Dua Puluh Sembilan (DIAM)

2.7K 110 0
                                    

Happy reading:)

***

Zeera membuka matanya perlahan. Hal yang pertama ia rasakan adalah kepalanya yang pusing dan tangannya serasa ditindih sesuatu. Cewe itu melihat kesekelilingnya, serba putih. Dan ia juga melihat Zefran yang menggenggam tangannya dengan kepala ditidurkan diranjang.

Pantas saja Zeera merasa tangannya berat tadi. Gadis itu juga melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari.

Apa Zefran tidur? Batin Zeera. Ia mencoba melepaskan tautan tangan itu agar tidur Zefran lebih nyaman. Tapi ternyata gerakannya membuat Zefran bangun dari tidurnya.

Zefran mengangkat kepalanya lalu tersenyum kala menyadari Zeera sudah sadar. "Hai.."

Zeera menyernyit. "Lo mimpi apa Zef? Ko tiba tiba hai?"

"Maafin gue Ra."

"Maaf?"

Zefran tersenyum. "Mending lo sekarang makan dulu." Setelah membantu Zeera untuk duduk dan bersandar dikepala ranjang, Zefran mengambil nampan berisi sepiring bubur dengan tempe dan semangkuk kecil sayur soup.

"Makanannya sampe dingin gara gara lo lama sadarnya tau." Zefran menyuapkan sesendok bubur tadi. Dan Zeera hanya menyambut bubur itu dengan pasrah. Tadinya ia akan menolak disuapi Zefran, tapi kepalanya yang masih pusing membuatnya mengalah.

"Makan yang banyak biar muka lo makin cantik."

"Ih apa hubungannya?" Zeera cemberut. Berarti sekarang ia jelek?

"Muka lo pucet, Ra. Makanya makanan ini harus habis."

"Kalau gue gendut gimana?" Zeera membuka mulutnya kembali.

Zefran tertawa kecil. "Gapapa mending lo gendut sekalian asalkan sehat." Lalu Zefran menyuapi Zeera dengan perlahan. "Lagian ya mana bisa lo gendut? Badan lo kan kek lidi."

Zeera langsung menggigit ujung sendok yang masih berada didalam mulutnya. Lalu Zeera langsung mengambil bubur itu penuh penuh dan memasukkan nya pada mulut Zefran.

"Makan tu lidi!"

"Iwni moh bobor bokkan lodo Roo." Ucap Zefran dengan susah payah karena mulutnya penuh dengan bubur. Cowo itu menggigit sedikit tempe karena bubur tadi rasanya sangat hambar.

Hening beberapa saat. Sampai akhirnya Zefran menoel tangan Zeera. "Ra.."

Zeera masih diam tanpa mau menatap wajah Zefran. "Ra.. ih makannya belum abis."

"Makan aja sama lo biar lo kaya raksasa."

Zefran diam diam tersenyum. Kenapa omongan Zeera jadi ngawur kalau lagi marah begini?

"Marah ni ceritanya?"

"Pake nanya lagi!" Zeera melotot pada Zefran.

"Yaudah maaf deh maaf."

Zeera malah tiduran kembali dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Yah, marah beneran ini mah." Zefran menaruh nampan berisi makanan tadi diatas nakas. Cowo itu mengguncang guncang tubuh Zeera. "Ra.. ih Ra.."

Zeera sedikit menyibakkan selimutnya. "Ih apaan si!"

"Makannya dilanjutin ya?"

"Dibilangin buat lo aja biar jadi raksasa!"

Zefran lagi lagi tersenyum, membuat Zeera yang menatapnya merasa heran.

"Kenapa senyum senyum?!"

"Lo tambah cantik Ra kalo marah gini, marah terus aja Ra." Zefran menopang dagunya dengan tangan kanan untuk memerhatikan Zeera lekat lekat.

Blush.

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang