***
Zeera menatap kotak makan berisi nasi goreng. Tadi saat pulang sekolah Reyno memberikan makanan ini padanya.
"Kata Zefran, dia minta maaf."
Kata kata Reyno masih terus terngiang di kepalanya. Cewe itu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa single di kamarnya.
"Kenapa semuanya serumit ini sih? Lo juga Zef! Kenapa masih deketin gue sih? Gue itu lagi mencoba move on dari lo." Zeera memukul mukul sofa coklat itu.
Karena lapar, Zeera memutuskan untuk turun dan pergi ke dapur. Gadis itu mencari sesuatu yang bisa dimakan, tapi nihil. Nasi pun tidak ada. Zeera mengingat perkatan Bi Isur saat dirinya baru saja masuk rumah.
"Neng maafin bibi ya, bibi belum masak apa apa. Sekarang bibi mau ke pasar dulu, habis itu baru masak. Bahan bahannya abis banget neng."
Zeera memengang perutnya yang keroncongan. Kalau saja tadi saat istirahat kedua Zeera tidak menangis, pasti ia tidak akan makan dan tidak akan selapar ini.
Dengan langkah gontai Zeera kembali ke kamarnya. Setelah masuk ke kamar, Zeera menatap kotak makan yang belum ia buka sama sekali. Dengan terpaksanya Zeera membuka kotak itu, dan ia langsung bisa mencium harumnya nasi goreng itu.
Zeera langsung mengambil sendok yang sangat kebetulan ada di atas meja belajarnya, dan langsung menyuapkan nasi itu. Enak, nasi goreng ini enak sekali. Entah karena perutnya yang lapar atau memang rasanya enak. Saat tengah menikmati nasi gorengnya, ponsel Zeera berbunyi, gadis itu sengaja tidak men silent ponselnya tadi.
Zeera langsung menahan nafas saat melihat siapa pengirim pesan via line itu.
From: Zefrann
Udah dimakan belum nasi gorengnya?Setelah membacanya, Zeera menggigit bibir bawahnya kuat. Jari tangannya ingin sekali membalas pesan singat itu. Tapi, disisi lain Zeera sedang berusaha tidak perduli dan cuek pada Zefran.
Akhirnya Zeera hanya me-read saja pesan itu. Ia kembali melanjutkan makannya yang tinggal setengah itu. Tapi lagi lagi ponselnya berdering, kali ini deringannya panjang, menandakan kalau itu sebuah telepon masuk.
Tanpa melihat sipenelpon, Zeera langsung mengangkat teleponnya.
"Hawo?" Zeera berbicara tidak jelas karena dimulutnya masih ada banyak nasi.
"Halo. Lagi makan ya?"
Zeera mematung setelah mendengar suara itu. Gadis itu menjauhkan ponselnya dan melihat siapa si penelpon, ternyata Zefran.
Kenapa gak gue liat dulu sih siapa yang nelpon? Hih! Batin Zeera kesal.
"Hm." Zeera akhirnya menjawab.
Setelah itu Zeera mendengar kekehan dari sebrang sana. "Lagi makan apa Ra?"
"Nasi."
"Nasi goreng dari gue kan?"
Dengan terpaksa Zeera berbohong. "Bukan, geer lo."
"Awas loh kalo boong."
Zeera memutar matanya malas. "Kenapa emang kalau gue boong?"
"Kalau lo bohong, lo bakal gue cium."
"Dasar mesum!"
Kali ini terdengar suara orang tertawa dengan kerasnya. "Bercanda Ra, serius amat. Jangan jangan lo beneran pengen gue cium ya?"
Zeera langsung memegang pipinya yang memanas. "Gak!" Untung saja ini pembicaraan di telepon, jadi Zefran tidak bisa melihat pipi Zeera yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My TOMBOYISH Girlfriend [END]
Jugendliteratur[CERITA LENGKAP] MOHON MAAF MASIH AMATIRAN DAN BANYAK TYPO. OHIYA, SEDANG MASA REVISI YA!!! ----- "Lo Zeera?" "Iya." "Nama gue Zefran. Lo udah tau siapa gue disekolah kan? Lo mau gak jadi pacar gue?" "Bo-boleh." "Oke berarti mulai sekarang kita paca...