Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Ahmad al-Ghazali al-Thsusi. Ia dilahirkan pada tahun 450 H bertepatan dengan tahun 1058 M di Ghazal, Thus, Provinsi Khurasan, Republik Islam Iran.
Dalam hidupnya al-Ghazali pernah mengalami suatu masa keragu-raguan. Dalam perjalanan hidupnya untuk mencari kebenaran al-Ghazali mempelajari teology ternyata dalam teology tersebut banyak terdapat pertentangan-pertentangan. Kemudian dipelajarinya filsafat ternyata tidak mempunyai argument yang kuat bahkan ada hal-hal yang bertentangan dengan agama. Akhirnya dia menemukan kebenaran yang dicarinya dalam tasawuf. Sirajudin Zar menukilkan setelah al-Ghazali mengalami keragu-raguan tersebut, ia meninggalkan semua jabatan yang disandangnya, seperti rektor dan guru besar di Baghdad, kemudian ia mengembara ke Damaskus. Di Masjid Jami' Damaskus ia mengisolasi diri (uzlah) untuk beribadah, kontemplasi, dan sufistik yang berlangsung selama dua tahun.
Al-Ghazali diberi gelar kehormatan dengan Hujjat al-Islam (Argumentasi Islam). Semasa mendalamifilsafat, ia menemukan banyak terdapat kelemahan di dalamnya bahkan menurut keyakinannyabanyak ajaran filsafatyang bertentangan dengan ajaran Islam bahkan ajaran filsafat kelihatan meremehkan ajaran Islam
Al-Gahazali melontarkan sanggahan luar biasa keras terhadap pemikiran para filosof. Adapun yang dimaksud dengan filosof dalam bahasan al-Ghazali ini adalah Aristoteles dan Plato. juga al-Farabi dan Ibn Sina karena kedua filosof Muslim ini dipandang al-Ghazali sangat jawab dalam menerima dan menyebarluaskan pemikiran filosofis dari Yunani (Sokrates, Aristoteles, dan Plato) di bertanggung dunia Islam. Kritik pedas tersebut ia tuangkan dalam bukunya yang terkenal Tahafut al-Falasifah (Kerancuan berpikir para filosof). Sebelumnya, ia mempelajari filsafat tanpa bantuan seorang gurupun dalam kurun waktu dua tahun. Setelah berhasil dihayatinya dengan seksama, lalu ia tuangkan dalam bukunya Maqasid al-Falasifat (Tujuan Pemikiran Para Filosof). Dengan adanya buku ini ada orang yang mengatakan bahwa ia benar-benar menguasai argument yang dipergunakan oleh para filosoF.
Pertentangan yang terjadi antara filosof Muslim denganal-Ghazali hanya berkisar pada tataran interpretasi tentang dasar-dasar ajaranIslam yaitu pada bentuk kebangkitan di akhirat, bukan pertentangan padadasar-dasar Islam itu sendiri, yakni kebangkitan di akhirat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Philosophy's World
AcakWhat is philosophy ? *Referensi di atas berasal dari buku dan internet !