Tiga Puluh (FAKTA)

2.8K 125 0
                                    

Gak kerasa udah part ke tiga puluh, hehe. Semoga makin enjoy dan suka!

Happy Reading:)

***

"Cepat atau lambat Zeera bakal tau dan minta penjelasan sama lo."

Zefran menghela nafasnya. "Gue takut Zeera gabisa ngerti dan akhirnya marah."

"Kalau lo gak mau jelasin, gue gak bakal biarin lo deketin sahabat gue lagi!"

"Iya Rey, gue akan jelasin secepatnya sama Zeera."

Perbincangannya saat disekolah tadi siang dengan Reyno membuat Zefran diam. Sampai sekarang pun Zefran masih diam, padahal dari tadi Zeera terus mengajaknya berbicara.

"Zef, lo mau langsung balik atau ikut anterin gue pulang?"

Zefran menoleh pada gadis yang tengah berjalan disebelahnya. Mereka tengah berjalan menuju suatu ruangan untuk melepas infus Zeera.

"Gue langsung pulang aja Ra, maaf ya."

Zeera tersenyum. "Gapapa kok, masih ada Bunda sama Nonon."

Setelah itu Zefran berpamitan pada Dian dan Reyno untuk pulang. Di perjalanan Zefran mencoba untuk tetap fokus pada jalan raya, namun seringkali Zefran hampir saja menabrak atau menyenggol kendaraan lain. Seperti sekarang ini.

"Mas bisa nyetir gak sih?" Omel ibu ibu yang mengendarai motor. Zefran hanya tersenyum dan minta maaf.

Zeera, gadis itu benar benar sudah masuk dan memerangkap hati Zefran. Zefran merasa bersalah pada Zeera. Seharusnya ia berada disisi Zeera, mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya. Tapi karena ia masih bingung untuk menjelaskan perginya ia pada pesta itu, maka dari itu Zefran memilih pulang dan memikirkan cara yang tepat untuk menjelaskannya pada Zeera.

Sesampainya dirumah, Zefran melihat kedua orang tuanya tengah duduk diruang keluarga, sepertinya membicarakan hal yang serius.

"Kita harus kasih tau secepatnya, mas. Sebelum Zefran tau sendiri." Ucap Erris menatap serius pada Rully.

"Kasih tau apa ma?" Zefran muncul lalu duduk diantara kedua orang tuanya. Sejenak Zefran merasa Erris dan Rully tertegun.

Erris tersenyum menatap Zefran. "Bukan apa apa. Urusan Bella, dia setuju untuk tidak dijodohkan dengan kamu."

Zefran menyernyit sebentar. Ia merasa topik ini teralihkan, terasa tidak nyambung.

"Oh gitu."

"Zefran, kenapa kamu baru pulang nak? Ini udah maghrib loh."

"Ke rumah sakit buat jenguk Zeera ma."

Erris lagi lagi tersenyum. "Oke kalo gitu kamu mandi, shalat terus turun ya. Kita makan malem bareng."

***

"Bun, Zeera berangkat sekolah dulu, Assalamu'alaikum!" Zeera mencium punggung tangan Dian. Setelah itu ia melenggang keluar rumah dengan semangat.

Baru saja membuka gerbang rumahnya, Zeera berjengit kaget. Pasalnya, sudah ada lelaki yang bertengger diatas motornya ninjanya.

"Astaghfirullah Zefran! Bikin gue kaget tau ga?"

Zefran tersenyum. "Maaf, kan biar surprise. Ayo Ra, cepet naik."

Akhirnya Zeera berangkat sekolah bersama Zefran.

"Zef, kemaren kenapa lo jadi dingin sih?" Tanya Zeera saat keduanya berjalan bersisian menyusuri koridor kelas 10. Suasana sekolah memang masih lenggang, jadi keduanya mengobrol dengan bebas.

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang