BAB 20: Cemburu.

57.1K 5.1K 366
                                    

"kamu adalah alasan kenapa aku ingin menjadi sempurna."

***

Anna menatap bengis ke arah depan tepatnya ke arah dimana Kenziano dan Alena berada. Suhu tubuhnya terasa panas atau mungkin ini efek matahari yang membakar tubuhnya? Ia rasa bukan. Karena tidak mungkin panasnya matahari sampai membakar hatinya. Apa dirinya terbakar api cemburu? Oh, ayolah. Anna buka tipe cewek yang akan mengelak jika sedang cemburu. Makanya jawabannya, ya! Dia sangat cemburu!

Melihat bagaimana Kenziano yang langsung turun dari sepeda lalu menitipkan sepedanya pada Anna--yang bodohnya cewek itu mau saja, kemudian menghampiri Alena seakan-akan mereka tidak pernah bertemu. Padahal setiap hari mereka bertemu di sekolah bahkan bertatap muka mengingat mereka satu kelas. Hentikan drama ini!

Kita lihat bagaimana cara cewek berkuncir kuda itu bereaksi di tengah-tengah dirinya terbakar api cemburu.

Anna melepas tangannya yang sedari tadi memegangi stang sepeda Kenziano membuat sepeda itu terjatuh dan menimbulkan suara yang cukup nyaring. Saat Kenziano dan Alena menoleh Anna langsung berakting, "aduhhh..., Gila panas banget. Panas-panas." Tak tanggung-tanggung gadis itu berteriak.

Anna berjalan menghampiri Kenziano dan Alena yang berada di depan pagar rumahnya. Berdiri tepat di tengah mereka membuat Alena dan Kenziano sama-sama menggeser tubuhnya. Anna memperhatikan keduanya bergantian masih dengan aktingnya.

"Lo pada ngerasa panas nggak sih? Gerah gitu." Tanyanya.

Mereka menggeleng serempak membuat Anna semakin dongkol.

"Yahh, kulit lo berdua kayak kulit badak sih jadi nggak ngerasain kalo panas." Kenziano menatap Anna sambil mengerutkan alisnya curiga, dengan cepat Anna menambahi, "gue masuk aja deh, abisnya diluar panas. Panasnya kayak diduain." Terselip nada sindiran di dalamnya.

Daripada semakin panas dirinya terbakar api cemburu lebih baik ia mandi air dingin untuk memadamkan panasnya api cemburu.

***

Malam harinya, Anna duduk dengan gelisah di atas kursi meja belajar sambil menggenggam ponselnya. Dia sedang berpikir bagaimana caranya membuat Kenziano hanya terfokus pada dirinya bukan pada Alena.

"Aduhhh..., Gimana ya caranya biar Kenziano matanya nggak ijo kalo liat kak Alen?" Anna mengetuk-ngetuk dagunya, "nggak lucu 'kan kalo setiap hari gue cemburu terus."

Seperti mendapatkan sebuah ide Anna menegakkan duduknya. "Apa gue tanya temen cowok gue aja kali, ya?" Jeda, ia berpikir sejak, "coba dulu aja deh."

Dengan segera cewek itu mencari kontak seseorang. Kemudian jari-jarinya mulai mengetik.

Annabela: p

Annabela: p.

Annabela: p.

Annabela: woyyyy.

Annabela: sok ngartis L!

Bima: paansihh nyet?

Annabela: gue mau nanya.

Bima: nanya paan?

Annabela: cwok biasanya suka cwek yg kayak gmn?

Bima: kepo lo.

Annabela: serius sat!

Bima: yang bohay lah, yang cantik, yang seksi, yang diapa-apain mau.

Annabela: astagfirullah.

Bima: tumben nyebut.

Annabela: semua cowok kayak gitu Bim tipenya?

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang