22

2.1K 88 6
                                    

Jangan Lagi

Jika terjadi lagi, aku yang remuk, aku yang patah, aku yang retak. Jika terlepas lagi, aku yang berdarah, aku yang perih. Jangan lagi.

Matahari Jogja bersinar terang, menelisik tirai yang terlapisi gorden di hotel. Bita sudah bangun sebelum subuh tadi. Kebiasaannya ini timbul setelah ia mencoba menjadi ibu rumah tangga yang setiap pagi harus sudah siap dengan hidangan sarapannya.

"Pagi ini enaknya kemana ya?" Tanya Bita pada dirinya sendiri. Ah, dia lupa berkaca. Lihatlah mata sembab yang menampakkan kantung-kantung tebal dan hidung yang tak bisa menghirup oksigen dengan lancar.

 Lihatlah mata sembab yang menampakkan kantung-kantung tebal dan hidung yang tak bisa menghirup oksigen dengan lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih, kayak monster. Baiklah, kita beri sedikit sihir dengan make up andalan untuk menyegarkan tampilan kembali." Katanya sembari memulas beberapa krim dan bedak di wajahnya.

Nada dering Guide Me All The Way terdengar indah dari ponsel milik Bita.

"Siapa nih pagi-pagi sudah telfon." Dia merapikan hijabnya dan mengecek si penelfon. Ummi.

"Assalamu'alaikum Ummi," Salam Bita.

"Wa'alaikumussalam, Kak. Gimana kabar Kakak?" Tanya Ummi.

"Alhamdulillah, sehat Ummi. Ummi, Ghani dan Nita sehat juga kan?" Tanya Bita.

"Iya. Oh ya, kata Vanty kalian sedang di Melbourne ya?" Tanya Ummi. Duh jawab apa ya, bohong-enggak-bohong-enggak-bohong saja dulu.

"Iya. Memangnya kenapa, Mi? Ummi mau dibelikan oleh-oleh apa?" Tanya Bita. Yah, semoga nggak minta apa-apa. Orang ini perginya ke Jogja bukan Melbourne.

"Nggak usah, Ummi cuma mau oleh-oleh cucu, hehehe." Canda Ummi.

"Ih Ummi, kok ngeledek." Kata Bita.

"Mana nih mantunya Ummi yang paling ganteng? Ummi mau ngobrol juga." Kata Ummi. Eh, gimana ya? Pakai alasan apa nih supaya nggak ketahuan.

"Oh, Satria tadi masih ambilin Bita sarapan di bawah, Mi. Nanti Bita salamin deh." Jawab Bita berkelit.

"Kakak, jangan dibiasakan seperti itu. Dia kan suami kamu, dia yang seharusnya dilayani. Jangan manja-manja. Mantu Ummi memang sabar, tapi putri Ummi nggak boleh semena-mena ya!" Omel Ummi.

"Iya, Bita nggak akan mengulanginya lagi, janji."

"Kalau begitu, Ummi tutup telfonnya ya, assalamu'alaikum." Pungkas Ummi.

"Wa'alaikumussalam." Fiuh, untung nggak ketahuan.

Setelah membereskan kamar tidur, Bita bersiap pergi dengan membawa tas kecil berbentuk bunga matahari dan dress ombre ke pantai bersama sahabat lamanya. Desi dan Emi.

Kalian sudah siap?

Sudah (Emi)

Sudah siap Bu Dosen 😊 (Desi)

BITARIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang