Masih teringat jelas bagaimana rasanya ketika sebuah benda kenyal milik Kenziano menyentuh kening Anna dengan begitu lembut. Sampai saat ini pun senyum di wajah Anna tidak pernah pudar sejak di UKS tadi siang. Begini kah rasanya jatuh cinta? Membuatnya terlihat seperti orang gila.
Terkadang, seorang perempuan yang sedang jatuh cinta memang suka labil. Dalam hati sudah memantapkan bahwa ia ingin marah pada seorang lelaki, tetapi pada kenyataannya? Baru dibuat terbang sedikit saja sudah luluh. Sama seperti Anna hanya karena kecupan singkat di keningnya saja sudah membuat gadis itu melupakan rasa kesalnya.
Anna menatap luar melewati jendela kamarnya. Menikmati setiap semilir angin yang menerpa wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambutnya. Mendongak menatap langit malam yang kini berwarna kemerahan pertanda bahwa sebentar lagi awan akan menurunkan jutaan tetes air hujan.
Perasaannya begitu nyata untuk Kenziano. Begitu besar. Tidak pernah ia merasakan perasaan ini untuk seorang lelaki meskipun itu Ayahnya sendiri.
Ponsel Anna berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. Anna menoleh, menatap ponselnya yang berada diatas meja belajar, lalu cewek itu menutup jendela kamar. Meraih benda persegi panjang tersebut. Matanya berbinar saat tahu siapa yang mengirimnya pesan.
Tetangga cogan: gimana keadaan kaki lo?
Secepat kilat Anna membalas pesan Kenziano sambil tersenyum.
Annabela: masih sedikit perih dan sakit.
Tetangga cogan: jangan terlalu banyak bergerak, jangan pecicilan, jangan lari-lari. Kalo jalan pelan-pelan aja biar nggak tambah sakit. Dan kalo bisa jangan naik turun tangga.
Mulut Anna melongo membaca rentetan pesan yang Kenziano tulis. Tumben sekali cowok itu bawel biasanya tidak. Walaupun Anna tahu Kenziano memang begitu perhatian dengan orang-orang terdekatnya. Itulah salah satu yang membuat Anna jatuh kedalam pesona Kenziano.
Annabela: ya kali, gimana caranya gue makan kalo nggak boleh naik turun tangga? Terus, kalo disekolah juga gimana? Bosen kalo diem dikelas terus.
Tetangga cogan: kan bisa minta tolong temen-temen lo, Na.
Annabela: mana mau mereka.
Tetangga cogan: intinya lo nggak boleh pecicilan biar lukanya cepet sembuh!
Annabela: siap kapten!
Bahkan walaupun hanya dengan chattan bisa membuat jantungnya berdebar begitu cepatnya. Rasanya Anna ingin pergi ke kutub agar ia bisa teriak sekencang-kencangnya bahwa ia sedang baper akut. Kalau seperti ini Anna pasti bisa tidur nyenyak. Bahkan ia berdoa agar nanti didalam mimpinya ia dan Kenziano sedang menikah.
Memikirkan hal itu membuat Anna menggeplak kepalanya sendiri.
"Dasar gila." Lalu gadis itu cekikikan sendiri. Persis seperti orang gila.Karena cinta sudah membuatnya gila.
***
Hal yang paling membuat Anna kesal adalah ketika ia harus menghadapi musuh bebuyutannya. Pertengkaran selalu saja terjadi jika mereka saling bertatap muka satu sama lain. Ada saja kelakuan Bima yang membuat Anna sensi.
"Makanya jadi orang tuh punya pacar biar nggak jones." Ledek Bima dengan santainya sambil memainkan ponsel.
"Yailah, baru punya pacar aja udah sombong."
"Iya dong, harus."
"Biarin aja gue jomblo, seenggaknya gue cakep." Balas Anna menatap jengkel Bima.

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love
Novela JuvenilHighest rank #25 in teenfiction(31/08/18) Atas nama cinta ku tuliskan sebuah pengakuan hati yang tersakiti. aku kira kau mencintaiku ternyata aku keliru, kau tidak mencintaiku melainkan mencintainya. Atas nama cinta ku tuliskan sebuah harapan nan se...