Setelah mencari Andi hampir di setiap penjuru sekolah yang pada akhirnya hasilnya pun tetap sama yaitu, nihil. Namun, kali ini keberuntungan berada di pihaknya saat dia lelah mencari Andi cowok itu sendiri yang datang ke kelasnya dan mengumumkan tentang kegiatan POP, lalu menanyakan siapa saja yang akan mengikuti acara tersebut. Dengan semangat empat puluh lima tentu saja seorang Annabela Roselani menjadi orang pertama yang mengacungkan tangan.
Dan di sinilah dia sekarang, di pinggir lapangan dengan menggunakan baju futsal yang tertera namanya di punggung. Sebenarnya SMA Nusa memiliki dua lapangan. Pertama, lapangan yang digunakan untuk upacara serta untuk olahraga dan sebagainya. Kedua, lapangan yang memang disediakan untuk futsal biasanya lapangan ini digunakan pada saat jam istirahat oleh beberapa murid laki-laki yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk bermain bola daripada menghabiskan waktu di kantin.
Selain mengikuti club futsal sekolah Anna juga mengikuti club futsal di luar sekolah. Melatih diri agar ia lebih mahir dalam menendang bola. Dia merasa jiwanya berada di bola, jika merasa dirinya sedang kesal ia melampiaskan dengan menendang bola. Dan juga bola merupakan suatu hal yang membuat dirinya dan Kenziano bisa dekat seperti saat ini. Pertemuan pertama mereka pun karena bola.
"Gimana? Udah siap buat latihan?" Pertanyaan seseorang membuat Anna mendongakkan kepala usai mengikat tali sepatu.
"Siap dong pastinya!" Seru Anna dengan senyum di wajahnya.
"Gila, semangat banget lo." Ucap Andi seraya mengambil duduk di samping Anna.
"Harus dong, ini demi kemenangan yang bakal gue raih. Berarti usahanya juga harus lebih semangat biar gue bisa menang. Iya nggak?" Anna menyenggol lengan Andi sambil terkekeh.
"Coba aja gue bisa ikut POP gue pasti bakalan semangat kayak lo gini. Sayangnya gue udah kelas dua belas jadi nggak bisa ikut-ikut kegiatan lain. Selain kegiatan persiapan ujian."
"Yailah, gitu aja pake sok sedih lo. Lagian lo tuh jadi orang maruk banget sih, lo juga udah sering menang kan setiap pertandingan kayak gini? Sekarang gantian biar adek kelas lo yang meraih kemenangan yang pernah lo raih itu." Celoteh Anna.
Ini kali pertama mereka mengobrol dengan akrab. Mereka memang saling beberapa kali mungkin sering berpapasan dan melempar senyum sesekali bahkan menyapa nama beberapa kali. Anna tahu siapa Andi. Selain karena Andi teman Kenziano ia juga sempat mendengar kabar berita bahwa Andi sering sekali mengikuti pertandingan bola. Dan juga sering membawa piala kemenangannya.
Sewaktu kali pertama Anna bergabung dengan club futsal Andi jugalah yang mementori para junior yang berniat mendaftarkan diri untuk bergabung. Andi termasuk anak yang asik, dia juga ramah pada orang lain, tidak pernah menunjukkan sifat senioritas pada adik kelasnya. Menurut Anna, Andi itu sebelas-dua belas dengan Kenziano.
"Kalo gitu gue percayain kemenangan ini sama lo."
"Waduh, dapet amanat nih gue dari senior. Gue pasti berusaha sebisa mungkin, gue nggak mau janji-janji takut nggak bisa nepatinnya. Lo do'ain gue aja." Anna meneguk air botol yang berada di sebelahnya. "Yaudah, gue mau ngumpul sama anak-anak yang lain tuh di sana." Tatapan Anna mengarah pada beberapa murid yang sedang melakukan pemanasan di tengah lapangan.
Latihan pertama ini dilakukan dengan melatih fisik. Berlari mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Melakukan berbagai macam pemanasan. Melakukan pendinginan alias melemaskan otot-otot agar tidak kaku ataupun keram.
"Oke, cukup sampai sini aja latihan pertama kita. Bapak harap kalian bisa menjaga kesehatan tubuh kalian karena pertandingan ini membutuhkan latihan yang lebih keras lagi." Ucap Pak Saeful membubarkan para murid.
"Oh iya, Anna..." Panggilan Pak Saeful membuat Anna kembali menoleh, "stamina kamu hari ini bagus banget. Bahkan sewaktu bapak lihat tadi kamu yang paling semangat dari yang lainnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/121020501-288-k431138.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Name Of Love
Ficção AdolescenteHighest rank #25 in teenfiction(31/08/18) Atas nama cinta ku tuliskan sebuah pengakuan hati yang tersakiti. aku kira kau mencintaiku ternyata aku keliru, kau tidak mencintaiku melainkan mencintainya. Atas nama cinta ku tuliskan sebuah harapan nan se...