pikiran manusia, melainkan dunia objektif yang ada "di luar sana" (di luar gua), yang mengatasi dunia kehidupan sehari-hari kita.Kedua, Plato mengkritik pendapat yang mengatakan bahwa pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan indrawi, yang sumbernya adalah pengamatan atau pengetahuan indera. Padahal pengetahuan yang sebenarnya bersumber dari rasio dan berobjekkan dunia ide. Dunia pancaindra hanya merupakan "cermin" dari dunia ide.
Bentuk terbaik dari suatu pemerintahan, usul Plato, adalah pemerintahan yang dipegang oleh kaum aristokrat. Yang dimaksud aristokrat di sini bukannya aristokrat yang diukur dari takaran kualitas, yaitu pemerintah yang digerakkan oleh laki-laki terbaik dan terbijak dalam negeri itu. Orang-orang ini mesti dipilih bukan lewat pungutan suara penduduk melainkan lewat proses keputusan bersama. Orang-orang yang sudah jadi anggota penguasa atau disebut "guardian" harus menambah orang-orang yang sederajat semata-mata atas dasar pertimbangan kualitas.
Platopercaya bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mestidisediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota"guardian". Plato merupakan filosof utama yang pertama, dan dalamjangka waktu lama nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaankesempatan tanpa memandang kelamin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Philosophy's World
RandomWhat is philosophy ? *Referensi di atas berasal dari buku dan internet !