"Tugas kita sekarang sama; sama-sama berjuang: aku memperjuangkan kamu, kamu memperjuangkan dia."
👫👫👫
Bagi Anna kenikmatan saat di rumah itu dimana dirinya hanya bersantai-santai menonton televisi sambil tiduran di atas sofa dengan camilan di tangannya. Seharian berkutat dengan pelajaran di sekolah membuat otaknya terasa mengebul. Maka kenikmatan seperti inilah yang Anna tunggu-tunggu sejak di sekolah tadi. Hanya bersantai-santai tanpa mendengar ocehan guru-guru, tanpa harus mengerjakan tugas, sebenarnya saat ini ia memiliki tugas yang harus di kumpulkan esok hari. Namun, rasanya tubuhnya terasa malas. Biarkanlah, nanti juga ia akan mengerjakannya.
Setelah mendengar ucapan Kenziano tentang perasaan cowok itu pada Alena--berkata membuat hatinya seakan teriris, tetapi dia bukan tipe cewek menye yang kalau sedang galau pasti mengurung diri atau menangis semalaman. Walaupun dalam mode galau ia tetap menjalani aktivitas dengan keceriaan seperti biasanya.
Huh, memang tipe cewek seperti Anna ini sangat jarang ditemui. Tipe cewek langka yang seharusnya dijaga bukan disakiti.
Terdengar suara decitan pintu terbuka, tak lama Alena masuk masih dengan seragam sekolah. Anna mendongak menatap jam dinding, sudah menunjukkan pukul 8 malam. Anna mengernyit, tumben sekali Alena pulang jam segini.
"Dari mana lu? Baru balik jam segini." Anna melempar camilan ke arah Alena membuat gadis itu menghampiri Anna dan duduk di salah satu sofa.
"Abis main sama Daffa."
Seakan ingat sesuatu Anna bangkit dari posisi tiduran menjadi duduk dengan salah satu kaki di tekuk.
"Lo jadian ya sama kak Daffa?" Tanyanya penasaran. Pasalnya ia mendengar kakak perempuannya itu menjadi buah bibir di SMA Nusa, belum lagi Kenziano juga meminta tolong padanya bertanya pada Alena.
Alena menggeleng, "belum jadian."
"Alahh, di sekolah berita yang kesebar tentang lo sama kak Daffa udah jadian." Anna membalas dengan memasang wajah mengejek.
"Masa?"
Sekilas Alena hanya mengangguk.
"Gue kira lo sukanya sama kak Kenzi." Anna mengambil camilan yang berada di dalam toples dan memasukannya ke dalam mulut.
"Gue? Suka sama Kenziano?" Alena menunjuk dirinya sendiri. Anna mengangguk, "yang ada lo kali yang suka sama Kenziano."
"Dih, kok malah jadi gue?" Anna kembali melempar camilan ke arah Alena.
"Lo kira gue nggak tau kalo lo sering curhat di binder lo." Sebelum mendapat amukan Anna yang mengetahui dirinya membaca binder milik adiknya itu Alena melarikan diri.
"Eh, kampret lo ya, baca-baca binder gue." Kali ini Anna melempar bantal sofa. Merasa kesal pada sang kakak karena selalu penasaran dengan rahasianya. Bukan hanya sekali saja, tetapi sudah berkali-kali Alena mengobrak-abrik kamarnya mencari rahasia yang ia simpan. Tak jarang kakaknya itu diam-diam juga mengecek ponselnya.
***
Siang itu sepasang anak kecil sedang duduk di kursi taman sebuah gedung. Seorang anak laki menggunakan tuxedo dan seorang anak perempuan menggunakan gaun berwarna putih bahkan gaun itu terdapat noda.
![](https://img.wattpad.com/cover/121020501-288-k431138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love
Teen FictionHighest rank #25 in teenfiction(31/08/18) Atas nama cinta ku tuliskan sebuah pengakuan hati yang tersakiti. aku kira kau mencintaiku ternyata aku keliru, kau tidak mencintaiku melainkan mencintainya. Atas nama cinta ku tuliskan sebuah harapan nan se...