Tersimpan secangkir rindu malam ini,
Terlampau lelah berharap bertemu dikeramaian dini,
Disaat kau tak sanggup kuraih,
Disaat tahu kau sudah melupakanku kecuali dalam ilusi diriku sendiri,Aku senang melihat intagram-mu tadi pagi,
Terbingkai senyuman, air mata mengaliri pipi,
Kau berubah lebih tampan dari imajinasi,
Selaksa rasa tersaruk-saruk ingin menemui,
Tapi sadar tak guna bertemu dikala hatimu sudah terisi,Senyumanmu masih tersimpan rapi dalam ingatan,
Membuatku berharap amnesia dikala mengulang indahnya kenangan,
Mencintai membuatku tergeser dari bahagianya kenyataan,
Disaat mimpi satu-satunya tempat bertemu denganmu seorang,Sekian kalinya pilu penuhi atma,
Aku lelah dengan jawaban 'baik-baik saja'
Dimana kau tak menghargai besarnya perasaan,
Dimana kau tiba-tiba pergi tanpa alasan,Malam ini, aku ingin membuang sedih yg penuhi lara,
Cukup sudah kau menjajah raga,
Tak peduli ego mengiris hati yang menangis darah,
Melupakanmu satu satunya cara pahit menjemput bahagia,Bulan meredup menjauhi mata,
Lenyap sudah angan indah dihembus angin malam,
Membuang cinta dikala hati mengemis meminta,
Tak peduli perihnya hati terbagi dua,
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Senja
PoésieSenja Memang Begitu, Ia sangat Hobi mengejek, Ia membuat ku menunggu dan pergi Begitu cepat, Tanpa tau arti penantian.