Tiga Puluh Sembilan (PENJELASAN)

3.2K 124 4
                                    

***

Reyno memberhentikan mobilnya didepan alfamart. Ia lalu melihat jam ditangannya.

"Universitasnya bukannya masih didepan? Kenapa lo berenti disini?"

"Sebentar."

Suasana jalan saat ini ramai sekali oleh mahasiswa/i yang berlalu lalang. Beberapa saat kemudian Reyno membuka kaca mobilnya dan memanggil seorang wanita.

"Eh kak Rey! Ada apa?"

"Ini Ghe, Zeera udah keluar kelas belom ya?"

Gina menganggukkan kepalanya. "Udah kak, tadi aku liat dia beli es teh poci."

Setelah Reyno berterimakasih, Gina melanjutkan jalannya yang sempat tersendat tadi.

"Siapa?" Tanya Zefran.

"Ghea, temen Zeera, sekaligus tetangga gue." Reyno menekan tombol yang membuat semua pintu mobil unlock. "Gue anter sampe sini, lo keluar cari Zeera sendiri. Harus usaha. Gue doain berhasil. Koper sama semua barang bawaan lo taro dirumah gue aja dulu."

Zefran merasa sikap Reyno agak dingin setelah mengetahui kenyataannya. Tapi, tetap saja Zefran mengucapkan terimakasih lalu keluar mobil.

Zefran menelusuri trotoar sambil celingak celinguk mencari Zeera. Cowok itu sangat menjadi pusat perhatian, kulitnya yang putih pucat, ditambah terpapar sinar matahari yang tengah terik, membuat Zefran seperti bule nyasar. Banyak cewe yang melirik dan berbisik bisik, tapi Zefran acuh.

Sudah sepuluh menit Zefran muter muter, dan Zeera belum ia temui. Zefran menghela nafasnya agak pasrah. Apa Zeera sudah pulang?

Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya.

"Excuse me, can I help you?"

Zefran melihat cowok berkaca mata tengah menatapnya ramah.

"Eh, saya orang Indo kok."

"Oh sorry! Saya kira bule. Ada yang bisa dibantu mas? Saya perhatikan dari tadi celingak celinguk, lagi cari orang?"

Zefran mengangguk. "Iya, lagi cari orang. Apa lo kenal sama yang namanya Zeera?"

"Zeera? Anak ekonomi bukan?"

"Ya! Lo liat dia gak?"

Cowok itu membenarkan kacamatanya yang melorot. "Barusan lewat, dia jalan kesana sama temen temennya."

"Makasih bro. Btw nama lo siapa?"

"Ferdi."

"Oke Fer, makasi infonya. Gue cabut dulu." Zefran menepuk bahu Ferdi lalu berjalan menuju arah yang ditunjuk Ferdi.

Zefran agak berlari menelusuri jalan yang masih agak ramai ini. Sampai akhirnya ia melihat tiga orang cewe yang tengah berjalan bersisian.

Beberapa saat kemudian dua diantara tiga cewe itu memisahkan diri dan meninggalkan seorang cewe berambut sebahu.

Zefran sangat tahu, bahkan hafal kalau cewe yang sekarang berdiri didepannya itu adalah Zeera.

Sekarang, rasanya Zefran ingin memeluk gadis itu, menumpahkan rasa rindu yang teramat. Zefran menghela nafasnya, kemudian berjalan lebih cepat.

"Ra."

Zefran melihat tubuh gadis itu menegang saat mendengar suara bariton yang dikeluarkannya.

"Zeera."

Dengan perlahan Zeera membalikkan badannya. Mata indah gadis itu membulat saat menyadari kalau dihadapannya adalah Zefran. Gadis itu melangkahkan kakinya mundur saat Zefran mulai mendekat. Dan saat Zefran ingin meraih tangan Zeera, gadis itu berbalik badan lagi dan berlari menjauh.

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang