"Orang yang melakukan suatu perbuatan...
...yang tidak dilakukan secara terang-terangan
Ia tidak berharga di hadapan dirinya."
-Thales-
.
.
.
Ia berhasil masuk ke ruangan itu, Ya Hoseok melakukannya. Dengan melukai tangannya dengan pot, menjerit hingga membuat perawat mendatanginya lalu membawanya ke ruangan yang sedari tadi ia intai. Ia memang berhasil, tapi saat ini dia dalam masalah. Sungguh dalam masalah besar, dirinya tak menyangka hal ini akan terjadi.
Tubuhnya disuntikkan cairan penenang dan saat ini ia merasa tak mampu bergerak, hanya kepala dan pandangannya yang kini terarah pada dua dokter lelaki yang sedang melakukan sesuatu pada seseorang di sampingnya. Ia tak tahu cairan seperti apa yang masuk dalam pembuluh darahnya, namun ini benar-benar kuat. Jujur saja, Hoseok merasa bodoh saat ini.
"Bagaimana bisa ada ruang operasi di rumah sakit jiwa?" ujarnya dalam hati melihat keadaan sekitar dengan alat-alat yang tak begitu asing.
Lelaki itu berdesis, berusaha keras untuk menggerakkan tubuhnya, tapi ia benar-benar kesulitan. Darah di tangannya juga tak berhenti mengalir membuatnya semakin lemas, tak ada yang mengobatinya sama sekali. Gila! Bukan pasien rumah sakit ini yang gila, tapi dokter dan perawatnya yang gila.
Sedang di waktu yang sama, anggota lain yang berada di ruangan memantau Hoseok dari kamera pengintai yang dipasang di lelaki itu. Wajah mereka berkerut, ikut tegang dengan keadaan yang terjadi di sana.
"Kenapa Jung Hoseok tak bergerak sedikit pun?" Jungkook mengernyitkan dahinya, merasa aneh karena sedari tadi yang terekam hanya cahaya dari sebuah alat yang seperti lampu operasi.
"Sepertinya tubuhnya disuntikkan cairan hingga dia tak bisa bergerak dan sekarang dia berada di ruangan operasi," Seokjin berujar sembari menatap Jimin, "Kau ingin membunuh rekanmu untuk menyelesaikan misi? Yak, perintahkan Yoongi bergerak sekarang!"
Jimin berbalik membuat pandangannya bertemu dengan Seokjin, "Misi ini untuk menyelamatkan banyak orang."
"Dengan mengorbankan rekanmu?"
"Itu adalah resikonya," ujarnya tenang membuat Seokjin berdesis kesal.
Jimin pun kembali berbalik menatap layar.
"Keadaannya memang seperti di ruang operasi, kenapa sebuah rumah sakit jiwa memiliki ruang operasi?" Namjoon menatap layar berpikir keras.
"Jantungnya sudah tak baik, hatinya juga. Ginjal dan korneanya masih bisa dijual," percakapan itu membuat kelima orang di sana semakin terkejut. Jimin menekan tombol pada earphonenya yang menghubungkan dirinya dengan Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Hunter ✅
Fanfiction[THRILLER-ACTION FANFICTION] They're criminal's hunters. Look out for the trail and reveal it. While the bloods and bones are scattered, when everything tries to kill you slowly. Are you ready to reveal it with them? Regard veraciouSri98 ©2018