BAB 33: Terungkap (2)

50K 5.5K 328
                                    

Tubuh Anna seakan kaku. Jelas sekali keterkejutan di wajahnya. Napasnya pun tercekat. Entah, Anna tidak tahu harus bagaimana. Dia merasa sangat tidak percaya dengan apa yang ia ketahui saat ini.

Buku yang ia temukan di gudang mengantarkan keinginan tahuan nya. Semua terjawab. Siapa Bayu pun sudah ia ketahui. Namun, semua jauh dari ekspektasinya.

Anna pernah mendengar pepatah yang mengatakan "rasa ingin tahu mu sewaktu-waktu bisa membunuh mu." Kali ini benar. Rasa ingin tahunya itu seakan ingin membunuh Anna dari keterkejutan yang ia ketahui.

Ukiran kalimat yang tersusun di buku tersebut masih terngiang-ngiang di benaknya. Anna sangat tidak percaya ini. Apakah Mama-nya tahu siapa Bayu sebenarnya?

Ingin rasanya Anna menanyakan langsung kepada Amel tentang kenyataan yang telah ia ketahui, tetapi rasanya Anna tidak siap untuk menerima kenyataan. Gadis itu menggenggam buku yang berada di tangannya dengan gemetar.

Tok... Tok... Tok...

Anna tersentak kaget mendengar suara ketukan pintu.

"Non Anna, Nyonya memanggil Non untuk makan malam." Suara Bi Sri terdengar.

"Iyaa, bentar lagi Anna ke bawah." Teriak Anna.

Gadis itu menarik napas sesaat sebelum keluar dari kamar, lalu bergegas menuju ruang makan. Sesampainya di sana Anna melihat Amel sedang duduk di kursi meja makan menunggunya.

Anna jadi bingung harus bersikap seperti apa. Rasanya dia masih terkejut dengan apa yang ia ketahui serta dirinya juga ingin tahu dari mulut Amel.

Lagi, Anna menarik napas sebelum menyapa Amel. "Hai, Ma." Anna mengecup pipi Amel sesudahnya ia duduk di hadapan Mama-nya.

"Kamu ngapain aja sih di kamar? Kata Bibi seharian ini kamu di kamar aja nggak keluar-keluar." Amel mengangsurkan piring berisi nasi dan lauk pada Anna.

"Anna seharian tidur, Mah." Alibi Anna sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Dasar ya kamu! Anak perawan kok kerjaannya tidur terus."

Setelahnya mereka menyantap makan malam mereka dengan Amel yang menceritakan keluhan tentang pekerjaan nya hari ini. Berbeda dengan Amel, Anna memikirkan kata apa yang tepat untuk menanyakan Amel tentang kebenaran yang ia tahu.

Melihat anaknya yang sedari tadi hanya terdiam Amel pun bertanya, "kamu kenapa sih, dek?"

"Hah?" Anna terkejut, "emangnya aku kenapa?"

"Kamu kenapa bengong terus dari tadi?"

"Nggak. Anna nggak bengong. Perasaan Mama aja kali." Anna menggaruk kepalanya gelisah, "hmm, Mah. Anna mau nanya deh."

"Mau tanya apa?" Amel meneguk air minumnya.

Perlahan tangan Anna menyodorkan sesuatu ke arah Amel.

"Anna nemu ini di gudang pas tadi Anna nyari bola lama Anna," gadis itu berkata dengan ragu, "Anna juga udah tau isinya, Mah. Di sana ada biodata lengkap Papa. Yang mau Anna tanyain apa semua itu benar?"

Raut wajah Amel seketika berubah saat mengetahui buku yang Anna sodorkan padanya. Amel mengambil buku itu, buku yang selama ini ia sembunyikan kini telah diketahui oleh Anna.

"Papa adalah seorang mafia." Anna berkata dengan pelan sambil memperhatikan raut wajah Amel, "apa itu benar, Mah?"

Tidak ada jawaban. Anna merasa Mama-nya itu berubah menjadi tuli serta bisu. Gadis itu masih setia menunggu jawaban Amel. Namun, selama beberapa menit ia menunggu Amel tetap tidak mengeluarkan suaranya membuat Anna menghela napas kecewa.

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang