BAB 25: Permintaan bantuan.

52.5K 4.7K 257
                                    

Karena pagi tadi ia terburu-buru Anna sampai lupa sarapan, alhasil sekarang saat jam istirahat ia merasa cacing pada perutnya sudah berteriak-teriak minta diisi. Ini semua salah Alena, jika saja kakaknya itu tidak berangkat bersama Daffa pasti dia akan berangkat bersama Alena bukan malah naik angkutan umum.

Dengan langkah tergesa-gesa Anna menarik tangan teman-temannya menuju kantin, "cepetan kek, jalan lo berdua lama banget." Dumel Anna.

Ada yang pernah mengatakan bahwa orang lapar itu akan galak dan jika sudah kenyang menjadi bego. Namun tidak dengan Anna, jika lapar memang dia galak dan jika sudah kenyang maka ia akan tidur.

Ya, tertidur di dalam kelas.

"Lagian lo buru-buru banget, sih." Ujar Lisha.

"Gue tuh laper banget belum makan dari pagi. Udah gitu tadi pelajaran matematika yang menguras tenaga! Jadi gue ini laper berat." Ia berbalik menatap kedua temennya, "dan gue paling males ngantri-ngantri di kantin. Ayok buruan!"

Anna kembali menarik tangan Rosa dan Lisha, tetapi saat ia berada di lorong memasuki kantin seseorang berdiri menjulang di hadapan mereka. Jika saja orang tersebut tidak memanggil namanya sudah pasti saat ini Anna sudah memasuki kantin.

Namun cowok itu membuat langkahnya berhenti.

"Bener kan lo yang namanya Anna?" Tanya orang itu.

"Iya..." Anna mengangguk, "kenapa?"

"Gue mau ngomong sebentar, bisa?" Cowok itu berkata sambil melirik ke arah Rosa dan Lisha memberi kode bahwa ia benar-benar ingin berbicara empat mata dengan Anna.

"Oke." Anna berbalik menatap teman-temannya, "Lo berdua duluan aja ya ke kantinnya, ntar gue nyusul."

"Tadi aja lo narik-narik kita kayak orang kesetanan, sekarang aja lo ninggalin kita." Gerutu Rosa yang langsung menarik tangan Lisha meninggalkan Anna.

"Jadi lo mau ngomong apa?"

"Lo beneran Anna adeknya Alena kan?"

"Dan, lo Daffa yang lagi deketin kakak gue kan?" Tanya Anna balik.

Daffa tertawa menanggapinya.

"Gue mau minta bantuan lo." Ucapan Daffa membuat dahi Anna berkerut.

Bantuan? Sejak kapan Anna membuka layanan jasa bantuan?

"Gue mau minta tolong sama lo buat bantuin gue jadian sama Alena."

"Gue bantuin lo jadian sama kak Alen?" Anna menunjuk dirinya tidak percaya, "salah orang lo."

"Lho, apa salahnya? Kan lo adeknya Alena, gue yakin lo orang yang paling dekat sama dia." Daffa menatap Anna, "dan gue yakin lo bisa bantuin gue."

Anna menatap Daffa seperti sedang mempertimbangkan ucapan cowok itu. Membantu Daffa mendapatkan Alena? Jika ia berhasil, maka keuntungan tidak hanya berpihak pada Daffa tapi pada dirinya juga.

Jika Alena sudah bersama Daffa, maka Kenziano tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk mendapatkan kakaknya. Dengan begitu ia tidak lagi memiliki saingan.

Namun ia merasa seperti seorang pengkhianat, dia sudah lebih dulu tahu bahwa Kenziano mencintai Alena seharusnya ia membantu Kenziano bukan Daffa. Tetapi lagi-lagi hatinya enggan membantu Kenziano untuk mendapatkan Alena, ia hanya ingin Kenziano menjadi miliknya. Ia tidak mau Kenziano menjadi milik orang lain, sekali pun itu Alena ataupun cewek lain.

Biarkan untuk saat ini dirinya egois. Toh, cinta memang mengajarkan setiap orang untuk egois demi memiliki cinta itu. Terbukti dari beberapa pasangan orang di luar sana.

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang