3

2.5K 97 0
                                    

Tamu Tak Terduga

~Cinta tidak pernah menyerah dengan caranya menakhlukkan hati manusia. Suatu hari yang tepat, jalan yang terlihat susah untukmu akan sangat mudah kau lalui. Begitu mudahnya cinta memasuki hatimu menggantikan rasa sesal dan sebal.~

“Ummi, ada tamu..” Kata Ghani yang membukakan pintu.

Ummi bergegas menemui tamunya. Setelah berdamai dengan putri sulungnya semalam, Ummi telah menghubungi sahabat lamanya untuk melanjutkan rencana mereka.

“Assalamu’alaikum, Sal..” Ucap wanita paruh baya yang memakai kaftan berwarna navy dengan hijab abu-abu simpelnya.

“Walaikumsalam… Alhamdulillah, sudah sampai ya? Mari silahkan masuk.” Jawab Ummi ramah.

Seorang pria muda mencium tangan Ummi dan masuk ke rumah bersama kedua orang tuanya.

“Silahkan duduk. Sebentar ya, aku buatkan minum dulu..”

“Nggak usah repot-repot, Sal. Kami kan mampir sebentar…” Kata Bapak tersebut.

“Enggak kok, kalian kan datang dari jauh. Ghani, panggil kakak, suruh ke dapur ya!” Perintah Ummi.

Ghani naik ke lantai 2 menuju kamar Tsabita. Pintu kamar Bita terbuka memperlihatkan pemiliknya yang asyik mendengar lagu dari ear phone dan berjingkrak-jingkrak di ranjangnya.

“Kakak!” Panggil Ghani. Bita masih sibuk dengan musiknya menghiraukan panggilan Ghani. Merasa diacuhkan kakaknya, Ghani naik ke ranjang kakaknya dan melepas ear phone yang menempel di kepala kakaknya.

“Iihh, kenapa sih dek?!” Kesal Bita.

“Kakak budeg ya?! Disuruh bantu Ummi di dapur tuh.  Cepat bantuin, ada tamu di luar.” Meninggalkan Bita.

“Siapa sih tamunya?” Tanya Bita penasaran. Dia pergi ke dapur menyusul Ummi nya.

Tampak Ummi sedang menuang air panas di 5 cangkir teh. Ummi melihat Bita yang melamun.

“Bita, sini bantu Ummi.”

“Oh? Iya Ummi..” Jawab Bita kaget.

“Ambilkan kue di rak atas, tadi Ummi sempat buat bolu. Kamu iris-iris terus taruh di piring ya.” Titah Ummi.

“Tumben Mi buat bolu. Siapa sih tamunya? Tamu penting?” Tanya Bita.

“Penting. Sudah siapkan bolunya dan bawa ke ruang tamu.” Jawab Ummi.

Bita berjalan beriringan dengan Ummi nya. Ia membawa nampan besar berisi 5 cangkir teh dan 1 piring penuh bolu kukus. Entah apa yang terjadi, Ummi sampai mau repot membuatkan bolu padahal tiap minggu Ummi nya ada kajian rutin pagi dan tidak mungkin sempat membuat kue. Ummi kok absen kajian ya? Penting banget apa tamunya sampai Ummi nggak ikut kajian pagi?

“Maaf ya Rahman, Vanty, lama menunggu…” kata Ummi memulai pembicaraan.

“Kamu nggak perlu siapkan apa-apa, Salma. Kami cuma silaturahmi sebentar kok.” Jawab Pak Rahman.

“Ini anak kamu Sal? Cantik ya.” Puji Bu Vanty.

“Oh ya, ini Bita. Bita, ini Om Rahman dan Tante Vanty, sahabat Ummi dari Kalimantan. Kalau anak ganteng itu namanya Satria.” Kata Ummi menunjuk pemuda itu.

“Bita om, tante.” Kata Bita mencium tangan Tante Vanty.

“Silahkan dicicipi dulu bolunya. Itu buat sendiri loh Van, Man.” Tawar Ummi.

“Bita yang buat bolunya? Wah, pintar memasak ya!” Ungkap Bu Vanty kagum.

“Ah, bukan. Aku sendiri yang buat. Bita mah nggak bisa masak, masak telur aja gosong. Dia paling pandai kalau disuruh rebus air. Haha..” Tawa Ummi pecah.

BITARIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang