"Takdir tidaklah puas...
...Hanya dengan menimbulkan satu malapetaka."
-Publilius Syrus-
.
.
.
Enam lelaki itu tampak berdiri di depan meja mereka masing-masing menatap Jimin yang kini berdiri dengan beberapa berkas di tangannya.
"Tak ada bukti pelaku sepanjang tempat kejadian. Para korban semuanya berada pada usia 20-an tanpa ada ciri fisik yang sama, bahkan masa lalu korban tidak terkait satu sama lain. Kecuali mereka pernah mendatangi event yang sama pada 22 oktober 2017, sebulan sebelum penculikan pertama. Jika dilihat dari rekaman blackbox apartemen korban pertama dan CCTV di apartemen korban terakhir, bisa dikatakan bahwa pelaku memiliki kecepatan yang tinggi, kecermatan dan kecerdasan yang baik. Aku menduga, pelaku berusia 20-30 tahun. Namun jika melihat tamu pengunjung event, tamu yang terdaftar keseluruhan adalah wanita, jadi darimana pelaku tahu tentang tamu event itu?"
"Apa mereka memiliki alibi dalam acara itu?" duga Seokjin.
Jimin menggeleng pelan, "Bukan alibi. Tapi orang yang bisa bersentuhan pada event tapi tidak masuk ke dalamnya."
Namjoon menarik napas pelan, "Bisa berarti kenalan seseorang penyelenggara atau mungkin orang yang terlibat secara tidak langsung dalam acara."
"Benar."
"Lalu kira-kira siapa yang bisa tahu daftar tamu hari itu?"
"Divisi acara dan panitia inti," jawab Hoseok membuat Jimin menjentikkan jarinya membenarkan.
"Taehyung-ssi, cari daftar keluarga ataupun kenalan dari panitia inti dan divisi acara!" perintah Namjoon.
"Baiklah, tunggu sebentar!" ucapnya dengan fokus tak lepas dari komputer, "Ini dia."
Seokjin berjalan mendekati Taehyung, menatap layar monitor, "Persempit dengan usia 20-30 tahun!"
"Ne!"
"Ada tiga orang, ketiganya adalah anak dari penyelenggara acara."
Semua anggota ikut mendekat lalu menatap layar tersebut.
"Satu di antara mereka sedang berada di luar negeri, Jung Siwoo. Lalu Cho Hyun Joon, dia sekarang sedang menjalani wajib militer dan Lee Woobin, ia mengalami kecelakaan dua minggu lalu, kakinya patah. Mereka tidak cocok dengan profiler!" ujar Hoseok sambil membaca monitor dengan seksama.
"Atau mungkin ada lebih dari satu pelaku? Orang yang memiliki akses bukanlah yang melakukan penculikan," ujar Yoongi.
Jimin menyipitkan matanya terdiam berpikir keras.
Jungkook berdehem pelan, "Melihat dari kondisi lain, dimana korban tak ditemukan sampai saat ini. Kemungkinan korban disembunyikan pada tempat yang tak digunakan ataupun tak terpakai. Apa mungkin pelaku menyembunyikan mereka di gudang ataupun gedung-gedung yang tak terpakai?"
Namjoon kemudian membuka berkas kasus itu membacanya teliti, ia lalu memandang Taehyung, "Apakah ada gudang atau bahkan tempat yang agak sepi dan bisa diakses dari tempat penculikan dengan waktu yang tepat?"
Taehyung mendongak sebentar sebelum akhirnya kembali menarikan tangannya di keyboard, "Ada lima lokasi gudang yang bisa diakses, dua di antaranya tidak beroperasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Hunter ✅
Fanfiction[THRILLER-ACTION FANFICTION] They're criminal's hunters. Look out for the trail and reveal it. While the bloods and bones are scattered, when everything tries to kill you slowly. Are you ready to reveal it with them? Regard veraciouSri98 ©2018