karena kau senjaku,
kurasa aku adalah mentarimu.
dan dia, dia adalah bulanmu.untuk mencapainya,
kau harus menenggelamkanku,
menyudahi terangku,tetapi tetap menyuruhku kembali esok hari
agar kau tetap utuh,
agar kau dapat menjemputnya.
dan ia dapat menunjukkan cahaya indahnya.kau tak pernah peduli pada aku yang telah pergi,sebab kau hanya peduli pada perjumpaanmu dengannya.
kau tak pernah peduli pada aku yang selalu
bersedia kembali meski terlukai berulang kali.
yang selalu bersedia mengalah walau kutahu
bagaimanapun aku akan tetap kalah.ini yang tak kau pahami.
datangnya ia juga menenggelamkanmu,
meredupkan cahayamu, dan menyudahi hadirmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Senja
PuisiSenja Memang Begitu, Ia sangat Hobi mengejek, Ia membuat ku menunggu dan pergi Begitu cepat, Tanpa tau arti penantian.