BAB 39: Menyesal.

58.8K 5.9K 764
                                    

"Tidak ada hal yang bisa dikatakan saat kehilangan sudah menjelaskan."

🔥🔥🔥


Bagi seorang ibu tidak ada yang lebih menyedihkan saat mendengar bahwa anaknya berada di rumah sakit karena mengalami luka tembak. Sang ibu seakan merasakan bagaimana sakit yang diderita sang anak. Secepat itu pula Amel tiba sampai di rumah sakit.

Awalnya Amel merasa senang mendengar bahwa Bayu ingin menyelamatkan Anna, tetapi kesenangan itu bersifat sementara saat ia kembali mendapat kabar bahwa Anna dibawa ke rumah sakit karena gadis itu terkena tembakan. Bersama Alena ia menuju ke rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Amel menemukan Bayu di ruang tunggu dengan pakaian bersimbah darah.

Alena pun menenangkan Amel yang terus saja menangis sedari kabar itu sampai ke telinganya.

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sang Dokter. "Keluarga Annabela?" Pertanyaan itu membuat Amel dengan cepat maju.

"Saya Mama-nya."

"Saya ingin menyampaikan bahwa saudari Annabela kekurangan darah ... Kami ingin melakukan transfusi darah, tapi stok darah untuk golongan darah O untuk Annabela kurang. Mengingat Annabela banyak mengeluarkan darah karena tembakan itu." Jelas sang Dokter.

"Kami harus segera menemukan darah O untuk Annabela agar operasi pengangkatan peluru bisa segera dilakukan." Lanjutnya.

Amel terdiam. Jika saja golongan darah Amel O sudah pasti dia akan segera mendonorkannya untuk Anna. Namun, kenyataannya golongan darah Amel adalah A.

"Golongan darah saya A, Dok. Tapi saya akan menghubungi teman dan saudara saya untuk mencari golongan darah O."

Dokter itu mengangguk, "saya juga akan menanyakan stok golongan darah O ke pihak rumah sakit lain. Dan saya harap anda bisa segera menemukan pendonor agar operasi segera dilaksanakan dan tidak membahayakan Annabela. Kalau begitu saya permisi." Dokter pun pergi meninggalkan mereka.

Pandangan Amel tertuju pada Alena, "Alen apa golongan darah mu O?"

Alena menggeleng, "golongan darah Alena sama seperti Mama."

Saat itu pula Amel kembali meneteskan air matanya. Dengan tangan bergetar ia meraih ponselnya dan mulai menghubungi setiap kontak yang dia punya untuk menanyakan siapa yang memiliki golongan darah O dan bersedia mendonorkannya.

Namun, keberuntungan tidak berpihak padanya kali ini. Tidak ada yang memiliki golongan darah O. Perasaannya kalut, Amel takut jika anaknya itu tidak selamat.

Saat itu pula pandangan Amel tertuju pada Bayu yang juga menatapnya. Amel tahu bahwa Bayu memiliki golongan darah yang sama seperti Anna, tetapi Amel tidak ingin meminta bantuan Bayu. Dia takut Bayu menolak permintaannya lagi.

"Ma...," Alena memeluk sang Mama. Dia juga sudah menghubungi teman-temannya untuk menanyakan hal yang sama tapi hasilnya nihil, "Alen udah coba nanya temen, tapi mereka tidak ada yang memiliki golongan darah O seperti Anna."

Amel tidak kuasa menahan tangisnya. Sungguh malang nasib anaknya itu. Anak yang berusaha sekuat tenaga untuk melindunginya kini tengah berbaring sedang membutuhkan darah agar operasi bisa segera dilaksanakan.

"Aku yang akan mendonorkan darah ku untuk Rose."

Baik Alena maupun Amel menoleh menatap Bayu yang kini berdiri dan pergi meninggalkan mereka. Amel merapalkan kata terima kasih pada Tuhan yang sudah bersedia menggerakkan hati Bayu.

***

Operasi selesai dilakukan tiga jam yang lalu. Dokter mengatakan operasi itu berjalan dengan lancar dan untungnya peluru itu tidak mengenai dada kiri Anna di mana letak jantung berada. Peluru itu berhasil diangkat dari dada kanan Anna, tetapi Anna mengalami kritis.

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang